Sabtu, 21 Februari 2009

1.767 Rumah di Lumajang Terendam Air Setinggi 2 Meter

Senin, 02/02/2009 14:20 WIB
1.767 Rumah di Lumajang Terendam Air Setinggi 2 Meter
Harry Purwanto - detikSurabaya



File: detiksurabaya.com

Lumajang - Jumlah rumah yang terendam banjir di 7 desa 4 Kecamatan di Lumajang sebanyak 1.767 rumah. Data ini didapat dari Satlak PB Pemkab Lumajang.

"Data rumah yang terendam laporan dari perangkat desa dan anggoat Sat Lak PB Kecamatan Rowokangkung," Kata Kepala Harian Satlak PB Pemkab Lumajang Wisu� Wasono di Desa Rowokangkung Kecamatan Rowo Kangkung, Senin (2/2/2009).

Dari ribuan rumah yang terendam banjir setinggi hingga 2 meter, warga mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Mereka mengungsi ke rel Roli milik PG Jatiroto dan jalan-jalan desa.

Menurut Wisu, banjir ini akibat tanggul Sungai Jatiroto jebol lebih dari 10 titik. Sehingga air yang mengalir terus menggenangi rumah warga. "Kami masih menangani tanggul yang jebol satu per satu," jelas Wisu.

Pantaun detiksurabaya.com di lokasi, banjir yang merendam sejak pukul 01.00 WIB hingga siang ini masih merendam rumah warga. Bahkan warga menggunakan batang pisang untuk menahan air masuk ke rumahnya.

Menurut Sumarto (55) warga Desa/Kecamatan Rowokangkung, banjir yang menerjang desanya paling parah dibanding banjir-banjir sebelumnya. Hal ini karena luapan Sungai Jatiroto lebih besar dan menjebol tanggul. "Pokoknya banjir ini lebih besar Mas," terang Sumarto.(fat/fat)

7 Desa di 4 Kecamatan Lumajang Direndam Air Setinggi 2 Meter

Senin, 02/02/2009 09:30 WIB
7 Desa di 4 Kecamatan Lumajang Direndam Air Setinggi 2 Meter
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Hujan mengguyur Kabupetan Lumajang sejak kemarin sore membuat 7 desa di 4 kecamatan terendam air, setinggi 1 hingga 2 meter. Air ini muncul akibat luapan Sungai Bondoyudo, Sungai Jatiroto dan Sungai Rojokolo. Kondisi ini diperparah dengan jebolnya tanggul Sungai Jatiroto sekitar pukul 01.00 WIB, Senin (2/2/2009).

Akibat banjir ini, warga mengungsi di jalan-jalan desa yang lebih tinggi dan tanggul sungai. 7 desa di 4 kecamatan itu yakni, Desa Rojokolo, Desa Kaliboto Kidul Kecamatan Jatiroto, Desa Rowokangkung, Desa Blimbing, Desa Kalibanter, Desa Penggung Kecamatan Rowokangkung, Desa/Kecamatan Yosowilangun Kidul dan Desa Karang Bendo Kecamatan Tikung.

Menurut Kepala Desa Rojokolo, Asmad bahwa banjir mulai muncul sejak tadi malam dan perlahan-lahan naik hingga 2 meter.

"Air semula setinggi pusar dan lama-lama setinggi 1,5 meter," kata Asmad kepada detiksurabaya.com di depan rumahnya Desa Rojokolo.

Melihat kondisi tersebut, warga tanpa dikomando telah mengungsi ke tempat-tempat yang lebih tinggi. Hingga pukul 09.15 WIB belum ada bantuan makanan atau alat-transportasi dari Pemkab Situbondo.(fat/fat)

Kelaparan dan Penyakit Serang Korban Banjir di Lumajang

Selasa, 03/02/2009 14:41 WIB
Kelaparan dan Penyakit Serang Korban Banjir di Lumajang
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Korban banjir Lumajang mulai dilanda kelaparan dan terserang penyakit. Penyakit yang melanda korban banjir Rowokangkung ini mulai diare, flu, gatal-gatal hingga pegal linu.

Korban banjir yang dilanda penyakit kebanyakan anak-anak. Mereka terpaksa mandi air banjir yang kotor karena tidak ada air bersih. Sedangkan Dinas Kesehatan dan puskesmas setempat terlambat untuk menangani penyakit yang menyerang warga.

Bahkan bantuan sembako dari Satlak Penanggulangan Bencana belum disalurkan ke korban bajir. Untuk bantuan saat ini hanya dari PMI Kabupaten Lumajang yang menyalurkan nasi bungkus yang terbatas di Desa Kalibanter.

"Kok nasi bungkus, kok bukan sembako," kata Sunarji warga Desa Kalibanter saat menerima bantuan nasi bungkus dari PMI.

Pantauan detiksurabaya.com di Kecamatan Rowokangkung, Selasa (3/2/2009) hanya berdiri satu Posko Banjir dari PMI Kabupaten Lumajang. Air di Desa Sidorejo, Kecamatan Rowokangkung masih mencapai ketinggian 1,5 meter.

Sementara itu. Kepala Desa Rowokangkung Muhammad Saiful Huda mengaku pihaknya masih menunggu bantuan dari Pemkab Lumajang.

"Warga saya sering bertanya mana bantuanya pak, kok belum ada kami sudah kelaparan 2 hari," ungkap Saiful Huda saat ditemui Kantor desa setmpat.(bdh/bdh)

Banjir Meluas, Warga Lumajang Memilih Bertahan di Rumah

Selasa, 03/02/2009 10:52 WIB
Banjir Meluas, Warga Lumajang Memilih Bertahan di Rumah
Harry Purwanto - detikSurabaya


File: detiksurabaya.com

Lumajang - Banjir di Lumajang makin meluas. Banjir yang merendam di Kecamatan Rowokangkung kini mencapai 5 desa. Diantaranya Desa Rowokangkung, Desa Blimbing, Desa Kalibanter, Desa Penggung dan Desa Sidorejo.

"Sekarang banjir meluas di Kecamatan Rowokangkung yakni menjadi 5 desa, sebelumnya hanya 4 desa. Total rumah yang terendam di Rowokangkung mencapai 3 ribu," kata Ketua Pelaksana Harian Satlak PB Lumajang, Wisu Wasono Adi kepada detiksurabaya.com, Selasa (3/2/2009).

Dia menambahkan, bertambahnya rumah yang terendam air, warga memilih bertahan di dalam rumahnya masing-masing untuk menjaga harta bendanya. Sementara hewan-hewan ternak telah diungsikan ke tempat yang lebih tinggi.

"Warga tidak mau pindah Mas karena menjaga harta benda. Khawatirnya ada pencuri. Tapi hewan ternak kita pindahkan untuk menghindari penyakit," jelas salah satu warga, Ny Nanik (40) warga Desa Sidorejo.

Hingga pukul 10.30 WIB, bantuan ke warga baru disalurkan oleh pihak PMI Lumajang. Namun bantuan itu cukup satu desa yakni Desa Kalibanter. Sementara ketinggian air di beberapa desa mulai menyusut. Bila sebelumnya mencapai 2 meter kini sudah menyurut hingga 1 meter.(fat/fat)

Ditemukan di Kaki Gunung Semeru Dijemput Sang Ayah, Roni Dihadiahi Cubitan Sayang

Rabu, 04/02/2009 15:47 WIB
Ditemukan di Kaki Gunung Semeru
Dijemput Sang Ayah, Roni Dihadiahi Cubitan Sayang
Harry Purwanto - detikSurabaya


Roni dan bapaknya/Harry Purwanto

Surabaya - Pertemuan antara Roni Cahyono (12) saat bertemu dengan bapaknya, Nurul Abror (45) di Mapolres Lumajang Jalan Alun-Alun Utara, Rabu (4/2/2009) diwarnai dengan pelukan dan cubitan.

Bocah SD kelas VI di SDN Gunungsari IV itu minggat dari rumahnya sejak tiga hari lalu, Minggu (1/2/2009) itu seakan sumringah saat bertemu dengan pria yang tinggal di Jalan Pulosari Gg III i No 50 Surabaya pukul 13.00 WIB.

Dengan cubitan sayang, Roni dinasehati agar pamitan lagi saat pergi dari rumah. "Pamit to nduk kalau pergi," jelas Abror sambil memandang anaknya.

Nasehat itu pun disambut dengan anggukan kepala oleh anak pertama dari dua bersaudara tersebut. Sementara dihadapan petugas Polres Lumajang, Abror mengaku perilaku anaknya yang suka minggat dilakukan sejak dikhitan usia 10 tahun. Sejak itu anaknya sudah pergi ke Jogyakarta, Jakarta, Bali dan Sumatera.

"Pertama kali dia minggat dari rumah ke Tulungagung, ke rumah saudaranya," kata Abror yang sehari-harinya bekerja sebagai penambal ban di rumahnya kepada detiksurabaya.com di Mapolres.

Karena perilaku anaknya yang nyeleneh, dirinya pun pernah berkonsultasi ke paranormal. Dari paranormal itu, suami dari Tini itu diosarankan bersabar karena rasa ingin tahu anaknya.

"Paranomal bilang ke saya, Roni tidak akan hilang pasti kembali," kenangnya.

Menurut Abror, anaknya tergolong pintar bahkan sering juara kelas di sekolahnya, SDN 4 Gunungsari. Namun saat ujian akhir sekolah, dia kabur dari rumah hingga tidak lulus. "Anak saya tidak lulus, karena minggat dari rumah saat itu," jelasnya.

Keberadaan anaknya yang di Lumajang diketahui saat dihubungi Polsek Candipuro. Bahkan dari pengakuan petugas, dirinya mengetahui jika anaknya pergi untuk melihat Gunung Semeru.

Sementara dari pengakuan Roni, dirinya senang bermain dan berkunjung ke tempat wisata karena sering menonton TV dan baca koran. Rasa penasaran itulah yang membuat dia berani meninggalkan rumah dan sekolah.

"Saya ingin tahu tempat-tempat itu karena indah dan bagus pak," Kata Roni saat ditanya petugas kepolisian.

Namun dia berjanji tidak akan minggat lagi dari rumah karena kasihan dengan ibunya yang selalu memikirkannya. "Aku tidak ingin minggat lagi kasihan ibu," tutur Roni sambil tertunduk.(fat/fat)

Minggat dari Surabaya, Bocah SD Lihat Bus Korban Lahar Semeru

Rabu, 04/02/2009 12:17 WIB
Minggat dari Surabaya, Bocah SD Lihat Bus Korban Lahar Semeru
Harry Purwanto - detikSurabaya


Bus PTPN yang Terguling/File

Lumajang - Hanya gara-gara penasaran ingin melihat bus milik PTPN terguling diterjang lahar dingin Gunung Semeru, bocah SD asal Surabaya nekat lari dari rumah. Namun, karena tidak mempunyai bekal dan kebingungan dia tidak bisa kembali pulang ke rumah.

Bocah nekat itu bernama Roni Cahyono (12), siswa kelas 6 SDN 4 Gunungsari. Dia nekat meninggalkan rumahnya tanpa pamit menuju Lumajang dengan menumpang truk gandeng yang dicegat di sekitar Gunungsari, Minggu (1/2/2009) lalu.

Kemudian, Senin 2 Januari bocah itu sampai di kota yang ditujunya dan oleh crew truk gandeng yang ditumpanginya diturunkan di Terminal Lumajang.

"Setelah itu saya naik bus menuju ke arah Gunung Semeru," ujar Roni Cahyono saat menceritakan kisah petualangannya kepada wartawan di Mapolsek Candipuro, Rabu (4/1/2009).

Namun, sesampainya di Candipuro Roni kebingungan karena tidak tahu arah menuju lokasi bus yang terguling. Melihat ada bocah 'asing' yang kebingungan, warga kemudian menolongnya dan dibawa ke pulang. "Setelah itu warga tersebut menghubungi kami dan melaporkan kalau menemukan bocah hilang," ujar Anggota Polsek Candipuro Briptu Budi kepada detiksurabaya.

Selang beberapa lama, petugas pun mendatangi lokasi untuk menjemput bocah nekat tersebut untuk dibawa ke Mapolsek Candipuro. Saat dibawa ke polsek, Roni mengaku kepada petugas jika dia nekat menuju ke Candipuro, 25 km selatan Kabupaten Lumajang untuk melihat bus terguling dan Gunung Semeru yang sering dilihatnya di televisi.

Kasihan dengan kenekatan bocah itu, petugas pun pagi tadi mengantarkan anak pasangan Nurul dan Tini, warga Jalan Pulosari Gg III i No 50 Gunungsari Surabaya ke Pos pemantau Semeru di Gunung Sawur agar keinginan bocah itu terkabul.

Hingga pukul 12.00 WIB, Roni yang menggunakan kaos berwarna biru dengan motif garis serta bercelana pendek warna biru masih berada di Mapolsek Candipuro. Rencananya, siang ini juga bocah berkulit coklat ini akan diantar ke Mapolres Lumajang untuk dijemput orangtuanya.(bdh/bdh)

Direndam Banjir, 4 Sekolah di Lumajang Liburkan Siswanya

Rabu, 04/02/2009 08:50 WIB
Direndam Banjir, 4 Sekolah di Lumajang Liburkan Siswanya
Harry Purwanto - detikSurabaya



File: detiksurabaya.com
Lumajang - Sejak tiga hari lalu, banjir masih merendam Kecamatan Rowokangkung, Lumajang. Akibatnya aktivitas proses belajar mengajar sekolah dasar setempat terhenti.

Para siswa telah diliburkan sejak tiga hari lalu karena sekolah masih tergenang air luapan Sungai Jatiroto. Sekolah yang meliburkan siswanya yakni, SDN 2 Rowokangkug, SDN 3 Rowokangkung, SDN 1 dan SDN 2 Sidorejo.

Menurut penjaga sekolah SDN 2 Rowokangkung Suparman (45) bahwa sekolah terpaksa diliburkan karena air masih menggenang di sekolah. Apalagi rumah-rumah para siswa juga ikut direndam banjir setinggi 50 cm.

"Ya diliburkan dulu, masak ruang kelas sekolah ada airnya," kata Suparman kepada detiksurabaya.com saat ditemui di SDN 2 Rowokangkung, Rabu (4/2/2009).

Sementara dari pantauan detiksurabaya.com di 4 sekolah SD tampak penjaga sekolah melakukan bersih-bersih kelas yang airnya telah surut. Sementara dengan liburnya sekolah, para siswa terlihat bermain air di sekitar rumahnya.

Salah satu siswa SDN 2 Sidorejo, Muji (10) saat sedang asyik bermain banjir mengaku libur sekolah akan berakhir jika air mulai surut. Namun dia mengaku sedih karena tidak bisa belajar disekolah. "Kalau libur nanti bisa ketinggalan pelajaran dari sekolah lain," kata Muji.

Sementara banjir di kecamatan Jatiroto, Yosowilangun dan Tekung mulai berangsur-angsur surut. Warga mulai membersihkan rumahnya yang kotor oleh lumpur yang dibawa banjir.(fat/fat)

Satlak PB Pemkab Lumajang Salurkan 1.767 Paket Sembako

Kamis, 05/02/2009 13:24 WIB
Banjir Lumajang
Satlak PB Pemkab Lumajang Salurkan 1.767 Paket Sembako
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Satlak Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (Satlak PB) Pemkab Lumajang memberi bantuan 1.767 paket sembako senilai Rp 100 juta, ke 4 kecamatan di Lumajang yang terkena banjir. Paket itu berisi beras 5 Kg, kecap, ikan asin dan air mineral.

"Untuk pembagian bantuan kami serahkan pada kepala desa yang memeiliki data korban banjir," kata Ketua Harian Satlak PBP Pemkab Lumajang, Wisu Wasono Adi kepada detiksurabaya.com di kantornya, Kamis (5/2/2009).

Menurut Wisu, saat ini banjir meluas lagi di dua desa di Kecamatan Rowokangkung. Padahal sebelumnya, di Kecamatan Rowokangkung ada 5 desa yang terendam banjir. Meski begitu, Pemkab Lumajang telah menyiapkan bantuan jika ada korban banjir yang belum menerimanya. "Bantuan kurang kami stok lagi," jelas Wisu.

Pihak Pemkab Lumajang juga mempersilahkan pihak-pihak dari manapun� membantu korban banjir. Baik para partai atau caleg bisa memberikan bantuan. "Caleg bantu korban banjir tidak salahi peraturan kok," tutur Wisu.(fat/fat)

Aktivitas Meningkat, Semeru Semburkan Lava Pijar

Jumat, 06/02/2009 10:47 WIB
Aktivitas Meningkat, Semeru Semburkan Lava Pijar
Harry Purwanto - detikSurabaya



Gunung Semeru/File

Lumajang
- Aktivitas vulkanik Gunung Semeru kembali meningkat. Sejak dua hari terakhir, petugas pemantau di Gunung Sawur memantau terjadinya guguran lava pijar menuju ke arah Besuk Kobokan.

Dari data yang diperoleh dari petugas pemantau, dalam dua hari ini telah terjadi 110 letusan. Banyaknya letusan ini di bawah normal 170 letusan per hari. Sedangkan letusan vulkanik dangkal 3 kali, Vulkanik dalam 5 kali, dan 3 kali gempa tektonik jauh.

"Kalau letusan berkurang di Puncak Semeru, bisa berbahaya," kata Suparno, pengamat Gunung Semeru di Pos Gunung Sawur, Lumajang kepada detiksurabaya.com, Jumat (6/2/2009).

Meski demikian, aktivitas Gunung Semeru masih dikategorikan normal, dengan status waspada. Sehingga warga yang bermukim di lereng Semeru diminta untuk tetap waspada dan berhati-hati.

Gunung Semeru yang menyemburkan lava pijar ini juga diketahui oleh warga di sekitar lerang. Menurut Gunawan (55), warga Desa Sumber Mujur, Kecamatan Candipuro, dia menyaksikan lava pijar keluar dari Puncak Semeru pukul 22.20 WIB, Kamis malam.

"Saya lihat percikan api seperti kembang api di Puncak Semeru," ujar Gunawan saat bercakap-cakap dengan wartawan di Candipura.

Selain itu, potensi lahar dingin juga mengancam warga setiap waktu, mengingat hujan masih mengguyur di Puncak Jonggring Saloko. Untuk itu, warga yang bermukim di sepanjang aliran lereng Gunung Semeru harus waspada dan melihat tanda-tanda alam.

"Lahar dingin lewat Besuk Sat, Besuk Kobokan, Besuk Bang, Kali Glidik, Kali Regoyo," jelas Suparno.(bdh/bdh)

Keperawanan Melati Hilang di Tengah Sawah

Sabtu, 14/02/2009 14:03 WIB
Keperawanan Melati Hilang di Tengah Sawah
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Berawal dari perkenalan dengan tiga pemuda, Melati (14) bukan nama sebenarnya, kehilangan keperawanan. Gadis asal Jalan HOS Cokroaminoto, Lumajang kehilangan mahkotanya setelah sebelumnya dicekoki minuman keras (Miras).

"3 pemuda itu dikenalkan oleh teman korban," ujar Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Lumajang, Iptu Kurniawati Dewi Lestari, di Mapolres Jalan Alun-Alun Utara, Sabtu (14/2/2009).

Kasus itu, kata Dewi, berawal saat Melati diajak seorang temannya, Dahlia (14), bukan nama sebenarnya menemui 3 teman pemuda di Jalan Gubernur Suryo. Setelah berkenalan, Melati diajak ke tengah sawah untuk menemani mereka pesta miras. Melati pada awalnya enggan menemani, terpaksa menerima ajakan itu setelah dipaksa.

Sementara Melati sendiri kepada penyidik mengatakan, tegukan pertama dirnya belum mabuk. Namun tegukan ketiga, kepalanya sudah mulai terasa pusing dan mengantuk. Melati yang tak sadarkan diri tiba-tiba sudah berada di RS Bhayangkara saat membuka matanya

"Saya kaget kok tiba-tiba sudah berada di rumah sakit," tutur Melati.

Ternyata Melati ditemukan dalam keadaan tidak sadarkan diri oleh warga setempat. Saat ditemukan, kondisi Melati sudah separuh telanjang. Pakaian yang dikenakannya sudah semrawut dan terlucuti dari tubuhnya. Setelah dilakukan visum, terbukti jika Melati baru saja diperkosa.

Untuk penyidikan, polisi masih memeriksa Dahlia yang mengenalkan Melati kepada 3 pemuda bejat itu. "Kami masih menyelidiki dan mencari tahu identitas 3 pemuda yang memperkosa korban," tandas Dewi.(iwd/fat)

Batuk Menurun, Gunung Semeru Patut Diwaspadai

Senin, 16/02/2009 16:18 WIB
Batuk Menurun, Gunung Semeru Patut Diwaspadai
Harry Purwanto - detikSurabaya



Lumajang - Menurunnya aktivitas letusan vulkanik Gunung Semeru mengkhawatirkan petugas pemantau, di Gunung Sawur Desa Sumber Wuluh Kecamatan Candipuro, Lumajang.

Dalam kondisi normal, Gunung Semeru mengeluarkan letusan 100 hingga 150 per hari. Padahal saat ini letusan hanya mencapai 30 hingga 50 letusan per hari. Menurunnya letusan ini suatu saat bisa menyebabkan letusan cukup dahsyat.

"Letusan normal Gunung Semeru 100 hingga 150 letusan perhari," kata Hery Kuswandata petugas pemantau aktivitas Gunung Semeru di Gunung Sawur Desa Sumber Wuluh Kecamatan Candipuro kepada detiksurabaya.com, Senin (16/2/2009).

Hery menambahkan, Gunung Semeru memiliki khas khusus dibanding gunung berapi lainnya. Jika gunung berapi lainnya sering ada letusan berarti berbahaya, namun Gunung Semeru, makin jarang letusan makin berbahaya.

"Itulah yang membedakan gunung semeru dengan gunung api lainya di Indoenesia," tegas Hery.

Pantauan dari seismograf manual dan digital, letusan Gunung Semeru jarang sekali. Sedangkan letusan vulkanik dangkal mencapai 3 kali, vulkanik dalam 5 kali dan 3 kali gempa tektonik jauh.

Letusan di Gunung Semeru terjadi per 45 menit. Bahkan letusan di puncak cenderung melebihi 500-1.000 meter. "Letusan sangat tinggi ini bisa menyebabkan hujan abu dari lereng Semeru," kata Hery.

Meski demikian, aktivitas Gunung Semeru masih waspada. "Kami hanya khawatir ada letusan yang dasyat," tutur Hery.

Sementara Ketua Satlak PB pemkab Lumajang Wisu Wasono Adi saat dikonfirmasi terkait penurunan aktivitas Gunung Semeru membenarkan jika letusannya mulai jarang. Meski demikian dia mengimbau warga lereng Gunung Semeru tetap waspada.

"Saya khawatir ada awan panas yang meluncur dari puncak Semeru," kata Wisu saat dihubungi.(fat/fat)

Temani Istri Kencing, Kepala Sahlan Hancur Dilempar Bondet

Senin, 16/02/2009 15:33 WIB
Temani Istri Kencing, Kepala Sahlan Hancur Dilempar Bondet
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Sebuah bom ikan alias bondet meledak dan menewaskan seorang warga bernama Sahlan (53) asal Desa Curah Petung Kecamatan Ranuyoso Lumajang.

Peristiwa itu terjadi saat korban mengantar istrinya kencing di pekarangan rumahnya. Tiba-tiba ada orang yang tak dikenal melempar sebuah bom ikan ke arah wajahnya, pukul 21.00 WIB, Minggu (15/2/2009).

Seketika itu juga korban yang sehari-hari bekerja sebagai petani bersimbah darah di depan rumahnya. Ledakan yang cukup keras itu membuat isi kepala korban hancur. Tembok-tembok rumah korban pun terkena percikan darah korban. Tak hanya itu saja, bom ikan yang diduga berukuran besar telah meluluhlantakkan rumah korban. Kaca-kaca rumah korban pecah dan berserakan.

Warga yang mendengar dentuman keras langsung berhamburan keluar rumah mencari sumber suara keras itu.

"Waktu itu bapak mengantar saya buang air kecil," kata istri korban, Siti kepada wartawan di rumahnya, Senin (16/2/2009).

Menurut Siti, dirinya kaget saat mendengar ledakan keras dan melihat suaminya roboh berlumuran darah. Siti pun berteriak dan meminta tolong warga. "Saya tidak tahu siapa yang melempar bondet ke suami saya pak," tutur Siti denga tertunduk.

Sementara Kapolsek Ranuyoso AKP Eko Hari S mengatakan belum mengetahui motif pembunuhan menggunakan bom ikan itu. Saat dilakukan olah TKP, polisi menemukan serpihan-serpihak bahan peledak berupa batu serta logam.

"Kami belum bisa memastikan motif dari pengeboman. Kita masih melakukan penyelidikan," kata Eko Hari di Mapolsek Ranuyoso Jalan Raya Ranuyoso.

Sedangkan korban kini dibawa ke RS Dr Haryoto Lumajang untuk diotopsi, demi penyelidikan kasus tersebut.(fat/fat)

Semeru Jarang Batuk, Warga Lumajang Was-was

Selasa, 17/02/2009 10:14 WIB
Semeru Jarang Batuk, Warga Lumajang Was-was
Harry Purwanto - detikSurabaya


File detiksurabaya

Lumajang - Warga Lumajang yang tinggal di sekitar lereng Gunung Semeru khawatir dengan kondisi gunung api itu yang dalam beberapa hari ini jarang 'batuk'. Sebab jika gunung tertinggi di Pulau Jawa ini jarang mengeluarkan letusan, dianggap semakin berbahaya.

"Sudah semingu ini Semeru tidak batuk," kata Slamet (55), warga Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro pada detiksurabaya ditemui di rumahnya, Selasa (17/2/2009).

Menurut Slamet, warga yang tinggal di lereng Gunung Semeru khawatir peristiwa tahun 1994 kembali terulang. Saat itu Semeru tidak batuk, tiba-tiba lahar panas mengalir ke arah selatan dan memakan korban jiwa di Dusun Kamar A, Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan candipuro.

"Waktu itu yang meninggal puluhan warga di kamar A," terang Slamet.

Meski warga merasa was-was dengan kondisi gunung itu, kebanyakan mereka masih tetap bekerja di lahan pertanianya. "Khawatir iya, tapi belum ada imbauan dari pemerintah, mas," ungkap Sutini (45), salah satu warga Desa Sumber Mujur, Kecamatan Candipuro.

Sementara pantauan petugas pengamat Gnung Semeru di Pos Pantau Gunung Sawur menyatakan sejak Senin kemarin hingga hari ini Puncak Mahameru hanya mengeluarkan letusan sebanyak 29 kali. Normalnya, dalam sehari letusan mencapai 100-150 kali. Sedangkan letusan vulkanik dangkal mencapai 2 kali, vulkanik dalam 1 kali dan 2 kali gempa tektonik jauh.

"Dengan letusan di punvcak sangat jarang, aktivitas Semeru meningkat mas," jelas Hery Kuswandata petugas Pemantau Gunung Semeru di Gunung Sawur Kecamatan Candipuro.

Menurut Hery, jika Gunung Semeru jarang meletus, biasanya ada kubah lava diam dan guguran lava pijar. Namun status Semeru hingga saat ini Waspada.

"Pantauan visual puncak Gunung Semeru masih tertutup awan," ungkap Hery.
(bdh/bdh)

Rabu, 04 Februari 2009

Abu Semeru Terus Mengguyur, 1.000 Masker Akan Dibagikan

Kamis, 01/01/2009 12:39 WIB
Abu Semeru Terus Mengguyur, 1.000 Masker Akan Dibagikan
Harry Purwanto - detikSurabaya


Gunung Semeru/File Dephut

Lumajang - Hujan abu vulkanik terus menguyur wilayah Lumajang di awal tahun 2009 ini. Untuk menghindari Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), Pemkab Lumajang berencana membagikan 1.000 masker untuk warga di 5 Kecamatan.

Daerah yang paling parang diguyur abu Semuru yakni, Kecamatan Pronojiwo, Candipuro, Pasru Jambe, Senduro dan Kecamatan Gucilait.

"Kalau hujan abu ini tidak mereda, kami akan perintahkan Satlak di Kecamatan bagikan masker pada warga," kata Kepala Harian Satlak Penanggulangan Bencana Pemkab Lumajang Wisu wasono Adi saat dihubungi detksurabaya.com, Kamis (1/1/2009).

Menurut Wisu, pihaknya sudah mendapat laporan daerah yang paling parah terkena hujan abu. Daerah itu adalah desa-desa yang ada di lereng Gunung Semeru. Bahkan banyak tanaman pertanian yang rusak akibat abu vulkanik ini. "Kalau tanaman yang rusak hanya cabe dan tomat," tuturnya.

Terkait hujan abu yang terus menguyur wilayah Lumajang, salah satu petugas pemantau Semeru di Gunung Sawur Candipuro saat dihubungi mengatakan, abu itu akibat pengaruh angin dan cuaca yang tak menentu di puncak gunung.

"Kalau mau detailnya tanya ke badan vulkanolgi di Bandung saja," kata Petugas pemantau Gunung Semeru di Gunung Sawur.(bdh/bdh)

Diduga Minum Jamu Ilegal, Pedagang di Lumajang Tewas

Jumat, 02/01/2009 16:24 WIB
Diduga Minum Jamu Ilegal, Pedagang di Lumajang Tewas
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Diduga gara-gara minum jamu ilegal, seorang pedagang asal Lumajang tewas di Pasar Baru Lumajang setelah sebelumnya pingsan, Jumat (2/1/2009). Pedagang itu bernama Yuana (51) warga Dusun Joho Desa/Kecamatan Pasirian, Lumajang.

Informasi yang berhasil dihimpun detiksurabaya.com dari salah satu anak korban, Andik (25) menyebutkan jika korban sebelumnya mib\num jamu merk Tombak Mas. Sesampai di pasar, saat korban akan menggelar dagangannya. tiba-tiba korban pingsan dan ditolong warga.

"Ibu memang suka jamu, untuk ngobati penyakit yang dideritanya," kata Andik (25) salah satu anak korban kepada detiksurabaya.com di RS Bhayangkara Lumajang.

Andik menambahkan, ibunya memiliki komplikasi penyakit asma, TBC dan darah tinggi. "Setiap hari ibu sering konsumsi jamu untuk meredakan sakitnya," tambahnya.

Sementara Kasat Reskrim Polres Lumajang Iptu Abdul Rokib mengatakan, hingga kini masih menyelidiki korban yang diduga tewas minum jamu ilegal itu. "Untuk sachet jamunya sudah kami amankan," kata Rokib di kantornyam Jalan Alun-Alun Utara.

Sedangkan hasil penyelidikan polisi, jamu yang diminum korban ilegal alias tidak berizin. Bahkan polisi menduga ada campuran zat kimianya. "Di sachet jamu tidak ada kode produksi," tegasnya.(fat/fat)

Jelang Musim Tanam, Petani Gelar Kerapan Kerbau

Sabtu, 03/01/2009 11:57 WIB
Jelang Musim Tanam, Petani Gelar Kerapan Kerbau
Harry Purwanto - detikSurabaya


Kerapan kerbau/Harry P

Lumajang - Memasuki masa tanam padi saat musim hujan, petani di Desa Banyuputih Lor Kecamatan Randuagung, Lumajang menggelar kerapan kerbau. Berbeda dengan kerapan sapi yang dilakukan di lapangan, kerapan kerbau dilakukan di sawah penuh lumpur.

Kerbau-kerbau itu datang dari desa atau luar desa/kecamatan. Mereka tak lain ingin berpartisipasi di ajang lomba itu.

"Kerapan kerbau di desa kami sudah turun temurun dilakukan setahun sekali menjelang tanam padi Mas," kata Martawi (55) salah satu warga Dusun Pondok Telo Desa Banyuputih Lor Kecamatan Randuangung ditemui detiksurabaya.com di arena kerapan kerbau, Sabtu (3/1/2009).

Menurut Martawi, perlengkapan kerapan kerbau tak jauh beda saat petani akan membajak sawah. Sehingga bisa mengetahui kecepatan dan kesehatan kerbau pemiliknya. "Kerapan kerbau ini juga sebagai ajang adu kepandaian memelihara kerbau," jelasnya.

Tujuan kerapan kerabu ini tidak lain untuk mendapatkan kelimpahan rezeki dan dijauhkan dari penyakit tanaman petani. Pantauan detiksurabaya.com, kerapan kerbau ini menjadi hiburan gratis warga. Karena tidak dipungut biaya untuk menyaksikan kerapan kerbau, warga pun rela bermandikan lumpur demi kerbau-kerbau jagoannya.

Bagi kerbau yang menang dalam kerapan, harganya bisa lebih mahal. Sepasang kerbau bisa ditawar hingga ratusan juta. "Kalau kerbaunya menjadi juara, pemiliknya bisa kaya mendadak Mas," jelas Munawar, salah satu pemilik kerbau asal Desa Dawuhan Wetan Kecamatan Rowokangkung.

Menurut Munawar, budaya kerapan kerbau kurang mendapat perhatian dari pemerintah. Padahal sangat layak untuk dijual menjadi pariwisata.

"Kalau kerapan kerbau tidak diperhatikan pemerintah untuk wisata, dipastikan kerapan kerbau tinggal nama," jelas Munawar.(fat/fat)

Tak Berdokumen Resmi, Tronton Muat 300 Liter Solar Diamankan

Senin, 05/01/2009 16:04 WIB
Tak Berdokumen Resmi, Tronton Muat 300 Liter Solar Diamankan
Harry Purwanto - detikSurabaya

Surabaya - Diduga disalahgunakan, sebuah tronton membawa 300 liter solar yang dimasukkan puluhan jerigen di perbatasan Probolinggo-Lumajang dihentikan polisi.

Truk bernopol N 8597 UY dihentikan di Jalan Raya Ranuyoso, Lumajang beserta sopir, Supardi (21) warga Desa Jatisari Kecamatan Tempeh dan kenek, Fariji (20) warga Desa Darungan Kecamatan Yosowilangun.

Dari hasil pemeriksaan keduanya, selain tak memiliki dokumen resmi, polisi mendapati jika keduanya membeli solar bersubsidi di SPBU Kecamatan Malasan-Probolinggo. Lantas, dijual ke salah satu home industri di Kecamatan Pairian Lumajang.

"Saya beli solar untuk menambah penghasilan," kata Supardi, yang sehari-hari menjadi sopir truk pasir kepada penyidik di Mapolres Lumajang, Jalan Alun-Alun Utara, Senin (5/1/2009).

Kasat Reskrim Polres Lumajang, Iptu Abdul Rokib mengatakan, sebelumnya polisi curiga dengan truk tronton yang membawa ratusan solar yang diwadahi jerigen.

"Ternyata modus pelaku menjual BBM bersubsidi sudah satu tahun terakhir," kata Abdul Rokib di kantornya.

Kini tersangka dijerat UU 22/2001 tentang migas dengan ancamannya kurang dari 5 tahun penjara. "Kami hanya selidiki penyalahgunaan BBM, dari mana dan untuk apa BBM tersebut," ungkap Rokib.(fat/fat)

Karyawan PG Djatiroto Tewas di Kolam Penampungan Limbah

Senin, 05/01/2009 13:03 WIB
Karyawan PG Djatiroto Tewas di Kolam Penampungan Limbah
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Seorang karyawan pengolahan limbah tewas saat mengecek volume limbah tetes Pabrik Gula (PG) Djatiroto di kolam penampungan. Wahyudi (43) tewas tenggelam setelah terjatuh dari tangga, Senin (5/1/2009).

Peristiwa ini terjadi, saat korban warga Dusun Persil Desa/Kecamatan Jatiroto bersama dua temanya, Sutrino (55) dan Bagong (57) warga Desa/Kecamatan Jatiroto mengecek limbah tetes. Korban yang berada tepat di belakang Sutrisno yang memegang tali ukur ke dalam limbah, terpeleset dan jatuh.

"Dia terjatuh terlentang dan sempat melambaikan tangan meminta tolong," kata Sutrisno teman korban saat ditemui detiksurabaya.com di kamar mayat RS PG Djatiroto.

Menurut Sutrisno, korban tidak bisa diselamatkan. Karena limbah tetes pekat seperti lumpur dan terus menenggelamkan korban. "Limbah tetes ini kalau bergerak orang akan tenggelam dengan sendirinya," tutur Sutrisno.

Sementara informasi yang berhasil dihimpun detiksurabaya.com dari sejumlah karyawan PG Djatiroto, korban tidak dilengkapi alat pengaman untuk mengecek limbah tetes. Bahkan pihak PG Djatirpto tidak menyediakan alat keselamatan bagi pekerjanya.

Sementara Kanit Reskrim Polsek Jatiroto Aiptu Hariyanto, pihaknya masih memeriksa saksi-saksi yang mengetahui kejadian. Sedangkan korban saat ini dilakukan visum untuk mengetahui apakah ada unsur pembunuhan.

"Korban kami visum, hal ini menghindari kekhawatirkan keluarga korban yang masih meragukan kematiannya," kata Hariyanto.(fat/fat)

Rayakan Tahun Baru, Mahkota Melati Dikoyak Sang Pacar

Selasa, 06/01/2009 13:34 WIB
Rayakan Tahun Baru, Mahkota Melati Dikoyak Sang Pacar
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Tahun baru ternyata tidak membuat sebut saja Melati (17) gembira dan bahagia. Remaja asal Desa Keting, Kecamatan Kencong, Jember ini harus merelakan mahkotanya direnggut oleh sang pacar.

Keperawan yang selama ini dijaganya direnggut paksa sang pacar bernama Hadi alias Lihin (20), di Desa Sumber Rejo, Kecamatan Sukodono, Lumajang, Kamis (1/1/2009).

Peristiwa kelabu yang menimpa Melati ini terjadi seusai dirinya diajak nonton konser dangdut di Desa Karang Anyar, Kecamatan Yosowilangun, Lumajang oleh pelaku. Saat itu korban minta diantar pulang, ternyata oleh pelakukorban dibawa ke kebon segon untuk diajak berhubungan badan layaknya suami istri.

Melati yang baru kenal 10 hari dengan pelaku menolak ajakan itu. Namun dengan bujuk rayu dan paksaan, akhirnya mahkota Melati terkoyak juga. Usai melampiaskan nafsu bejatnya, korban diantar plang dengan janji akan dinikahi jika nantinya hamil.

Usai kejadian itu, Melati pun mnunggu kedatangan sanga pacar yang telah menikmati keperawannya untuk melamar dirinya. Namun sang pujaan hati itu tak kunjung datang dan malah menghilang. Bahkan diketahui Lihin telah memiliki istri yang tengah hamil tua.

Akhirnya Melati dengan ditemani keluarganya melaporkan sang pacar ke Mapolres Lumajang, Selasa (6/1/2008). Lihin dilaporkan dengan tuduhan pemerkosaaan gadis dibawah umur.

Menurut Kepala Sentra Pelayanan kepolisian (SPK_ Aiptu Ahmad Basuki, korban dipaksa melayani nafsu pelaku berkali-kali hingga pingsan. "Kami masih melakukan visum pada korban," kata Ahmad Basuki di ruangan KSPK.(bdh/bdh)

Diterjang Lahar Dingin Semeru, Warga di 2 Kecamatan Terisolasi

Rabu, 07/01/2009 11:02 WIB
Diterjang Lahar Dingin Semeru, Warga di 2 Kecamatan Terisolasi
Harry Purwanto - detikSurabaya


Gunung Semeru

Lumajang - Lahar dingin yang melewati Sungai Besuksat, Selasa (6/1/2009) kemarin, membuat akses jalan lintas yang menghubungkan Kecamatan Candipuro dengan Kecamatan Pasrujambe terputus. Bahkan, akibat material itu warga di dua kecamatan sempat terisolasi lebih dari 12 jam.

Akibat tertimbun material vulakanik Gunung Semeru, warga bergotong royong dengan mengunakan alat seadanya membersihkan material batu dari jembatan lintas barat Lumajang, Rabu (7/1/2009).

Pantau detiksurabaya.com, puluhan warga membersihkan material batu dari badan jembatan Sungai Besuk Sat hanya menggunakan pacul, potongan besi dan kayu untuk menyingkirkan material dari Gunung Semeru itu.

Bahkan sampai kini akibat bencanan lahar dingin ini, kedua kecamatan tersebut/ sempat terisolir selama 12 jam lamanya.

"Kalau tidak dibersihkan, pasir dan batu ini kami tidak bisa menuju ke kecamtan Candipuro," kata Sujudi (55) Warga Desa/Kecamatan Pasru Jambe.

Bahkan akibat lahar dingin yang kerap terjadi di musim penghujan, warga di sekitar aliran sungai lahar Gunung Semeru mulai resah. Bahkan di awal tahun 2009 ini sudah terjadi 3 kali bajir lahar dingin.

Sementara itu, meski lahar dingin menerjang, tidak membuat ratusan penambang pasir di sepajang aliran lahar dingin yang berada di Kecamatan Pasru Jambe, Pasirain Tempeh, Candipuro dan Pronojiwo ketakutan. Mereka tetap melakukan aktifitas penambangana sperti biasa.

"Lahar dingin sudah biasa bagi kami, kalu air suangi keruh kami hentikn penambngn pasir dulu," ungkap Parman (36) warga Desa Kloposawit Kecamtan Candipurio.(bdh/bdh)

Diguyur Hujan Deras, Semeru Muntahkan Lahar Dingin

Kamis, 08/01/2009 17:49 WIB
Diguyur Hujan Deras, Semeru Muntahkan Lahar Dingin
Harry Purwanto - detikSurabaya


Gunung Semeru

Lumajang - Hujan deras mengguyur Puncak Mahameru selama hampir 4 jam. Akibatnya, lahar dingin membanjiri Sungai Besuk Kobokan, Besuk Sat dan Besuk Bang yang berada di sekitar Gunung Semeru.

"Hujan siang hingga sore terus terjadi di Puncak Semeru," kata salah satu petugas Pengawas Gunung Semeru Lumajang yang enggan disebut nama saat dihubungi detiksurabaya.com lewat sambungan telepon, Kamis (08/1/2009).

Banjir di sekitar Puncak Mahameru sempat terekam di pusat pengawas Gunung Semeru. Banjir di puncak Semeru hanya terjadi sekitar 25 menit. Namun, lahar dingin yang terjadi tidak akan membayakan para warga yang menambang pasir dan pencari kayu.

Pantauan detiksurabaya.com, air yang mengalir di Sungai Besuk Bang tampak keruh bercampur lumpur, batu dan rating.

Sementara akibat meningkatnya debit air di sungai aliran Gunung Semeru membuat penambang pasir dan pencari kayu menghentikan aktivitasnya.

"Sejak pukul 3 sore tadi, saya menghentikan menambang pasir. Sebab airnya keruh dan rantai-ranting ikut hayut dari puncak Semeru," ujar Misra'un warga Gesang Kecamatan Tempeh saat ditemui di lokasi penambangan.

Untuk itu, pengawas Gunung Semeru menghimbau agar warga di sekitar aliran lahar dingi Semeru tetap waspada. Sebab hujan deras masih akan terus menguyur puncak Mahameru.(bdh/bdh)

90 % Caleg di Lumajang Tidak Punya Pekerjaan Tetap

umat, 09/01/2009 13:30 WIB
90 % Caleg di Lumajang Tidak Punya Pekerjaan Tetap
Harry Purwanto - detikSurabaya



Lumajang - Bagaimana nantinya kalau gedung dewan diisi oleh legislator yang tidak mempunyai pekerjaan tetap atau pengangguran. Di Lumajang, Jawa Timur, dari 527 calon legislatif (Caleg) yang maju dalam Pemilihan legislatif (Pileg) 2009, 90 persennya tidak mempunyai pekerjaan tetap.

Fakta ini terungkap setelah KPUD Lumajang mengecek kembali berkas para calon Legislator.

"Para caleg di curiculum vitae (CV) kebanyakan memiliki status pekerjaan swasta dan wiraswata," kata Ketua KPUD Lumajang Misbahul Munir pada detiksurabaya.com di kantornya, Jumat (9/1/2009).

Menurut Munir, dengan status pekerjaan swasta dan wiraswasta, para caleg sangat disanksikan tentang pekerjaan sehari-harinya. Apakah caleg tersebut sudah mapan dalam ekonomi, atau pendidikan. "Sekitar 75 persen caleg di Lumajang berijazah kejar paket C," jelas Munir.

Jadi caleg yang maju pada pemilu 2009 ini tambah Munir, seperti orang sedang mencari pekerjaan. Untuk KPUD meminta kepada para pemilih hati-hati dalam menentukan caleg yang dipilihnya.

"Pemilih harus tahu kemampuan caleg serta ekonominya, tidak asal nyoblos," pungkas Munir.(bdh/bdh)

Percikan Air Gua Tetes Diyakini Bikin Awet Muda

Sabtu, 10/01/2009 14:50 WIB
Percikan Air Gua Tetes Diyakini Bikin Awet Muda
Harry Purwanto - detikSurabaya


Gua Tetes Lumajang/Harry പുര്വന്ടോ

Lumajang - Gua Tetes merupakan wisata gua satu-satu yang ada di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Gua yang memiliki banyak stalagtit dan stalagmit dengan warna yang beraneka ragam ini diyakini masyarakat sekitar dapat membuat awet muda apabila terkena percikan air gua itu.

Goa tetes ini terletak di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pronojiwo, 55 kilometer selatan Kota Lumajang. Untuk mencapai tempat ini, Anda bisa menggnakan kendaraan roda dua maupun mobil.

Meski dialiri air terus-menerus, dinding tebing gua itu sama sekali tidak licin. Tak mengherankan jika beberapa pengunjung terpancing untuk menaiki tebing guna mencapai gua.

Konon, air yang senantiasa menetes dari bagian atas gua ini yang membuat tempat ini diberi nama Gua Tetes.

Gua Tetes ini juga memiliki mitos. Masyarakat sekitar gua percaya bahwa air yang ada di gua bisa membuat awet muda. "Di sini pengujung yang paling banyak kaum muda mudi," kata Sutiyem warga di sekitar Gua Tetes pada detiksurabaya.com, Sabtu (10/1/2008).

Selain itu, gua ini dipercaya bisa mempertemukan jodoh bagi yang belum menikah. Bahkan sebagian pengunjung percaya gua ini dapat mempersatukan kembali keretakan rumah tangga pasangan suami istri.

"Bagi orang yang mau cerai ajak saja pasanganya ke sini, pasti akan disatukan kembali," kata Sutiyem.

Berdasarkan cerita yang berkembang, Gua Tetes ditemukan pada 1969 oleh penggergaji kayu. Baru pada 1975, gua ini mulai dikunjungi warga.(bdh/bdh)

Kawanan Bajing Loncat Kuras Truk Sarden

Selasa, 13/01/2009 16:27 WIB
Kawanan Bajing Loncat Kuras Truk Sarden
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Kejahatan jalanan yang dilakukan kawanan bajing loncat kembali beraksi di Kota Pisang Lumajang. Truk gandeng yang memuat ikan sarden dibajak sekawanan bajing loncat di jalur timur Desa Umbul, Kecamatan Kedung Jajang.

Truk Gandeng dari Banyuwangi dan akan menuju Jakarta itu dibajak oleh 5 pelaku dengan mengendarai sepeda motor serta mobil Suzuki Carry, Senin (12/1/2009) malam.

Akibatnya, muatan truk bernomor polisi P 7733 YU yang dikemudikan Sutrisno (53) bersama anaknya Wahyudi (26) Warga Desa Krajan BBaru Banyuwangi ludes tak tersisa.

Isi muatan truk dikuras habis dan ditinggal begitu saja di Jalur Lintas Timur-Lumajang. Sedangkan sopir truk dan kernet dibuang di Porong-Sidoarjo, dengan tangan terikat dan mulut serta mata dilakban.

Menurut penuturan Sutrisno, truk yang dibawanya dihadang para pelaku saat akan keluar dari jalur lintas timur. Saat dirinya turun dari truk, oleh pelaku yang mengendarai sepeda motor langsung dikalungi celurit. "Saya dbekap dan dimasukan ke dalam mobil carry dengan mata ditutup," kata Sutrisno dihadapan penyidik di Mapolres Lumajang, Selasa (13/1/2009).

Selama dimasukan dalam mobil carry, dirinya jelas Sutrisno tidak diapa-apakan oleh pelaku. Namun, selama perjalanan mobil carry yang membawanya sempat berhenti sebanyak 4 kali hingga dia dibuang di tengah sawah di Porong Sidoarjo. "Saya baru tahu kalau saya dibuang di Porong setelah ditolong warga," jelas Sutrisno.

Di tempat yang sama, Kasat Reskrim Polres Lumajang Iptu Abdul Rokib mengatakan, setelah mendapat laporan ada pembajakan truk, mereka langsung menuju ke tempat kejadian dan melakukan olah TKP.

"Ternyata pelaku sangat lihai dalam menjalankan aksinya," kata Abdul Rokib di kantornya.

Kini untuk mengusut tuntas kejadian ini, Polres Lumajang akan bekerjasama dengan Polres Sidoarjo untuk melacak keberadaan pelaku. "Kami masih melakukan pengejaran terhadap pelaku," tegas Abul Rokib.(bdh/bdh)

Ribuan Botol Miras Dimusnahkan

Selasa, 13/01/2009 11:52 WIB
Ribuan Botol Miras Dimusnahkan
Harry Purwanto - detikSurabaya


Ilusrtasi

Lumajang - Sebanyak 5.261 botol minuman keras (Miras) berbagai jenis dimusnahkan di Mapolres Lumajang Jalan Alun-Alun Utara, Selasa (13/1/2009).

Miras yang dimusnahkan itu hasil operasi polisi selama 6 bulan. Botol-botol itu dimusnahkan menggunakan buldozer yang dari Dinas Pekerjaan Umum Lumajang.

Pemusnahan miras yang dihadiri Wakil Bupati Lumajang As'at Malik, muspida, ulama dan instansi terkait bahwa pemusanahan ini untuk meminimalisir maraknya kejahatan dan asusila akibat pengaruh miras.

"Ribuan minuman keras ini, berhasil disita dari 17 tersangka dan didenda sangat banyak oleh Pengadilan Negeri," tegas Kapolres Lumajang Mudjiono dalam sambutanya, Selasa (13/1/2009).

Mudjiono menjelaskan, rata-rata pelaku kejahatan saat diinterograsi mengaku nekat mengkonsumsi miras sebelum menjalankan aksinya. Meski, kata dia, belum ada korelasi antara peminum dengan aksi kejahatannya, polisi akan terus melkaukan penelitian.

"Pokoknya bagi penjual miras yang tidak punya izin resmi kami tindak," jelas Mudjiono.

Dia pun mengimbau dan meminta seluruh lapisan masyarakat untuk tidak segan melaporkan kepada polisi, jika mengetahui adanya penjual miras, narkoba dan kejahatan lainnya.

"Lapor ke polisi, bisa telepon atau SMS. Polri berkomitmen memberantas segala tindak kriminilitas," ungkapnya.(fat/fat)

Harga Cabe Rawit Melonjak Tajam

Sabtu, 17/01/2009 09:00 WIB
Harga Cabe Rawit Melonjak Tajam
Harry Purwanto - detikSurabaya



File: detiksurabaya.com
Surabaya - Hujan yang terus mengguyur wilayah Lumajang membuat ratusan hektar tanaman cabe busuk dan rusak. Akibatnya harga cabe rawit melonjak tajam. Kenaikan cabe ini sudah berjalan dalam sepekan.

Harga cabe semula Rp 3 ribu menjadi Rp 10 ribu perkilonya. Karena stok cabe di Pasar baru Lumajang mulai Berkurang. Sedangkan pembeli dari luar kota berdatangan mencarinya.

"Waduh Mas, harga cabe rawit naik 7 ribu," kata Bu Suwarsih (45) salah satu pedagang yang ditemui detiksurabaya.com di Pasar Baru Lumajang, Sabtu (17/1/2009).

Suwarsih menambahkan, pengiriman cabe rawit dari Kecamatan Pasrujambe, Candipuro, Seduro, Pasirian dan Randuagung sejak satu minggu terakhir sepi. Bahkan cabe yang masuk di Pasar Baru Lumajang tidak pedas dan masih muda atau belum layak panen.

"Kayaknya harga cabe akan naik terus, sebab hujan terus mengguyur dan merusak tanaman," tutur Suwarsih.

Semantara petani yang juga pedagang cabe asal Kecamatan Randuagung, H Iqbal ditemui di Pasar Baru Lumajang mengatakan, hujan yang tidak menentu mengguyur Lumajang membuat satu hektar tanaman cabenya membusuk.

Bahkan saat ini petani juga berperang dengan penyakit daun tanaman cabe karena terjangkit hama. Sehingga jika tidak cepat dipanen dini, petani bisa rugi puluhan juta rupiah. "Kalau tidak cepat dipanen, petani bisa bangkrut Mas," tegas H. Iqbal.(fat/fat)

Tolak Mutasi, Ribuan Karyawan PG Djatiroto Berdemo

Selasa, 20/01/2009 11:02 WIB
Tolak Mutasi, Ribuan Karyawan PG Djatiroto Berdemo
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Sekitar 1.800 karyawan dan satpam tergabung dalam Serikat Buruh Idependen Pabrik Gula (PG) Djatiroto-Lumajang menggelar demo di depan kantornya, Selasa (20/1/2009).

Mereka menentang mutasi 38 satpam pabrik yang bertugas selama 20 tahun dan akan diganti oleh jasa pengamanan dari Surabaya. Massa juga menolak sistem outsourching bagi karyawan.

Para pendemo itu berasal dari karyawan baik bagian tanam tebu dan operasional pabrik. Praktis, aktivitas pabrik gula menjadi lumpuh. Bahkan para satpam pabrik melakukan sweeping untuk mengajak karyawan lainnya menghentikan aktivitasnya. Otomatis aksi ini membuat mereka perang mulut.

"Kami menolak pergantian satpam lama dengan yang baru. Karena yang lama masih kuat dan bagus," kata koordinator aksi, Suwandi kepada detiksurabaya.com di halaman PG Djatiroto Jalan Raya Djatiroto, Selasa (20/1/2009).

Menurut Suwandi, saat melakukan mutasi 38 satpam, pihak karyawan tidak diajak duduk bersama oleh manajemen. "Bahkan satpam pabrik akan dijadikan mandor tanam dan buruh tanam. Ini sangat tidak adil bagi karyawan yang mengabdi 20 tahun lebih," tambahnya.

Hal senada juga diungkapkan salah satu satpam PG Djatiroto, Samsul Arifin bahwa dirinya tidak diajak rembuk saat pergantian satpam di lingkungan pabrik. "Kalau diganti, kok bukan satpam dari putra daerah, kok malah ambil dari Surabaya," keluh Samsul.

Pendemo berencana bertahan di kantor PG Djatiroto hingga tuntutan penolakan mutasi satpam terkabulkan. "Kami akan bermalam di sini Pak, sampai tuntutan kami terkabulkan," ungkap Samsul.(fat/fat)

Goda Istri Orang, Slamet Nyaris Kehilangan Tangannya

Rabu, 21/01/2009 13:32 WIB
Goda Istri Orang, Slamet Nyaris Kehilangan Tangannya
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Jangan sekali-kali menggoda istri orang, jika tidak bisa bernasib sama dengan Slamet (32) yang nyaris kehilangan tangan kanannya.

Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 07.00 WIB, Rabu (21/1/2009) ini bermula saat korban warga Desa Tegal Bangsri Kecamatan Klakah, Lumajang mampir di warung istri pelaku, Markasan (40) warga Desa/ Kecamatan Klakah.

Saat pria yang sehari-hari berprofesi sebagai sopir angkot minum kopi di Jalan Raya Klakah, tanpa basa-basi pelaku menyabetkan celurit ke punggung dan tangan korban dengan membabi buta.

Meski korban berhasil melarikan diri dan ditolong warga, namun korban mengalami luka cukup parah. Dia pun dilarikan ke RSUD Dr Haryoto, Lumajang.

"Saya tidak tahu apa salah saya kok dibacok," kata Slamet kepada detiksurabaya.com di ruang UGD RSUD Dr. Haryoto Lumajang.

Mendapat laporan ada aksi pembacokan, polisi mendatangi TKP dan menangkap Markasan, pelaku pembacokan. Kini pelaku ditahan di Mapolsek Klakah untuk penyidikan lebih lanjut

"Pembacokan oleh pelaku kesal terhadap korban yang sering godaan istrinya yang jaga warung," kata Kapolsek Klakah AKP Moh. Natsir kepada wartawan di Mapolsek Jalan Raya Klakah.(fat/fat)

Rabu, 28/01/2009 09:21 WIB Dua Kecamatan di Lumajang Terserang Chikungunya

Rabu, 28/01/2009 09:21 WIB
Dua Kecamatan di Lumajang Terserang Chikungunya
Harry Purwanto - detikSurabaya



Lumajang - Ratusan warga di dua Kecamatan Kabupaten Lumajang terjangkit chikungunya. Dua kecamatan itu yakni Kecamatan Ranuyoso dan Klakah.

Warga terjangkit chikungunya sejak sebulan lalu. Hal itu dikarenakan warga tidak mengetahui jenis penyakit ini. Warga menganggap remeh gejala seperti panas, pegal, linu yang menyerang persendian.

Salah satu penderita, Aisyah (18) warga Desa/Kecamatan Ranuyoso salah satunya. Semula badannya terasa panas diikuti tubuh lemas dan persedian tidak bisa digerakkan.

"Pokoknya badan saya panas dan tubuh lemas," kata Aisyah di Puskesmas Ranuyoso kepada detiksurabaya.com, Rabu (28/1/2009).

Namun dirinya kaget setelah diperiksa di puskesmas ternyata terkena chikungunya. Di keluarganya, kata dia, yang terjangkit hanya suami dan ibunya.

"Ibu dan suami saya setelah disuntik mantri berangsur sembuh," kata Aisyah yang didampingi suaminya.

Warga pun mengharapkan ada langkah untuk pencegahan dan penanganan penyakit menular itu. Karena warga belum tahu bagaimana mengatasi penyakit yang disebarkan nyamuk tersebut.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang Dr. Buntaran saat mengaku belum tahu pasti jumlah warga yang terjangkit chikungunya.

"Saya belum dapat laporan dari Puskesmas setempat," tutur Buntaran yang melakukan kunjungan ke Puskesmas Tunjung Kecamatan Randuagung.

Menurut Buntaran, jika banyak warga yang terserang penyakit ini, Dinas Kesehatan akan melakukan pengobatan gratis dan pembasmian sarang nyamuk. "Pokoknya secepatnya kami akan tangani," jelas Buntaran.(fat/fat)

Anak Kandung Dijadikan Budak Seks Selama 1 Tahun

Kamis, 29/01/2009 11:45 WIB
Anak Kandung Dijadikan Budak Seks Selama 1 Tahun
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Diiming-imingi dibelikan handphone, sebut saja Arum (16), harus menjadi budak seks ayah kandungnya. Bahkan, kelakuan bejat Muhammad Adi (41) itu dilakukan selama hampir 1 tahun.

Tindakan bejat ayah kandung menyetubuhi anaknya itu terbongkar setelah Arum disetubuhi Adi yang telah lama pisah ranjang dengan istrinya, Senin (26/1/2009) lalu di rumahnya Desa Sumbersuko, Lumajang.

Tak kuat dengan perlakuan ayahnya itu, Arum yang masih duduk di kelas 3 SMP kabur ke rumah saudaranya, dan menceritakan kejadian yang menimpanya. Mendengar laporan keponakannya, akhirnya Arum diantar untuk melaporkan kasus itu ke Polres Lumanjang, Kamis (29/1/2009).

Polisi yang mendapat laporan adanya pemerkosaan itu langsung bertindak dan menangkap pelaku di rumahnya.

Di depan petugas, Mohammad Adi mengaku dirinya menyetubuhi anaknya karena telah lama pisah ranjang dengan istrinya yang dibawa kabur oleh orang ke Madura.

Bahkan, setiap kali akan menyetubuhi anaknya, pelaku kerap kali berjanji akan membelikan sesuatu. "Waktu saya setubuhi dia, saya janjikan mau dibelikan HP," kata Adi.

Bahkan selama satu bulan ini dia mengaku telah dua kali menyetubuhi anaknya semata wayangnya.

Sementara, Kanit Idik Unit PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak) Polres Lumajang Iptu Kurniawati Dewi Lestari mengatakan pihaknya masih melakukan visum terhadap korban. Jika terbukti ada tindakan pelecehan seksual, maka pelaku dijerat pasal 81 (2) UU No 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak.

"Ancamannya ya minimal 5 tahun, paling lama 15 tahun," tutur Kurniawati.(bdh/bdh)

Kerap Pungli Sopir Truk, Pengangguran Diciduk Polisi

Jumat, 30/01/2009 12:17 WIB
Kerap Pungli Sopir Truk, Pengangguran Diciduk Polisi
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Seorang preman yang kerap melakukan pungutan liar (Pungli) ke sopir truk pasir Gunung Semeru dibekuk polisi. Pelaku, Hariyanto (41) tertangkap basah saat menghentikan sebuah truk pasir.

Saat itu warga Desa Kaliwungu Kecamatan Tempeh, Lumajang meminta uang sebesar Rp 200 ribu saat melintas di Jalan Raya Sumber Suko.

"Tersangka kami tahan karean kerap kali melakukan pemerasan ke sejumlah truk pasir dengan alasan jasa pengamanan," kata Kapolsek Sumbersuko Iptu Aris Supomo kepada detiksurabaya.com di kantornya, Jumat (30/1/2009).

Penangkapan itu bermula saat Sariyem (45) warag Desa Sumbersuko pemilik CV Purnomo jasa truk pengakutan pasir ke Mapolsek Sumbersuko. Dia mengaku jasa angkutanya kerap dimintai uang untuk jasa pengamanan pelaku. Jika tidak diberi sejumlah uang pelaku mengancam dan tidak segan-segan main pukul.

Polisi yang mendapat laporan, langsung melacak dan mengintai keberadaan pelaku. Rupanya, pelaku kerap berpindah-pindah tempat untuk melakukan pungutan liar.

Sementara polisi yang mengedus keberadaan pelaku mengawasi dari jauh. Saat pelaku melakukan pemerasan terhadap salah satu sopir truk pasir, polisi langsung menangkapnya. "Kami tangkap dia saat sedang memeras truk pasir," terang Aris.

Kini pelaku pemerasan ditahan di Mapolsek Sumbersuko. Dari pengakuan pelaku, dirinya nekat menjalani operasi jasa pengaman truk selama 3 tahun. Dalam tiap pungli rata-rata mendapat Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu.

"Saya nekat minta uang ke sopir truk lantaran mencari kerja sulit," aku Hariyanto di depan penyidik.(fat/fat)

Terseret Lahar Dingin, Bus PTPN XII Telah Dievakuasi

Sabtu, 31/01/2009 15:31 WIB
Terseret Lahar Dingin, Bus PTPN XII Telah Dievakuasi
Harry Purwanto - detikSurabaya



Bus PTPN XII terguling/Harry P
Lumajang - Bus milik PTPN XII bernopol N 7032 Y yang terguling diterjang lahar dingin Gunung Semeru pagi tadi, sudah dievakuasi dengan mendatangkan alat berat berupa beckhoe.

Proses evakuasi bus PTPN XII dilakukan oleh PD (Perusahaan daerah) Semeru yang mengelola bantaran aliran Gunung Semeru. Meski menggunakan alat berat, proses evakuasi berlangsung lama sekitar 2 jam mulai pukul 11.00 WIB hingga 13.00 WIB. Sementara derasnya lahar dingin yang mengalir di sungai itu menjadi tontonan warga.

Dari pantauan detiksurabaya.com, bus yang terguling terseret derasnya lahar dingin sejauh 25 meter dari tempat awalnya.

"Evakuasi lama mas, maklum air sungai sangat deras," kata sopir Bus PTPN XXI, Riyamin (0) di lokasi, Sabtu (31/1/2009).

Setelah berhasil dievakuasi, seluruh kaca sebelah kiri bus pecah. Bahkan mesin bus tidak bisa dihidupkan karena terendam lahar dingin.

"Kami harus cepat mengevakuasi mas, karena puncak semeru tertutup awan gelap. Bisa-bisa lahar dingin yang lebih besar datang lagi," ungkap Kapolsek Pasirian AKP Yatmo di lokasi.

Sebelumnya bus milik PTPN XII terguling akibat diterjang lahar dingin. Bus bernopol N 7032 Y itu terguling di Desa Bago, Kecamatan Pasirian, Lumajang sekitar pukul 07.30 WIB, Sabtu (31/1/2009). Sopir bus Riyamin (59) warga Desa Kertowono, Kecamatan Gucialit dan kernetnya, Muhammad Ali (30) selamat dan hanya mengalami luka lecet di bagian lengan.(fat/fat)

Lahar Dingin Semeru Terjang Bus PTPN XII

Sabtu, 31/01/2009 10:51 WIB
Lahar Dingin Semeru Terjang Bus PTPN XII
Harry Purwanto - detikSurabaya



Bus PTPN XII terguling/Harry പ

Lumajang - Sebuah bus milik PTPN XII terguling akibat diterjang lahar dingin. Bus dengan nopol N 7032 Y itu terguling di Desa Bago, Kecamatan Pasirian, Lumajang sekitar pukul 07.30 WIB, Sabtu (31/1/2009).

Beruntung, bus tersebut tidak berpenumpang sehingga tidak ada korban jiwa. Saat itu bus terguling saat berhenti karena ada orang menyeberang, di dekat dam penahan lahar dingin di Desa Bago.

Lahar dingin itu menerjang roda bagian depan bus dan menyebabkan bus terguling ke sisi kiri. Sopir bus Riyamin (59) asal Desa Kertowono, Kecamatan Gucialit dan kernetnya, Muhammad Ali (30). Keduanya hanya mengalami luka lecet di bagian lengan.

"Saya tidak menyangka kalau ada lahar dingin. Kejadian begitu cepat," kata Riyamin kepada wartawan di lokasi kejadian.

Saat ini bus masih dalam kondisi terguling dan sopir serta kernet diperiksa oleh Polsek Pasirian di dekat lokasi tergulingnya bus. Sementara evakuasi bus masih menunggu alat berat.(stv/fat)