Sabtu, 25 Oktober 2008

75 Persen Caleg di Lumajang Berijazah Kejar Paket C

Selasa, 02/09/2008 12:42 WIB
75 Persen Caleg di Lumajang Berijazah Kejar Paket C
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Hampir 75 persen bakal calon legislatif (Bacaleg) di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur menggunakan ijazah lulusan Kejar Paket C. Penggunakaan ijazah paket C ini diketahui setelah KPUD Lumajang melakukan verifikasi terhadap seluruh berkas milik caleg.

Selain itu, penggunaan ijazah paket C dikarenakan bacaleg yang maju pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2009, minimal harus berijazah SMA.

"Banyak caleg saat dicek ijazah untuk legalisirnya, 75 persen ijazah paket C," kata Tim verifikasi KPUD Lumajang Edi Faisal Mutakin kepada detiksurabaya.com, Selasa (2/9/2008).

Sedangkan caleg yang memiliki ijazah sarjana menurut Edi hanya 25 persen. Rata-rata setiap parpol yang lolos di Lumajang, caleg yang maju menggunakan ijazah paket C.

"pokoknya semua parpol ada yang gunakan ijazah paket C," ungkap Edi Faisal Mutakin yang juga menjabat sebagai Divisi Hukum dan Penyelesaian konflik KPUD Lumajang.

Dari semua bacaleg yang maju, banyak yang belum melengkapi foto, legalisir ijazah, foto copy KTP, serta SKCK. "Pokonya bagi caleg yang sarjana juga harus melampirkan ijazah SMA/SMKnya," tutur Edi Faisal.

Untuk pengembalian berkas bakal calon legislatif yang belum lengkap akan dilakukan tanggal 7 sampai 9 September mendatang. Seluruh berkas itu akan dikembalikan ke masing-masing partai pengusung agar dilengkapi segala kekurangannya.

"Pengembalian berkas yang tidak lengkap tanggal 19 September," pungkas Edi.
(bdh/bdh)

Usai Tarawih, Suki Bacok Istri Saat Pelukan dengan PIL

Selasa, 02/09/2008 13:03 WIB
Usai Tarawih, Suki Bacok Istri Saat Pelukan dengan PIL
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Lelaki mana yang tak kalap saat istri dipeluk pria lain. Hal itu dialami Suki (28) warga Desa Jenggrong Kecamatan Ranuyoso, Lumajang saat melihat Haima (23) dipeluk pria idaman lain (PIL) yang juga tetangganya, Sules (20).

Sayang kekalapan pelaku berbuah tewas istri dan tetangganya. Mereka dibacok saat berada di jamban belakang rumahnya. Peristiwa itu bermula saat usai salat tarawih dan tadarrus Senin (1/9/2008) malam, Suki tak menemukan istrinya di rumah.

Pelaku yang sudah tahu kebiasaan istrinya sering ke Jamban belakang rumah, lantas mengecek sembari membawa clurit dan senter. Dan benar adanya, dia mendapati istrinya berpelukan dengan pria lain.

"Engkok terkejet, nemoh tak binih aluk geluk bik reng lakek laen (Saya kaget ketika melihat istri saya berpelukan dengan lelaki lain)," ungkap Suki kepada detiksurabaya.com saat diperiksa di Mapolsek Ranuyoso, Selasa (2/9/2008) siang.

Karena kaget melihat adegan mesra istrinya dengan lelaki lain, Suki langsung mengejar Sules yang telah melarikan diri. Sekitar 20 meter lari, Sules terkejar dan langsung dibacok pelaku di bagian leher hingga terkapar.

Setelah mengahabisi nyawa selikuhan istrinya, Suki menghampiri istrinya yang diam di jamban. Saat itu juga Suki menyabet cluritnya ke bagian leher. Seketika itu juga Haima tewas dengan luka di leher.

"Le mareh matek-en, tang binih bik kek lakeknah, engkok lapor pak tinggi (Selesai membunuh istri dan laki-laki selingkuhanya, saya lapor Pak Kades," kata Suki dihadapan penyidik.

Sementara dua korban itu langsung dibawa ke kamar mayat RSUD Dr Haryoto Lumajang untuk otopsi dan visum. Keluarga korban saat ditemui wartawan enggan memberikan komentar.

Sedangkan Kapolsek Ranuyoso AKP Eko Hari S saat dikonfimasi di kantornya mengatakan jika pelaku dijerat pasal 338 tentang penganiayaan dan kekerasan hingga menyebabkan kematian dengan ancaman 15 tahun penjara.

"Sampai kini kami masih melakukan pemerikasan dan penyidikan, karean saksi saat kejadian tidak ada," kata Eko Hari S.(fat/fat)

Pencuri Baterai BTS Telkomsel Dihadiahi Timah Panas

Jumat, 05/09/2008 15:56 WIB
Pencuri Baterai BTS Telkomsel Dihadiahi Timah Panas
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Polisi menggagalkan komplotan pencuri spesialis baterai tower BTS milik Telkomsel. Karena berusaha melarikan diri, satu pelaku dihadiahi timah panas.

Aksi kawanan pencuri baterai ini digagalkan saat beraksi di tower milik Telkomsel di Desa Kaliboto Kidul, Lumajang. Saat menjalankan aksinya, pelaku menyamar sebagai petugas dari Telkomsel.

Sebelumnya, warga yang curiga dengan gerak-gerik 4 pelaku, kemudian melapor ke Polsek Jatiroto. Mendapat laporan dari warga, polisi terlebih dulu melakukan pengintaian sebelum menyergap.

"Pelaku menggunakan mobil Avanza. Ketika kami intai pelaku memperotoli baterai BTS," ungkap Kapolsek Jatiroto AKP Supari di temui wartawan di Kantornya, Jumat (5/9/2008).

Saat menjalankan aksinya ungkap Supari, keempat pelaku tampak tenang. Ketika pelaku sudah berhasil mencopot baterai, kami langsung menggerebeknya.

"Ketiga pelaku melarikan diri, sedang satu pelaku berada masih berada di banguan tower, dan akan melarikan diri. Jadi polisi langsung melumpuhkan dengan timah panas," ungkap Supari.

Akibat luka tembak di kaki kirinya, kini salah satu pelaku yang bernama Andreas Susanto (38), warga Jalan Sumput 38 Driyorejo Gresik dirawat di rumah sakit Bhayangkara Lumajang.(bdh/bdh)

Pencuri Baterai BTS Telkomsel Dihadiahi Timah Panas

Jumat, 05/09/2008 15:56 WIB
Pencuri Baterai BTS Telkomsel Dihadiahi Timah Panas
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Polisi menggagalkan komplotan pencuri spesialis baterai tower BTS milik Telkomsel. Karena berusaha melarikan diri, satu pelaku dihadiahi timah panas.

Aksi kawanan pencuri baterai ini digagalkan saat beraksi di tower milik Telkomsel di Desa Kaliboto Kidul, Lumajang. Saat menjalankan aksinya, pelaku menyamar sebagai petugas dari Telkomsel.

Sebelumnya, warga yang curiga dengan gerak-gerik 4 pelaku, kemudian melapor ke Polsek Jatiroto. Mendapat laporan dari warga, polisi terlebih dulu melakukan pengintaian sebelum menyergap.

"Pelaku menggunakan mobil Avanza. Ketika kami intai pelaku memperotoli baterai BTS," ungkap Kapolsek Jatiroto AKP Supari di temui wartawan di Kantornya, Jumat (5/9/2008).

Saat menjalankan aksinya ungkap Supari, keempat pelaku tampak tenang. Ketika pelaku sudah berhasil mencopot baterai, kami langsung menggerebeknya.

"Ketiga pelaku melarikan diri, sedang satu pelaku berada masih berada di banguan tower, dan akan melarikan diri. Jadi polisi langsung melumpuhkan dengan timah panas," ungkap Supari.

Akibat luka tembak di kaki kirinya, kini salah satu pelaku yang bernama Andreas Susanto (38), warga Jalan Sumput 38 Driyorejo Gresik dirawat di rumah sakit Bhayangkara Lumajang.(bdh/bdh)

Pembangunan Tower BTS Telkomsel Dihentikan Satpol PP

Jumat, 05/09/2008 12:25 WIB
Pembangunan Tower BTS Telkomsel Dihentikan Satpol PP
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Setelah didemo ratusan warga, pembangunan tower Based Tranceiver Stasion (BTS) milik Telkomsel di Desa Dawuhan Wetan, Rowokangkung, Lumajang dihentikan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Selain karena protes warga, izin tower itu juga masih bermasalah.

"Tower untuk sementara dihentikan dulu, karena proses perizinanya masih bermasalah," ungkap Kepala Sat Pol PP Lumajang Drs Rohani ditemui detiksurabaya.com di kantorya, Jumat (5/9/2008).

Menurut Rohani, dihentikannya pembangunan tower itu setelah salah satu warga menemui Bupati Lumajang Sahrajad Mas. Setelah mendapat pengaduan, bupati kemudian melakukan koordinasi antara Camat Roowokangkung, Satpol PP dan KPT (Kantor Pelayanan Terpadu) untuk dilakukan sosialisai ulang ke warga.

Sementara, keberatan warga dengan berdirinya tower itu dianggap sangat mengganggu dan mengancam keselamatan warga. Karena tower itu hanya berjarak sekitar 20 meter dari pemukiman.

"Waktu minta persetujuan ke warga, mereka hanya door to door dan disertai ancaman oleh pemilihan lahan tower, KPT dan perangkat desa," ungkap Seniri, salah satu warga Desa Dawuhan Wetan yang keberatan.(bdh/bdh)

Pembangunan Tower BTS Telkomsel Dihentikan Satpol PP

Jumat, 05/09/2008 12:25 WIB
Pembangunan Tower BTS Telkomsel Dihentikan Satpol PP
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Setelah didemo ratusan warga, pembangunan tower Based Tranceiver Stasion (BTS) milik Telkomsel di Desa Dawuhan Wetan, Rowokangkung, Lumajang dihentikan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Selain karena protes warga, izin tower itu juga masih bermasalah.

"Tower untuk sementara dihentikan dulu, karena proses perizinanya masih bermasalah," ungkap Kepala Sat Pol PP Lumajang Drs Rohani ditemui detiksurabaya.com di kantorya, Jumat (5/9/2008).

Menurut Rohani, dihentikannya pembangunan tower itu setelah salah satu warga menemui Bupati Lumajang Sahrajad Mas. Setelah mendapat pengaduan, bupati kemudian melakukan koordinasi antara Camat Roowokangkung, Satpol PP dan KPT (Kantor Pelayanan Terpadu) untuk dilakukan sosialisai ulang ke warga.

Sementara, keberatan warga dengan berdirinya tower itu dianggap sangat mengganggu dan mengancam keselamatan warga. Karena tower itu hanya berjarak sekitar 20 meter dari pemukiman.

"Waktu minta persetujuan ke warga, mereka hanya door to door dan disertai ancaman oleh pemilihan lahan tower, KPT dan perangkat desa," ungkap Seniri, salah satu warga Desa Dawuhan Wetan yang keberatan.(bdh/bdh)

Razia Mamin, Ratusan Makanan & Minuman Disita

Senin, 08/09/2008 12:06 WIB
Razia Mamin, Ratusan Makanan & Minuman Disita
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Menjelang Lebaran, Dinas Perdagangan, Dinas Kesehatan dan DPRD Lumajang melakukan sidak di beberapa pertokoan yang ramai dikunjungi masyarakat.

Hasilnya, ratusan makanan dan minuman kaleng disita karena rusak. Karena selain label rusak, ditemukan kaleng-kaleng makanan dan minuman yang penyok serta pembungkus rusak.

"Dari hasil sidak di 3 toko, kami menemukan makanan dan minuman dari kaleng yang rusak," kata Ketua Komisi D DPRD Lumajang RH. A Djatmiko di sela-sela sidak di Toko Gajah Mada, Senin (8/9/2008).

Djatmiko menambahkan, pihaknya menemukan makanan yang dibungkus kaleng banyak dengan kondisi penyok dan sikernya rusak. "Pokoknya dari hasil sidak yang paling banyak ditemukan makanan dari kaleng," tambahnya.

Menurut Djatmiko, jika ditemukan kerusakan makanan dan minuman karena kecerobohan penjual maupun distributor, pihknya akan memberikan sanksi.

"Kami sidak di sini sesui surat Disperindag terkait Mamin yang rusak dan kadarluarsa. Sampai kini kami belum menemukan Mamin yang kadaluarsa," tandas Djatmiko.

Sementara toko yang menjual makanan dan minuman yang menjadi sasaran sidak yakni di sepanjag Jalan Panglima Sudirman seperti Toko Sumber Rejeki, Toko Galaxy dan Toko Gajah Mada.

Dari pantauan detiksurabaya.com, banyak pelayan toko gelagapan saat didatangi Diperindag, Dinkes dan anggota dewan. Bahkan pelayan toko bertingkah membersihkan pajangan minuman dan makananannya.(fat/fat)

Bawa Pistol Rakitan, Solikin Dibekuk

Selasa, 09/09/2008 11:49 WIB
Bawa Pistol Rakitan, Solikin Dibekuk
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Mengaku Polisi Masyarakat (Polmas), Solikin Rawianto (35) dibekuk Polres Lumajang. Rupanya warga Desa Sukorejo Kecamatan Pasru Jambe ini ditangkap karena membawa pistol rakitan jenis revolver dan 2 buah peluru M 16 tanpa surat izin.

Solikin beralasan, senjata tersebut dibawa untuk jaga diri dan menjaga keamanan desa. Dia mengaku mendapat pistol rakitan dari salah satu perangkat Desa Sukorejo. Selama 6 bulan pelaku selalu membawa senpi untuk menjaga keamanan desa.

"Saya dapat pistol ini dari Pak Kades Pak," aku Rawianto dihadapan penyidik.

Sementara menurut Kasat Reskrim Polres di Lumajang Iptu Abdul Rokib bahwa pelaku telah melanggar undang-undang dan bisa membahayakan orang sekitar.

"Pelaku juga mengaku polmas dan membawa pistol tanpa izin yang berwenang. Ini jelas-jelas melanggar undang-undang darurat. Kami akan lakukan penyidikan lebih lanjut dari mana asal senpi," ungkap Iptu Abdul Rokib Kasat Reskrim Polres Lumajang saat ditemui wartawan di kantornya Jalan Alun-Alun Utara, Selasa (9/9/2008).

Sementara pelaku dijerat pasal 1 (2) UU RI No 12 (Drt) tahun 1951 tentang Larangan Membawa Senjata Api Tanpa Izin yang Berwenang. "Pelaku bisa dipenjara 10 tahun atau sampai seumur hidup," pungkas Rokib.(fat/fat)

Ramadan, Perceraian di Lumajang Turun 40 Persen

Rabu, 10/09/2008 12:00 WIB
Ramadan, Perceraian di Lumajang Turun 40 Persen
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Di bulan puasa, angka perceraian di Lumajang menurun hingga 40 persen. Data di Pengadilan Agama Lumajang angka perceraian hanya 89 kasus hingga pertengahan puasa.

Padahal bulan Agustus jumlah perkara yang masuk sebanyak 198 pengajuan. Sementara perkara yang masuk mulai awal September hanya 55 perkara.

"Bulan puasa, pengajuan perceraian cenderung berkurang. Tapi kalau sebelum dan sesudah puasa jumlahnya membludak," kata Humas Pengadilan Agama Lumajang Drs Misbahul Munir Mhum saat ditemui detiksurabaya.com di kantornya, Rabu (10/9/2008).

Munir menjelaskan, hingga pertengahan September untuk cerai talak sebanyak 26 perkara, cerai gugat sebanyak 28 perkara dan gono-goni hanya 1 perkara.

"Perceraian terjadi karena kebanyakan masalah orang ketiga, cemburu, ekonomi, harta," ungkap Munir.

Menurut Munir, menurunnya pengajuan perceraian ini disebabkan karena bulan puasa dan menjelang Hari Raya Idul Fitri. "Kadang waktu sidang kami tanya, kenapa mau cerai. Kebanyakan mereka menjawab sudah bosan hidup serumah," tambahnya.

Sementara bagi pasangan suami istri yang gagal cerai pada September 2008 ini sebanyak 2 kasus. Biasanya yang gagal bercerai malah mengulur-ulur waktu agar terjadi perceraian.(fat/fat)

Pemudik Waspadai 'Jalur Maut' di Lumajang

Kamis, 11/09/2008 15:34 WIB
Pemudik Waspadai 'Jalur Maut' di Lumajang
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Pemudik yang melintas di kawasan jalur Lumajang menuju Jember-Banyuwangi, sebaiknya berhati-hati. Pasalnya, di kawasan Tegal Bangsri Kecamatan Ranuyoso yang dikenal 'Jalur Maut' sering terjadi kecelakaan.

Julukan jalur maut itu karena banyaknya kecelakaan yang terjadi di sepanjang jalur di Desa Tegal Bangsri. "Kurang lebih 2 Km di Tegal Bangsri selalu terjadi kecelakaan setiap bulannya," kata Kasatlantas Polres Lumajang AKP Heryanto kepada detiksurabaya.com, Kamis (11/9/2008).

Menurut Heryanto, angka kecelakaan sejak awal tahun hingga September angka kecelakaan di daerah Tegal Bangsri mencapai 61 kasus. "Pokoknya yang paling sering terjadi kecelakaan motor ditabrak bus dan truk gandeng," ungkap Heryanto.

Sementara jumlah kecelakaan yang terjadi di seluruh Lumajang hingga September berjumlah 308 kecelakaan. Korban meninggal dunia sebanyak 68 orang, luka berat 8 orang dan luka ringan mencapai 303 orang.

"Kami nanti akan mendirikan posko keamanan jalur mudik di jalur rawan kecelakaaan," pungkasnya.(fat/fat)

Diduga Timbun Pupuk Ketua Kelompok Tani Lumajang Diprotes Warga

Sabtu, 13/09/2008 12:34 WIB
Diduga Timbun Pupuk
Ketua Kelompok Tani Lumajang Diprotes Warga
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Diduga menimbun 2 ton pupuk, puluhan warga Desa Banyuputih Kidul Kecamatan Jatiroto, Lumajang memprotes Ketua Kelompok Tani, H Nipan warga Dusun Kambengan Desa Banyuputih Kidul, Sabtu (13/9/2008).

Protes ini dilakukan setelah warga yang akan membeli pupuk tidak diperkenankan. Warga malah disuruh utang dengan harapan dikembalikan jenis pupuk yang sama.

"Mosok ketua kelompok tani kok menimbun pupuk. Warga yang beli kok tidak boleh, malah suruh utang saja," protes Nasari salah satu warga yang ditemui detiksurabaya.com di lokasi.

Nasari mengungkapkan, hanya orang bodoh dan tidak memiliki tanah pertanian saja yang bisa diakali untuk tanda tangan agar bisa dapat pupuk. Setelah dapat pupuk malah tidak dijual, hanya untuk dirinya sendiri.

"Pupuk sudah langka malah ditimbun sendiri," tambah Nasari.

Sementara pemilik kios resmi penjualan Pupuk Lasan menuturkan, H Nipan telah meminta pupuk 2 ton untuk dijual ke petani di Desa Banyuputih Kidul bagian selatan. Tapi masih banyak warga selatan yang membeli ke kiosnya.

"Mereka disuruh H. Nipan membeli pupuk di sini. Padahal pupuk sudah saya serahkan ke H. Nipan," kesal Lasan.

Informasi yang berhasil dihimpun dari warga, H Nipan sempat berbicara dengan warga bila dirinya bisa menjual harga pupuk hingga Rp 200 ribu per sak. Hal ini didasarkan dirinya yang bukan kios resmi.

Akibatnya, warga pun memprotes tindakan H Nipan yang menyalahgunakan distribusi pupuk. Warga bahkan mengecam akan melaporkan tindakan H Nipan ke polisi, jika warga tidak boleh membeli pupuk yang ditimbunnya.(fat/fat)

Jelang Lebaran Penjualan Keripik & Selai Pisang Meningkat 100%

Sabtu, 13/09/2008 10:17 WIB
Jelang Lebaran
Penjualan Keripik & Selai Pisang Meningkat 100%
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Menjelang Lebaran, keripik pisang yang menjadi khas Kota Lumajang mengalami peningkatan hingga 100%. Warga berbondong-bondong membeli keripik pisang dan selai yang dijadikan panganan saat Lebaran.

Menurut salah satu pengusaha keripik pisang Aneka Sari Jalan Panglima Sudirman Kelurahan Tompekersan, Sri Wilujeng mengaku memasuki bulan puasa permintaan keripik pisang agung berbagai rasa meningkat tajam.

Bila hari-hari biasa, permintaan keripik pisang mencapai 1 kwintal, kini meningkat hingga 2 kwintal sampai 3 kwintal. Sedangkan permintaan keripik pisang dan selai pisang paling banyak diminati dari Kota Surabaya, Sidoarjo, Malang dan Pasuruan.

"Banyaknya permintaan itulah menyebabkan kami harus menambah pekerja. Pekerja ini bertugas mengolah pisang dan menggorengnya," ungkap Sri Wilujeng kepada detiksurabaya.com di rumahnya, Sabtu (13/9/2008).

Sementara untuk memenuhi permintaan, pihaknya membeli pisang ke petani di Kecamatan Senduro dan Pasar Argopolitan. Meski begitu dirinya mengaku memiliki stok pisang yang memadai.

"Jika tidak langsung beli ke penjual pisang, nantinya bisa dibeli pedagang dari luar kota. Makanya kita pesan dulu ke petani," tutur Sri.

Sementara harga keripik pisang yang biasa dijual di tempatnya seharga Rp 15 ribu perkilo kini naik menjadi Rp 20 ribu. Sedangkan untuk selai pisang 1 kotak yang semula Rp 20 ribu kini menjadi Rp 25 ribu.

"Kenaikan harga keripik dan selai ini disebabkan harga bahan pembuatannya naik semua. Jadi wajar kalau kita menaikkan harganya," kata Sri sambil meracik bumbu keripik pisang.

Akibat permintaan keripik pisang dan selai meningkat, para pekerja pun harus bekerja lembur. "Jarang-jarang ada permintaan banyak kayak gini Mas, makanya kami harus keras ekstra," pungkas Wilujeng.(fat/fat)

Jelang Lebaran Waspadai 2 Pasar Tumpah di Lumajang Macetkan Lalin

Rabu, 17/09/2008 15:09 WIB
Jelang Lebaran
Waspadai 2 Pasar Tumpah di Lumajang Macetkan Lalin
Harry Purwanto - detikSurabaya

Surabaya - Bagi pemudik yang akan melewati Lumajang diharapkan berhati-hati. Sebab saat masuk ke wilayah Lumajang terdapat 2 Pasar Tumpah. Dua Pasar Tumpah itu yakni Pasar Gunung Tengu dan Pasar Buah Ranuyoso.

Dua pasar yang beroperasi Senin, Selasa, Rabu, Jumat, Sabtu dan Minggu, kecuali hari Kamis ini menyebabkan kemacetan di jalan.

"Rata-rata warga menggunakan pinggir jalan raya untuk menggelar barang dagangannya. Pasar Tumpahan ini akan ramai menjelang H-7 lebaran," kata Kapolsek Ranuyodo AKP Eko Hari S kepada detiksurabaya.com, Rabu (17/9/2008) di kantornya.

Eko menambahkan, biasanya pasar tumpah ini ramai pada pagi hari dan sore hari. Untuk mencegah terjadinya kemacetan, di sekitar pasar didirikan posko mudik. "Nantinya petugas polisi dibantu warga akan mengatur lalu lintas di sana," ungkapnya.

Sementara Kasat Lantas AKP Heryanto mengatakan untuk daerah rawan kecelakaan di Jalur Ranuyoso Lumajang pihaknya akan dirikan posko pantau dan menambah rambu-rambu. "Pokoknya H-10 posko pantau lalu lintas dan rambu-rambu harus sudah terpasang," katanya.

Jumlah personel polisi yang dikerahkan dalam Operasi Ketupat Semeru, menurut Heryanto sebanyak 415 personel. Dibantu Dishub, Satpol PP, Pramuka, Bina Marga serta instansi terkait yang berkeptingan dalam arus mudik.

"Semua pihak telah siap mengamankan arus mudik lebaran tahun ini. Bahkan untuk menghindari kemacetan di wilayah Lumajang, kami siapkan jalur alternatif," tutur Heryanto.(fat/fat)

Harga Cabe Rawit di Lumajang Terjun Bebas

Rabu, 17/09/2008 12:48 WIB
Harga Cabe Rawit di Lumajang Terjun Bebas
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Dua minggu menjelang Lebaran, harga cabe rawit terjun bebas di Kabupaten Lumajang. Bila sebelumnya harga cabe perkilo mencapai Rp 23 ribu, saat ini mencapai Rp 2.500 hingga Rp 3 ribu perkilo.

"Harga cabe menjadi murah, karena pasokan dari petani terus meningkat dan menumpuk," ungkap salah satu pedagang cabe rawit, Ny Jua di Pasar Induk Lumajang kepada detiksurabaya.com, Rabu (17/9/2008).

Menurut Ny Jua, meski banyak cabe rawit dilempar atau dijual ke luar kota, harga cabe tetap saja turun. "Jika dibawa ke luar kota saya rugi uang transportnya yang mahal," tambah Ny Jua yang diamini oleh pedagang lainnya.

Sedangkan Husian pedagang cabe lainnya menuturkan, musim panen cabe untuk bulan ini bersamaan dengan daerah lain. Jadi, harga cabe turun sudah biasa. Tapi turunnya harga cabe untuk bulan ini sangat luar biasa dibanding 2 tahun yang lalu.

"Pokoknya harga cabe paling parah ya tahun ini," jelas Husain dengan kesal.

Sementara salah satu petani cabe warga Desa Kalidilem Kecamatan Randuagung, H Sukri menuturkan, dengan turunanya harga cabe, petani sangat rugi karena biaya penanaman, perawatan dan panen tidak seimbang dengan hasilnya.

"Pokoknya tahun ini saya rugi besar Mas, satu hektar cabe yang saya tanam, bondo gak iso balek (Modal tidak bisa kembali)," tutur H Sukri ditemui detiksurabaya.com saat menyetor cabe di sejumlah pedagang di Pasar baru Lumajang.

Hal senada juga diungkapkan oleh Sodikin petani lainnya, jika cabe gak dilepas harga yang murah itu, dipastikan cabe banyak yang bosok. "Pokoknya kami malas untuk panen cabe," kesal Sodikin.(fat/fat)

Bandel 'Jualan' Saat Ramadan, 6 PSK Lumajang Diamankan

Rabu, 17/09/2008 10:51 WIB
Bandel 'Jualan' Saat Ramadan, 6 PSK Lumajang Diamankan
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Razia rutin yang dilakukan Satpol PP Lumajang saat bulan ramadan tak membuat Pekerja Seks Komersial (PSK) takut. Mereka justru nekat menjajakan diri di 4 lokalisasi di Lumajang.

Empat lokalisasi yang dirazia yakni Lokalisai Madurejo, Gunung Tambu, Dolog Sumber Suko dan Karang Bayu. 6 PSK ini ditangkap karena sedang menunggu tamunya, Rabu (17/9/2008) dini hari.

"Penangkapan ini dikarenakan mereka membandel dan masih menjalankan kegiatan di bulan puasa. Padahal sudah diberi peringatan," kata Kepala Operasi Satpol PP Lumajang, Rasmin kepada wartawan di kantornya.

Menurut Rasmin, semua PSK yang terjaring adalah muka-muka lama. Rata-rata PSK dari luar Kota Lumajang seperti Jember dan Malang.

"Pokoknya kami akan selalu pantau tempat-tempat yang dijadikan PSK untuk bertindak mesum, minum keras dan judi," tambah Rasmin.

Sementara Kepala Satpol PP Lumajang, Rochani menuturkan para PSK terjaring razia akan dilakukan pendataan dan langsung disidangkan karena melanggar Perda. "Kami akan berikan peringatan dan hukuman yang setimpal," pungkas Rochani.(fat/fat)

Bandel 'Jualan' Saat Ramadan, 6 PSK Lumajang Diamankan

Rabu, 17/09/2008 10:51 WIB
Bandel 'Jualan' Saat Ramadan, 6 PSK Lumajang Diamankan
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Razia rutin yang dilakukan Satpol PP Lumajang saat bulan ramadan tak membuat Pekerja Seks Komersial (PSK) takut. Mereka justru nekat menjajakan diri di 4 lokalisasi di Lumajang.

Empat lokalisasi yang dirazia yakni Lokalisai Madurejo, Gunung Tambu, Dolog Sumber Suko dan Karang Bayu. 6 PSK ini ditangkap karena sedang menunggu tamunya, Rabu (17/9/2008) dini hari.

"Penangkapan ini dikarenakan mereka membandel dan masih menjalankan kegiatan di bulan puasa. Padahal sudah diberi peringatan," kata Kepala Operasi Satpol PP Lumajang, Rasmin kepada wartawan di kantornya.

Menurut Rasmin, semua PSK yang terjaring adalah muka-muka lama. Rata-rata PSK dari luar Kota Lumajang seperti Jember dan Malang.

"Pokoknya kami akan selalu pantau tempat-tempat yang dijadikan PSK untuk bertindak mesum, minum keras dan judi," tambah Rasmin.

Sementara Kepala Satpol PP Lumajang, Rochani menuturkan para PSK terjaring razia akan dilakukan pendataan dan langsung disidangkan karena melanggar Perda. "Kami akan berikan peringatan dan hukuman yang setimpal," pungkas Rochani.(fat/fat)

116 Napi LP Lumajang Dapat Remisi

Kamis, 18/09/2008 08:38 WIB
116 Napi LP Lumajang Dapat Remisi
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Sebanyak 116 narapidana Lembaga Pemasyarakatan (LP) Lumajang mendapat remisi khusus di bulan Ramadan tahun ini. Remisi ini didapat karena pengajuan dan permintaan remisi narapidana ke Depkum HAM.

Menurut Kasi Pembinaan Anak Didik LP Drs Martono bahwa narapidana yang mendapat remisi dari pemerintah saat bulan puasa dan Lebaran telah menjalani masa tahanan lebih dari 6 bulan. Setelah menjalani masa tahanan tersebut, mereka boleh mengajukan remisi.

"Rata-rata napi di Lumajang mendapat remisi. Mereka mendapat 15 hari hingga 1 bulan lamanya," ungkap Martono kepada detiksurabya.com di LP Jalan Alun-alun Timur, Kamis (18/9/2008).

Narapidana yang mendapat remisi, kata dia, tidak melanggar aturan yang diterapkan saat di LP Lumajang dan aktif dalam kegiatan yang ada di LP.

Martono menambahkan, saat ini LP Lumajang yang berkapasitas 196 narapidana, diisi 362 orang tahanan. Remisi khusus ini, lanjut dia, hanya diperuntukkan narapidana tertentu saja. Jadi potongan hukuman ini hanya berlaku di setiap perayaaan hari besar agama tertentu.

"Yang mendapat potongan tahanan hanya yang beragama Islam saja. Kalau puasa dan Idul Fitri yang mendapat remisi hanya yang menganut Islam saja. Jika natal ya napi yang Kristen saja," pungkas Martono.(fat/fat)

Giliran 12 Orang di Lumajang Keracunan Takjil Es Buah

Kamis, 25/09/2008 21:26 WIB
Giliran 12 Orang di Lumajang Keracunan Takjil Es Buah
Harry Purwanto - detikSurabaya


Lumajang - Lagi-lagi takjil es buah memakan korban. Setelah 100 orang lebih di Singosari Malang, sekarang giliran 12 warga Desa Oro-Oro Ombo Kecamatan Pronojiwo Lumajang yang keracunan. Mereka mual-mual dan muntah setelah menikmati es buah yang dijual tetangganya.

Para korban langsung dibawa ke puskesmas setempat untuk dilakukan perawatan, Kamis (25/9/2008) malam. Korban keracunan tersebut adalah Tugimin (45), Busani (50), Rohimah (29), Refaldi (2), Halimah (24), Indri (25), Eka (9), Lesa (4), Roudatul (10), Yunaita (25), Devi (10) serta Fauzan (11).

Para korban ini mengeluhkan sakit perut, muntah-muntah, diare serta pusing-pusing tak lama setelah menikmati es buah yang dibelinya seharga Rp 1000 perbungkusnya itu.

Menurut warga, kejadian itu bermula pada saat setelah meminum es buah saat berbuka puasa. Warga khususnya para korban ini membeli es buah di Istiatul Hasanah (35) yang dagangannya memang dikenal laris itu.

"Sehabis minum es dan makan buka, perut mual dan badan terasa mengigil dan lemas bahkan ada yang muntah-muntah," ungkap Indri salah satu korban keracunn pada detiksurabaya.com.

Sementara itu, Kapolsek Pronojiwo AKP Dwi Heri mengatakan masih melakukan penyelidikan terkait kasus ini. "Untuk sementara ada 12 warga yang keracunan, penjualnya sudah diamankan untuk diperiksa," katanya. Istiatul Hasanah (35) diperiksa di Mapolsek Pronojiwo.
Saat diperiksa Istiatul Hasanah mengakui jika es yang d duga beracun tersebut dari dirinya. Namun, dia tidak tahu menahu jika esnya beracun.

"Sejak pertama menjual es buah selama bulan Ramadan, tak pernah mengalami kejadian seperti ini," kata Istiatul pada penyidik.

Ditemukan Zat Pewarna

Selain itu, polisi langsung melakukan pengeledahan di warung milik Istiatul Hasanah. Di rumahnya polisi mengamankan beberapa barang bukti yang diduga sumber racunnya. Seperti sirup, zat pewarna dan memeriksa berbagai buah-buahan yang di jadikan es buah, seperti nanas, kolang-kaling, dan berbagai jenis lainnya.

Di duga kuat, penyebab keracunan es buah tersebut disebabkan zat pewarna yang digunakan. Zat perwarna kuning yang dibungkus kertas itu diduga bukan dipergunakan untuk makanan atau minuman, melainkan sebagai perwarna kertas.

"Barang bukti akan kami, akan dibawa ke laboratorium agar bisa diketahui hasilnya," kata kapolsek.(gik/gik)

Giliran 12 Orang di Lumajang Keracunan Takjil Es Buah

Kamis, 25/09/2008 21:26 WIB
Giliran 12 Orang di Lumajang Keracunan Takjil Es Buah
Harry Purwanto - detikSurabaya


Lumajang - Lagi-lagi takjil es buah memakan korban. Setelah 100 orang lebih di Singosari Malang, sekarang giliran 12 warga Desa Oro-Oro Ombo Kecamatan Pronojiwo Lumajang yang keracunan. Mereka mual-mual dan muntah setelah menikmati es buah yang dijual tetangganya.

Para korban langsung dibawa ke puskesmas setempat untuk dilakukan perawatan, Kamis (25/9/2008) malam. Korban keracunan tersebut adalah Tugimin (45), Busani (50), Rohimah (29), Refaldi (2), Halimah (24), Indri (25), Eka (9), Lesa (4), Roudatul (10), Yunaita (25), Devi (10) serta Fauzan (11).

Para korban ini mengeluhkan sakit perut, muntah-muntah, diare serta pusing-pusing tak lama setelah menikmati es buah yang dibelinya seharga Rp 1000 perbungkusnya itu.

Menurut warga, kejadian itu bermula pada saat setelah meminum es buah saat berbuka puasa. Warga khususnya para korban ini membeli es buah di Istiatul Hasanah (35) yang dagangannya memang dikenal laris itu.

"Sehabis minum es dan makan buka, perut mual dan badan terasa mengigil dan lemas bahkan ada yang muntah-muntah," ungkap Indri salah satu korban keracunn pada detiksurabaya.com.

Sementara itu, Kapolsek Pronojiwo AKP Dwi Heri mengatakan masih melakukan penyelidikan terkait kasus ini. "Untuk sementara ada 12 warga yang keracunan, penjualnya sudah diamankan untuk diperiksa," katanya. Istiatul Hasanah (35) diperiksa di Mapolsek Pronojiwo.
Saat diperiksa Istiatul Hasanah mengakui jika es yang d duga beracun tersebut dari dirinya. Namun, dia tidak tahu menahu jika esnya beracun.

"Sejak pertama menjual es buah selama bulan Ramadan, tak pernah mengalami kejadian seperti ini," kata Istiatul pada penyidik.

Ditemukan Zat Pewarna

Selain itu, polisi langsung melakukan pengeledahan di warung milik Istiatul Hasanah. Di rumahnya polisi mengamankan beberapa barang bukti yang diduga sumber racunnya. Seperti sirup, zat pewarna dan memeriksa berbagai buah-buahan yang di jadikan es buah, seperti nanas, kolang-kaling, dan berbagai jenis lainnya.

Di duga kuat, penyebab keracunan es buah tersebut disebabkan zat pewarna yang digunakan. Zat perwarna kuning yang dibungkus kertas itu diduga bukan dipergunakan untuk makanan atau minuman, melainkan sebagai perwarna kertas.

"Barang bukti akan kami, akan dibawa ke laboratorium agar bisa diketahui hasilnya," kata kapolsek.(gik/gik)