Rabu, 27 Agustus 2008

Dianggap Bandel, Tiga Guru Hajar Siswanya

Rabu, 06/08/2008 12:32 WIB
Dianggap Bandel, Tiga Guru Hajar Siswanya
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Dianggap bandel, susah diatur dan hiperaktif, seorang siswa kelas II Sekolah Unit Terpadu (SUT) Lumajang bernama Fendi Gunawan (9) dihajar tiga gurunya.

Akibatnya, selain mengalami luka memar di tangan bagian kiri dan tidak bisa digerakkan, Fendi pun trauma dan enggan bersekolah lagi. Dari pengakuan Fendi yang ditemui di rumahnyamengaku dalam sehari dirinya dipukul dan dicubit tiga gurunya, Senin (4/8/2008).

Tiga guru itu yakni guru mata pelajaran Bahasa Indonesia Bu Yani, guru mata pelajaran Bahasa Inggris Heru dan guru mata pelajaran IPS bernama Eko.

"Saat itu pas upacara bendera. Saya bercanda dengan teman. Oleh Bu Yani saya dicubit Tapi teman-teman saya tidak diapa-apain," kata Fendi kepada wartawan di rumahnya Jalan Cut Mutia No 201 Kelurahan Jogotrunan, Lumajang, Rabu (6/8/2008).

Usai upacara bendera, kata dia, dirinya kembali mendapat hukuman dengan berdiri di depan kelas dari guru mata pelajaran IPS yakni Pak Eko.

"Setelah berganti pelajaran, saya dipukul oleh Pak Heru dengan penggaris," kenang Fandi yang saat itu ditemani ibunya, Maimunah (41).

Usai dipukul itulah, tangan kirinya memar dan tak bisa digerakkan. Rencananya orangtua korban akan melaporkan kekerasan yang menimpa anaknya ke polisi.

"Pokoknya apa yang menimpa Fendi, saya tidak terima. Saya akan lapor polisi, jika kondisi psikologis anak saya sudan normal," tegas Maimunah.

Sementara Kepala sekolah SD SUT Dra Sri Wilujeng saat dikonfirmasi wartawan menyangkal jika ketiga guru yang dituduhkan oleh Fendi melakukan tindakan kekerasan. Bahkan dia mengaku ketiga guru tidak melakukan pemukulan sama sekali.

"Kalau Fendi sendiri memang anaknya sangat hiperaktif dan sulit diatur. Jadi murid itu memang mendapat perhatian lebih dari dewan guru," kata Sri Wilujeng saat di Kantor Pusat SUT Lumajang Jalan HOSCokroaminoto.(fat/fat)

14 Ribu Kartu BLT Diblokir Kantor Pos

Rabu, 06/08/2008 13:40 WIB
14 Ribu Kartu BLT Diblokir Kantor Pos
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Sekitar 14 ribu kartu BLT tahap pertama diblokir Kantor Pos Lumajang. Hal ini didasarkan hasil temuan dari pihak kantor pos setelah dilakukan verifikasi ulang penerima penganti dana BLT.

"Tim berhasil temukan penerima BLT banyak yang mampu. Bahkan ada penerima penggantinya malah atas nama kepala dusun dan perangkatnya," ungkap Heny Setyo Nusanto, Ketua Tim Penyaluran BLT kantor Pos di kantornya, Rabu (6/8/2008).

Menurut Heny, kesalahan pengganti penerima BLT yang masuk PSE 2005, bagi penerima BLT yang meninggal dan pindah tempat tinggalnya bisa diganti. Namun yang terjadi di lapangan, banyak kartu BLT yang menerima ahli waris ternyata kehidupan anaknya sudah mampu.

"Bahkan ada penerima yang pindah diganti keluarga dari perangkat desa," kata Heny.

Menurut kepala Kantor Pos Lumajang Drs Iskandar bahwa penyaluran BLT tahap kedua direncanakan bulan Agustus ini oleh Pemkab Lumajang terpaksa ditunda. Sebab masih banyak verifikasi ulang penerima baru dana BLT tahap kedua.

"Jadi warga yang sudah terdata pada tahap pertama tidak menerima dana BLT. Dan pembagian tahap kedua akan menerima penuh sebanyak 700 ribu," ungkap Iskandar.

Dari 85.285 penerima BLT yang mengacu PSE 2005, Pada pemabgian Tahap pertama hanya 71.862 yang berhak menerima. "14 ribu lebih kartu BLT tahap pertama terpaksa kami harus blokir," kata Iskandar.

Iskandar menjelaskan, penyaluran dana BLT tahap kedua oleh Kantor Pos akan dilaksanakan pada Bulan September bertepatan bulan puasa. "Kami sudah koordinasi dengan Pemkab Lumajang," kata pria berkacamata itu.(fat/fat)

Truk Terguling, Muatan Mie Instan Jadi Rebutan Warga

Senin, 11/08/2008 12:58 WIB
Truk Terguling, Muatan Mie Instan Jadi Rebutan Warga
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Truk bermuatan mie instan terguling di Jalan Jatiroto Desa Sukosari Kecamatan Kecamatan Jatiroto, Senin (11/8/2008) dini hari. Akibatnya, muatan truk yang berceceran di jalan menjadi rebutan warga.

Truk bernopol P 7291 GU naas yang dikemudikan oleh Nawawi itu terguling setelah sebelumnya diserempet oleh truk lain saat akan menyalip kendaraan miliknya.

"Ada truk dari belakang akan menyalip, namun dari arah berlawanan ada mobil lain, sehingga truk saya kena serempet," kata Nawawi, sopir truk naas saat ditemui wartawan di lokasi kejadian.

Menurut Nawawi, akibat benturan yang keras dari samping itu, dirinya tidak bisa mengendalikan setir. Agar tidak terjadi tabrakan beruntun, Nawawi mencoba membanting setir ke kiri. Sayangnya truk yang disopirinya malah terjun ke sungai sebelah jalan raya.

"Mie yang ada di truk tumpah semua ke jalan ketika truk terguling," ujar Nawawi.

Suladi warga Desa Sukosari yang mengetahui peristiwa itu menuturkan, sehabis subuh dirinya mendengar suara rem mobil diserta bunyi benturan. Setelah keluar rumah, dia melihat truk terguling, dan mie tercecer di jalan.

"Saya langsung menuju ke truk untuk menolong sopirnya," jelas Suladi.

Sementara, warga yang mengetahu kejadian itu kemudian berhamburan menuju truk yang terguling. Bukanya menolong, warga malah memunguti mie yang tercecer di jalanana. "Mie yang rusak biar diambil warga, waktu itu saya tidak bisa mengamankan karena panik," ungkap Nawawi.(bdh/bdh)

Napi di LP Lumajang Dapat Remisi

Rabu, 13/08/2008 14:04 WIB
Napi di LP Lumajang Dapat Remisi
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Sebanyak 16 narapidana LP Klas 2 B Lumajang bisa menikmati udara bebas pada 17 Agustus 2008. Remisi ini terkait pengajuan dan permintaan remisi 139 narapidana dari LP Lumajang ke Depkum HAM.

Menurut Kasi Pembinaan Anak Didik LP Drs Martono bahwa narapidana yang mendapat remisi dari pemerintah saat HUT RI harus menjalani masa tahanan lebih dari 6 bulan. Setelah menjalani masa tahanan tersebut, mereka boleh mengajukan remisi.

"Rata-rata napi di Lumajang mendapat remisi, 1 hingga 5 bulan lamanya," ungkap Martono kepada wartawan di LP, Rabu (13/8/2008).

Selain itu, kata dia, narapidana yang mendapat remisi tidak melanggar aturan yang diterapkan saat di LP Lumajang. Dan napi yang bebas kebanyakan aktif dalam kegiatan yang ada di LP.

Martono menambahkan, saat ini LP Lumajang yang berkapasitas 196 narapidana, di isi sebanyak 362 orang tahanan. "Banyaknya tahanan di LP ini, karena banyak tahanan titipan dari kepolisian dan kejaksaan," tambahnya.

Napi yang akan dibebaskan ini, tambah dia, akan diberi remisi atau bebas usai melakukan upacara HUT RI di LP Lumajang. Sementara pihak keluarga narapidana, jelas Martono akan diberitahu tentang pembebasan tersebut.(fat/fat)

Pembangunan Tower Telkomsel di Lumajang Didemo Warga

Kamis, 14/08/2008 13:05 WIB
Pembangunan Tower
Telkomsel di Lumajang Didemo Warga
Harry Purwanto - detikSurabaya


Lumajang - Puluhan warga Lumajang berunjuk rasa menolak pembangunan tower Based Tranceiver Stasion (BTS) milik Telkomsel. Unjuk rasa ini dilakukan karena warga merasa tidak diberi sosialisasi.

"Ijin dari warga sekitar belum selesai, tower kok dibangun. Saya saja belum tanda tangan," kata Seniri, warga yang rumahnya berjarak 20 meter dari Tower, pada detiksurabaya.com, Kamis (14/8/2008).

Dalam aksinya ini, warga membawa berbagai poster bertuliskan, "KPT dan Kades sengkongkol Perizinan Tower". Bahkan beberapa pendemo juga membawa anak-anak, sebagai bentuk protes kalau gelombang sinyal yang dipancarkan tTower bisa merusak otak.

Menurut Seniri, warga diminta tanda tangan saat suami merela tidak berada di rumah oleh pemilik lahan yang digunakan sebagai pembangunan Tower. "Malah yang diminta tanda tangan jauh dari radius ketinggian tower," ungkap Seniri.

Saniri menambahkan, sebagian warga yang tinggal di dekat tower juga ditakut-takuti oleh petugas Kantor Pelayan terpadu (KPT) Lumajang bernama Nanang, yang akan mendatangkan preman jika warga menghambat pembangunan tower.

"Kami sungguh menyesal saat ketemu KPT untuk menjembata.i permasalah, malah di takut-takuti. Pokonya pembangunan tower harus dihentikan ," tambah Seniri.

Dari pengamatan detiksurabaya.com, lokasi tower Telkomsel ini dibangun di lahan milik H Mahmud Suni, warga Desa Dawuhan Wetan. Pembahgunan tower itu saat ini masih sebatas pada pembuatan pondasi.(bdh/bdh)

Peserta Upacara HUT RI di Puncak Semeru Dibatasi

Kamis, 14/08/2008 14:06 WIB
Peserta Upacara HUT RI di Puncak Semeru Dibatasi
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Upacara peringatan HUT RI ke-36 di Puncak Mahameru dibatasi hanya untuk 600 orang pendaki. Pembatasan ini dikarena pada bulan Mei kemarin Gunung Semeru berstatus Siaga.

"Keputusan ini setelah ada rapat dari TNBTS, SAR, Bangkesbangpol serta Dinas Perhutani di Senduro," kata Wisu Wasono Adi kepala Satlak PB Lumajang, di kantornya, Kamis (14/8/2008).

Menurut Wisu, untuk pendakian ke Puncak Mahameru pada saat upacara 17 Agustus nanti, Satlak PB Lumajang akan mengerahkan 16 tim SAR untuk mendampingi para pendaki.

"Jadi jika nantinya ada kecelakaan bagi pendaki, Tim SAR siap membantu dengan cepat," ungkap Wisu.

Wisu juga menghimbau para pendaki untuk melapor saat akan mendaki ke Gunung Semeru. Hal ini dilakukan untuk mengetahui jumlah pendaki yang datang. "Pokonya bagi pendaki harap mempersiapkan segala sesuatunya," jelas wisu.

Seperti tahun-tahun sebelum, Puncak Mahameru pada tanggal 17 Agustus besok akan dipenuhi oleh para pendaki dari berbagai Indonesia. Mereka akan memperingati detik-detik Proklamasi dari puncak gunung tertinggi di Pulau Jawa.(bdh/bdh)

Berharap Hujan, Warga Lumajang Gelar Kerapan Sapi

Sabtu, 16/08/2008 14:21 WIB
Berharap Hujan, Warga Lumajang Gelar Kerapan Sapi
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Hujan yang tak kunjung turun selama 2 bulan, warga Kecamatan Ranuyoso, Lumajang menggelar kerapan sapi. Sebanyak 150 pasang sapi dari Kabupaten Probolinggo, Lumajang dan Jember pun ikut serta dalam tradisi yang digelar tiap tahun itu.

Kerapan sapi itu sendiri digelar di lahan kering yang dianggap jarang sekali ditanami. Ini menyimbolkan bahwa daerah tersebut sedang dilanda kekeringan.

"Jika hujan tidak pernah datang selama 2 bulan berturut-turut, kami harus mengelar kerapan sapi," kata Muksin Ketua Penyelenggara Kerapan Sapi ditemui detiksurabaya.com di lokasi, Sabtu (16/8/2008).

Berbeda dengan kerapan sapi di Madura, acara ini tidak ada pakem perlengkapan hiasan sapi. Hal ini sebagai bentuk sengsaranya masyarakat saat hujan tak lagi turun.

Sementara dari pantauan detiksurabaya.com, warga yang hadir di arena kerapan sapi membawa nasi jagung, ikan asin dan sambal kering. Seluruh anggota keluarga turut hadir dalam arena itu sebagai bentuk rasa keprihatinan.

Menurut Muksin, agar pemilik sapi kerapan datang, pihak kepala desa memberikan hadiah untuk pemenang. Hadiah berupa sapi kerapan dan beberapa hadiah menarik. "Sesungguhnya hadiah sebagai penarik, sapi kerapan yang datang dari luar kota," kata Muksin.

Sedangkan salah satu warga Desa Ranuyoso, Suto menuturkan selama 2 bulan lahan pertaniannya tidak bisa ditanami apapun, karena air hujan tak juga turun. "Kami juga kesulitan air bersih," kata Suto.(fat/fat)

Terjadi Badai, Pengibaran Bendera di Puncak Mahameru Gagal

Selasa, 19/08/2008 18:10 WIB
Terjadi Badai, Pengibaran Bendera di Puncak Mahameru Gagal
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Pengibaran bendera dalam rangka memperingati HUT RI ke-63 di puncak Gunung Semeru 17 Agustus lalu gagal dilakukan. Pasalnya badai ganas tengah terjadi di Puncak Mahameru.

Untuk menghindari bahaya dan jatuhnya banyak korban jiwa, tim SAR mengintruksikan agar pengibaran bendera dilakukan di Ranu Kumbolo. Pendaki hanya mengibarkan bendera merah putih dengan tongkat yang dipasang di tengah lapangan.

Rencana pengibaran bendera di Puncak Mahameru saat itu diikuti sekitar 400 pendaki. Namun pendakian ke puncak yang melelahkan itu akhirnya sia-sia.

"Sejak pukul 3 dini hari di Puncak Mahameru ada badai yang disertai pasir material pijar vukanik," ungkap Sugiono, Ketua SAR Lumajang kepada detiksurabaya.com, Selasa (19/8/2008) di kantornya.

Sugiono yang saat itu turut serta dalam pendakian mengaku, para pendaki yang baru sampai di Puncak Jonggring Saloko cepat-cepat akan melakukan pengibaran bendera merah putih. Sehinga para pendaki mengibarakan bendera dengan ala kadarnya.

"Pendaki hanya sekitar lima menit mengibar bendera dengan tangan. Kami mengintruksikan pendaki untuk menuruni Puncak Mahameru, serta di perintahkan melakukan pengibaran bendera di kali mati," ungkap Sugiono.

Meskipun diterpa badai, beruntung dalam pendakian kali tidak ada korban jiwa. Akibat kondisi Semeru yang terus memburuk, Tim SAR membatasi pendakian ke Puncak Mahameru hingga di Kali Mati.(bdh/bdh)

Digilir 3 Pemuda, Keperawanan Siswi SD Hilang di Rumah Kosong

elasa, 19/08/2008 19:13 WIB
Digilir 3 Pemuda, Keperawanan Siswi SD Hilang di Rumah Kosong
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Malang nasib bunga (12) warga Desa Jati Ko'ong Kecamatan Sumber Baru Jember. Di usianya yang masih belia, dia kehilangan keperawanannya. Duh..!

Belia yang masih duduk di sekolah dasar itu diperkosa 3 pemuda yang kini masih diburu polisi. Sebelumnya, korban diajak jalan-jalan dan diajak pesta minuman keras (miras) Korban diperkosa di sebuah rumah kosong Desa/Kecamatan Jatiroto Lumajang, Rabu (13/8/2008) lalu.

Orang tua korban yang mengetahui anaknya diperkosa oleh 3 pemuda langsung melaporkan kejadian itu di wilayah hukum Lumajang.

"Anak saya tidak pulang selama 4 hari. Saat pulang dia mengaku diperkosa 3 orang," ungkap Sri bukan nama sebenarnya, saat mengantar anaknya melapor ke Mapolres Lumajang, Selasa (19/8/2008).

Kanit Reskrim Polsek Jatiroto Aiptu Hariyanto menuturkan, bunga diajak jalan-jalan oleh ketiga pelaku ke Jatiroto. Kemudian korban diajak pesta miras di rumah kosong.

"Korban yang sudah mabuk terus dicekoki para pelaku. Korban lantas dibawa ke rumah kosong lalu digilir," ungkap Hariyanto yang turut mengantarkan korban ke Mapolres Lumajang.

Dijelaskan Hariyanto, korban dibawa ke Mapolres Lumajang karena di bawah umur. Sedangkan pelaku masih dalam pengintaian polisi agar tidak kabur.

"Polisi tidak bisa menangkap pelaku, karena berada di wilayah hukum Jember. Jadi polisi masih terus mengawasi agar tidak kabur," kata Hariyanto.(fat/fat)

Imbas KA Mutiara Timur Anjlok,Penderita Kaki Gajah Gagal Dioperasi di RSU Soetomo

Senin, 25/08/2008 11:50 WIB
Imbas KA Mutiara Timur Anjlok
Penderita Kaki Gajah Gagal Dioperasi di RSU Soetomo
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Anjloknya Kereta Api (KA) Mutiara Timur jurusan Banyuwangi-Surabaya di Desa/Kecamatan Randu Agung, Lumajang menyebabkan penumpang merugi.

Bahkan salah satu penumpang, mengaku akibat anjloknya KA sekitar pukul 02.45 WIB dini hari tadi membuat jam operasinya di RSU dr Soetomo gagal dilakukan. Hal itu diungkapkan Supriyadi warga Kecamatan Glanmor-Banyuwangi yang mengalami kaki gajah selama satu tahun ini. Dia pun terpaksa menunggu KA usai diperbaiki karena uang yang dibawanya terbatas.

"Waduh Mas..Saya sudah janji dengan dokter jam 8 pagi untuk periksa penyakit saya. Saya juga sudah ada rujukan dari dokter. Katanya saya bisa langsung dioperasi," ungkap� Abdul Halim kepada detiksurabaya.com saat ditemui di Stasiun Jatiroto, Senin (25/8/2008).

Menurut Abdul Halim, dengan anjloknya KA, rencana operasi yang akan dilakukan siang nanti akan diundur. "Kalau kejadiannya kayak gini, pasti operasi saya siang nanti akan diundur. Padahal saya sudah menunggu ini sudah lebih dari 1 tahun Mas," tuturnya.

Abdul Halim pun berharap KA segera diperbaiki dan segera tiba di Surabaya untuk mendapat perawatan. Hingga pukul 10.00 WIB tadi, KA Mutiara Timur sudah diberangkatkan dan penumpang sudah dibawa ke Surabaya.

Sebelumnya KA Mutiara Timur jurusan Banyuwangi menuju Surabaya anjlok di Desa/Kecamatan Randu Agung, Lumajang Senin dini hari (25/8/2008) pukul 02.45 WIB. Perisitiwa ini diduga akibat bantalan rel yang belum selesai dalam perbaikan.(fat/fat)

KA Mutiara Timur Anjlok di Lumajang

Senin, 25/08/2008 08:56 WIB
KA Mutiara Timur Anjlok di Lumajang
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Kereta api (KA) Mutiara Timur jurusan Banyuwangi menuju Surabaya anjlok di Desa/Kecamatan Randu Agung, Lumajang Senin dini hari (25/8/2008) pukul 02.45 WIB.

Anjloknya KA berloko CC 20109 tersebut sekitar 500 meter dari Stasiun Randu Agung. Peristiwa ini diduga akibat bantalan rel yang belum selesai dalam perbaikan.

"Kereta saat melewati Randuangung dalam keadaan pelan-pelan. Mungkin karena bantalan rel atau yang lain, kami masih mencari penyebabnya," kata Eko Tim Pengawas PT KAI wilayah Jember kepada detiksurabaya.com di lokasi.

Eko menuturkan, gerbong yang anjlok tepat di belakang lokomotif. KA Mutiara Timur yang terdiri dari 8 gerbong itu penuh penumpang jurusan ke Surabaya. Tujuh Gerbong yang tidak anjlok ditarik ke Stasiun Jatiroto bersama penumpangnya.

"Beruntung tidak ada korban jiwa, penumpang semua selamat," kata Eko.

Sementara dari pantauan detiksurabaya.com, para pekerja PT KA tampak bekerja keras melakukan perbaikan. Sekitar 50 orang diterjunkan untuk menyelesaikan bantalan rel yang rusak.

Menurut Eko, penumpang KA mendapat pelayanan lebih dengan diberikan makan gratis. "Saya harap para penumpang bersabar," ungkap Eko.(fat/fat)