Senin, 10 November 2008

Arus Balik ke Surabaya dari Lumajang Melonjak

Jumat, 03/10/2008 12:22 WIB
Arus Balik ke Surabaya dari Lumajang Melonjak
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - H+2 lebaran, jumlah arus balik penumpang di Terminal Bus Minak Koncar Kabupaten Lumajang melonjak hingga 40 persen.

Data yang dihimpun, bus yang datang di terminal 640 bus, sedangkan yang berangkat sekitar 650 bus, Jumat (3/10/2008). Jumlah penumpang yang masuk 3.615 orang dan yang berangkat 4.870 orang.

"Kami pantau lewat loket peron dari jam 7 pagi hingga 7 paginya lagi," ungkap
Tim pantau Arus Mudik-Balik Terminal Minak Koncar Lumajang Drs Nasehat SM pada
detiksurabaya.com.

Menurut Nasehat, rata-rata jurusan yang dituju oleh penumpang ke arah Surabaya.Ini tampak sekali banyaknya penumpang yang berdiri di dalam bus.
"Bus di terminal sampai 15-18 bus baik datang dan keluar setiap jamnya," ujar Nasehat.

Pantauan detiksurabaya.com, ternyata ada beberapa bus yang tidak mau untuk masuk di dalam terminal. Sebab para penumpang lebih banyak memilihnya menunggu di luar terminal di bagian Utara.

Meskipun ada bus yang mengangkut penumpang di luar terminal, tidak ada tindakan tegas dari Dinas Perhubungan. "Mereka itu sulit diatur kok mas, baik penumpangdan busnya," kata Nasehat.(gik/gik)

Menhut Puji Sengonisasi di Lumajang

Jumat, 10/10/2008 18:08 WIB
Menhut Puji Sengonisasi di Lumajang
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Penghijauan di Lumajang dengan menanam pohon sengon dipuji Menteri Kehutanan. Karena dengan menanam sengon, pendapatan masyarakat bisa meningkat.

Menurut Menteri Kehutanan (Menhut) MS Kaban, penghijauan dengan pohon sengon jenis albasia di Lumajang sangat sukses. Karena banyak berdiri pabrik-pabrik pengelolaan pohon sengon.

"Saya salut dengan Lumajang bisa sukses dengan penghijauan dengan pohon sengon,"
kata MS Kaban ditemui wartawan di Salah satu Pabrik Pengelolahan Pohon Sengon di Desa Srebet Kecamatan Sumber Suko, Lumajang, Jumat (10/10/2008).

Meskipun pohon sengon mudah patah bila diterjang angin, ternyata mayarakat Lumajang sudah mengerti masalah penanamannya. Saat ini sekitar 400 hektar lahan di Lumajang ditanami pohon sengon.

Sementara Perum Perhutani mentargetkan dalam waktu 5 tahun ke depan, sekitar 2.500 hektar hutan di Lumajang akan ditanami pohon sengon.

"Untuk 5 tahun kedepan untuk penghijauan pohon sengon kami targetkan 2.500 Hektar," ungkap Kepala Dinas Kehutanan Indrijati.

Indrijati menambahkan, dengan banyaknya pabrik pengelolahan sengon, berarti pangsa pasar kayu olahan sengon banyak yang membutuhkan. Pohon sengon diolah kemudian dijadikan keranjang tempat untuk buah-buahan.(bdh/bdh)

Pemkab Lumajang, Waspadai Banjir Lahar Dingin Semeru

Kamis, 16/10/2008 12:55 WIB
Pemkab Lumajang, Waspadai Banjir Lahar Dingin Semeru
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Memasuki musim penghujan, Tim Satuan Pelaksana (Satlak) Penanggulangan Bencana Pemerintah Kabupaten Lumajang mulai mewaspadai terjadinya banjir lahar dingin Gunung
Semeru.

Untuk itu pemkab Lumajang meyiapakn alat-alat berat seperti begho, buldoser, traktor di sejumlah posko pemantau di aliran lahar Gunung Semeru.

"Kami terus memantau dan memonitot perkembangan yang terjadi di Gunung Semeru," kata Sekretaris Satlak PB Kabupaten Lumajang Drs. Zainul Aini pada detiksurabaya.com di kantornya, Kamis (16/10/2008).

Menurut Zainul, berdasarkan informasi pos pemantau Semeru di Gunung Sawur Candipuro, di puncak Mahameru saat ini banyak sekali terdapat endapan lahar yang menumpuk.

Dikhawatirkan, saat curah hujan tinggi di puncak, terjadi lahar dingin yang besar dengan membawa ribuan kubik vulkanik berupa pasir dan bebatuan.

"Waktu hujan di bulan Oktober, sudah sekali terjadi lahar dingin," ungkap Zainul.

Dia menambahah, jika hujan di puncak Semeru terjadi sampai 3-4 jam, sangat berpotensi terjadi banjir lahar dingin. Untuk penaggulangan banjir ini, Satlak PB bekerjasama dengan Tim pos pantau Gunung Semeru dan Binmas.

"Lahar dingn ini melewati Aliran Sungai Besuk Sat, Besuk Bang,dan Besuk Kobokan," tutur Zainul.(bdh/bdh)

Stres Dituduh Curi HP, Pemuda Lumajang Nekat Gantung Diri

Sabtu, 18/10/2008 14:56 WIB
Stres Dituduh Curi HP, Pemuda Lumajang Nekat Gantung Diri
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Gara-gara dituduh mencuri sebuah ponsel seharga Rp 1,5 juta, seorang pemuda asal Desa Pandanwangi, Tempeh, Lumajang nekat gantung diri. Korban Herman (20) nekat mengakhiri nyawanya di dapur rumahnya dengan menggunakan seutas tali.

Peristiwa tragis ini pertama kali diketahui Erwan (5), adik korban saat akan menuju dapur untuk makan siang. Erwan kaget saat melihat kakaknya dalam posisi menggantung dengan lidah menjulur.

"Saya kaget mas, dan aku panggil tetangga kalau kakakku gantung diri," kata Erwan menceritakan kisah pilu itu pada detiksurabaya.com, Sabtu (18/10/2008).

Menurut sejumlah informasi yang didapat dari warga, korban diduga nekat melakukan aksi gantung diri karena untuk menutupi rasa malu karena dituduh mencuri ponsel seharga Rp 1,5 juta.

"Herman ini anaknya pendiam, dan sejak dituduh mencuri dia selalu termenung. Apalagi sejak ditinggal mati bapaknya," ungkap Heri salah satu kerabat korban.

Warga yang ingin mengetahui peristiwa gantung diri, berduyun-duyun ke rumah korban. Bahkan ada warga yang mengintip lewat jendela dan angin-angin.

Sementara itu Kasat Reskrim Polres Lumajang Iptu Abdul Rokib mengatakan, melihat hasil olah TKP, korban murni melakukan aksi bunuh diri denagn cara gantung. "Jenazah korban kami bawa ke puskesmas untuk dilakukan visum," terang Abdul Rokib.(bdh/bdh)

Gara-gara Beli Bakso, Seorang Siswa Dihajar Guru

Selasa, 21/10/2008 12:44 WIB
Gara-gara Beli Bakso, Seorang Siswa Dihajar Guru
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Kekerasan dalam dunia pendidikan kembali terjadi. Seorang guru memukul muridnya hanya gara-gara sang anak didik keluar tanpa pamit untuk membeli bakso.

Kejadian yang kembali memalukan dunia pendidikan ini terjadi di Lumajang, Jawa Timur, Sabtu 18 Oktober kemarin, dan baru dilaporkan ke polisi, Selasa (21/10/2008).

Kejadian ini bermula saat siswa SMK 1 Lumajang menggelar acara Persemi (Perkemahan Sabtu-Minggu). Disaat acara berlangsung, seorang siswa kelas 1 bernama Triantono (16) keluar untuk membeli bakso. Karena tidak izin, dia pun diberi 'pelajaran' oleh guru pembina Pramuka hingga terluka.

Akibat 'pelajaran' itu , mata kanan Triantono nampak lebam dan bagian bawah mata robek setelah dipukul dengan sebatang kayu. Triantono pun trauma dan enggan sekolah lagi.

Tidak terima dengan kejadian yang mengakibatkan anaknya terluka, Nur Halimah (45), ibu kandung Triantono akhirnya melaporkan penganiayaan yang dilakukan Prima, guru mata pelajaran perkantoran yang juga sebagai pembina Pramuka ke Polres Lumajang.

Menurut Halimah, dia terpaksa melaporkan kasus kekerasan ini ke polisi karena tidak ada tanggapan sama sekali dari pihak sekolah setelah dirinya melaporkan kejadian itu.

"Kok tega benar pukul anak saya dengan kayu. Lha wong cuman beli bakso," ujar Nur Halimah kepada wartawan.

Sementara, Triantono sendiri saat ditemui wartawan di rumahya mengaku saat membeli bakso dirinya tidak memakai Asduk Pramuka dan Identitas peserta Persami. Saat itu dirinya kepergok Prima pembina Pramuka.

"Saya dibawa ke dalam kantor sekolah. Kemudian Pak Prima pukul wajah saya dengan sebatang kayu," jelas Triantono pada wartawan di rumahnya, Jalan Sastrodikoro No 21 Kelurahan Citrodiwangsan.(bdh/bdh)

Mayat dengan Tubuh Hancur Ditemukan di Lumajang

Rabu, 22/10/2008 13:00 WIB
Mayat dengan Tubuh Hancur Ditemukan di Lumajang
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Sesosok mayat pria ditemukan hancur dan remuk di Jalan Raya Lumajang-Jember tepatnya di Desa Rojopolo Kecamatan Jatiroto, Lumajang, Rabu (22/10/2008).

Mayat berciri-ciri tinggi badan 165 cm, menggunakan baju berkerah warna biru ditemukan pertama kali oleh salah satu warga yang akan berangkat ke sawah.

Melihat kondisi mayat yang hancur diduga mengalami kecelakaan tabrak lari. Untuk penyidikan lebih lajut, petugas kepolisian membawa mayat tanpa identitas ke RSUD dr Haryoto Lumajang untuk divisum.

Dari hasil pemeriksaan sementara, dari tubuh korban semua luka dikarenakan benturan benda keras.

"Dari kondisi mayat dan di TKP diduga sebagai korban kecelakaan tabrak lari," kata Iptu Ahamd Sutiyo Kanit Laka Lantas Polrres Lumajang di kantornya kepada wartawan.

Sementara mayat masih berada di ruang jenazah, menunggu laporan warga yang kehilngan keluarganya. Sementara warga sekitar kejadian tidak ada yang merasa kehilangan anggota keluarganya.(fat/fat)

Mahkota Bocah Kelas 6 SD Direnggut Sang Paman

Jumat, 24/10/2008 13:39 WIB
Mahkota Bocah Kelas 6 SD Direnggut Sang Paman
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Bocah berusia 12 tahun ini sungguh bernasib malang. Disaat harus menikmati masa kanak-kanaknya, siswa kelas 6 SD ini harus kehilangan Mahkotanya yang sangat berharga.

Sebut saja bocah malang ini bernama Sri (12), warga Desa/Kecamatan Randuagung, Lumajang. Keperawanan Sri direnggut pamannya sendiri yang bernama LK (25) saat ditinggal di rumah sendirian pada, Kamis 23 Oktober kemarin.

Tidak terima dengan perlakuan terhadap anaknya, orangtua Sri melaporkan kasus yang memalukan ini ke Polres Lumajangm Jumat (24/10/2008).

Korban yang masih kesakitan dan lemas digendong oleh orangtuanya. Sri yang masih duduk di bangku kelas 6 SD tampak menangis, dan selalu menutupi wajahnya saat berpapasan dengan orang laim.

Peristiwa pemerkosaan ini sendiri terkuak, setelah orangtua korban mengetahui anaknya selalu kesakitan. pada saat berjalan maupun buang air kecil. Ketika didesak oleh ibunya, Sri mengaku bagian kemaluanya kesakitan.

"Anak saya sakit mas," kata ibu korban yang enggan menyebutkan nama pada detiksurabaya,com sambil terus menangis di ruang Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Mapolres Lumajang.

Demi penyidikan lebih lanjut, koban dibawa ke RS Bhayangkara Lumajang untuk dilakukan divisum. "Kami visum dulu biar ada bukti ahli," jelas Kasat Samapta Polres
Lumajang AKP Edi Santoso saat mengantar korban.

Menurut Kasat, korban diperkosa pamanya di rumahnya saat semua anggota keluarga
tidak ada di rumah, Kamis kemarin. "Sekarang pelaku melarikan diri dan keberadaanya belum diketahui," ungkap Edi.
(bdh/bdh)

Gara-gara Menolak Dijodohkan, SW Jadi Korban Trafficking

Sabtu, 25/10/2008 16:59 WIB
Gara-gara Menolak Dijodohkan, SW Jadi Korban Trafficking
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Gara-gara kabur dari rumah menolak dijodohkan orangtua, sebut saja SW (16) asal Tambak Asri, Surabaya malah jadi korban trafficking. SW pun jadi budak nafsu pria hidung belang di Lokalisasi Jarit Kecamatan Pasirian, Lumajang.

Peristiwa memilukan ini bermula saat Sri kabur dari rumahnya Lebaran kemarin. SW pun kabur ke rumah kenalannya yang dikenal di Surabaya. Dia pun menuju ke rumah Sari warga Desa Selok Awar-Awar, Pasirian.

Sari pun menampung SW yang membutuhkan pertolongan. Namun, sikap baik Sari ternyata memiliki maksud lain. Sari pun mengenalkan pacarnya, Sadam ke SW.

"Saya sama Sadam diajak keliling, kemudian saya ditinggal di lokalisasi," ungkap SW kepada detiksurabaya.com, Sabtu (25/10/2008) di Mapolsek Pasirian.

Dari pengakuan SW, Saddam menitipkan dirinya ke salah satu kerabaatnya di Desa Jarit. Rupanya oleh pemilik rumah, SW disuruh melayani lelaki hidung belang. "Saya sudah melayani 3 pria dan dikasih Rp 250 ribu setiap bertemu pria," kenang Sri setelah diperiksa petugas Polsek Pasirian.

"Saya ingin pulang Mas, kangen sama orang tua. Mungkin ini dosa saya pada orang tua," ungkapnya sebelum masuk di ruang penyidikan.

Sementara Kapolsek Pasirian AKP Yatmo enggan berkomentar saat dikonfirmasi wartawan di kantornya. Malah Yatmo, menutup rapat-rapat ruangannya dan SW dijauhkan dari wartawan.(fat/fat)

Perampokan Nasabah Bank, Uang DAK Rp 50,4 Juta Amblas

Rabu, 29/10/2008 14:03 WIB
Perampokan Nasabah Bank, Uang DAK Rp 5,4 Juta Amblas
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Perampokan nasabah bank kembali terjadi. Kali ini yang menjadi korban yakni Edy Purwanto (50) Kepala Sekolah SDN 02 Papringan Kecamatan Klakah, Lumajang, Rabu (29/10/2008).

Saat itu korban akan mengambil Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp 5,4 juta dari Bank BNI. Saat melintas di Jalan MK Sampurno sekitar pukul 12.15 WIB tiba-tiba ban mobil Daihatsu Zebra yang dikendarainya kempes. Korban pun berhenti dan memperbaikinya.

Saat korban lengah, penjambret yang mengendarai sepeda motor Jupiter X, berhenti dan mengambil uang senilai Rp 50,4 juta yang ada di dalam mobilnya. Padahal saat itu korban baru selesai mengganti ban dan akan mencuci tangannya.

"Saya kaget ada warga bilang kalau saya kena jambret," kata Edy Purwanto kepada penyidik di ruang SPK (Sentra Pelayan Kepolisian) Polres Lumajang.

Korban bersama warga sekitar sempat melakukan pengejaran, namun sia-sia karena penjambret melaju dengan kencang. "Penjambrtnya tidak mengenakan helm, tapi yang nyetir pakai topi hitam dan berbaju hem kotak-kotak berwarna kuning," tutur Yudi salah satu saksi mata waktu kejadian.

Sementara salah satu petugas SPK Polres Lumajang Aiptu Agus Subandhi mengatakan masih melakukan pemeriksaan saksi-saksi. "Polisi masih melakukan pengejaran pelaku dengan identitas yang diceritakan saksi-saksi," ungkap Agus.

Tentang kemungkinan pelaku sudah mengintai korban sejak dari bank, pihaknya sudah menurunkan anggota. "Kami akan terus selidiki kasus penjmabretan ini, semua anggota reskrim sudah dikerahkan," pungkasnya.(fat/fat)

Gara-gara SMS, Seorang Pelajar Dihajar Oknum Polisi

Jumat, 31/10/2008 11:03 WIB
Gara-gara SMS, Seorang Pelajar Dihajar Oknum Polisi
Harry Purwanto - detikSurabaya



Foto Ilustrasi
Lumajang - Gara-gara SMS, seorang pelajar di Lumajang, Jawa Timur dijadikan bulan-bulanan oleh seorang anggota polisi yang dinas di Polres Lumajang. Pasalnya, korban korban mengirim SMS itu ke seorang teman wanita yang menjadi pacar oknum polisi itu.

Faradilah (17), siswa kelas 3 jurusan IPS SMAN 3 itu mengirim SMS ke teman perempuanya bernama Cindy, seorang pelajar di SMAN 1. Mungkin karena terbakar api cemburu, oknum polisi berinisial IR mendatangi korban di sekolahnya dan langsung memberikan bogem mentah hingga berkali-kali pada, Kamis 30 Oktober kemarin.

Tidak terima mendapat perlakuan itu, korban bersama kerabatnya melaporkan tindakan kekerasan yang dilakukan IR ke Provost Mapolres Lumajang, Jumat (31/10/2008).

Dari pengakuan Faradilah, oknum polisi itu mendatanginya di sekolahnya. Tanpa banyak kata, dia kemudian ditempeleng. Tidak cukup disitu, sesampai di tempat kost korban kembali didatangi IR bersama seorang rekannya yang juga anggota polisi.

"Sampean ngerti aku iki sopo (Anda tahu siapa saya ini)," tutur Faradilah saat menirukan uncapan IR di ruangan Provost.

Aksi pemukulan yang dilakukan IR dan temanya, menurut Faradilah disaksikan teman dan ibu kostnya. Bahkan tambah Faradilah, dirinya usai dihajar kemudian diborgol dan dibawa ke GOR (Gedung Olah Raga) Wira Bhakti Lumajang.

"Di sana saya dihajar seperti hewan pak. Saya disiksa," ujar Faradilah.

Iswanto, kerabat korban sangat menyesalkan tindakan oknum polisi yang main hakim sendiri hanya karena sebuah SMS. "SMS-nya hanya tanya kabar kok," ucapnya.

Sayangnya, Kapolres Lumajang AKBP Mudjiono enggan memberikan keterangan saat akan dikonfirmasi masalah penganiayaan ini oleh sejumlah wartawan. Bahkan kapolres menutup rapat-rapat ruanganya.

"Kapolres belum mau menemui wartawan." ungkap salah satu ajudan Kapolres.
(bdh/bdh)