Kamis, 19 Maret 2009

Jalur Pendakian Semeru Ditutup Hingga Kalimati

Sabtu, 14/03/2009 15:01 WIB
Jalur Pendakian Semeru Ditutup Hingga Kalimati
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Meningkatnya aktivitas Gunung Semeru, jalur pendakian ke Puncak Mahameru masih tertutup bagi para pendaki. Aktivitas pendakian dihentikan, menghindari korban jiwa setelah status Semeru menjadi siaga.

"Penutupan pendakian sesuai rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi," kata Ketua Tim Tanggap Darurat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Agus Budiyanto, Sabtu (14/3/2009).

Pendakian ke puncak Semeru hanya dibatasi hingga Kalimati. Karena jarak dari Kalimati ke puncak Jonggring Saloko kurang lebih 4 kilometer. Sebab letusan Gunung Semeru sangat berbahaya bila ada tekanan energi yang cukup besar dari perutnya.

Menurut Agus, bila ada letusan dikhawatirkan pendaki terkena material Gunung Semeru. Bila mengenai tubuh manusia hingga tulang, sakitnya minta ampun. "Pokoknya jangan ke puncak Semeru sangat berbahaya. Meski Semeru tampak tenang saat ini," jelas Agus.

Tim tanggap darurat vulkanologi tidak berani ke puncak untuk mengecek perubahan bibir kawah Jonggring Saloko. Meski, alat pendeteksi yang dipasang di puncak tak berfungsi.

"Kami tidak berani ke puncak, meski ada alat pendeteksi yang rusak. Dikhawatirkan ada letusan dahsyat nantinya," jelas Agus Budiyanto.

Agus menambahkan, untuk kepastian apakah jalur pendakian dibuka atau tidak, masih menunggu keputusan pihak PVMBG. "Kayaknya sebelum aktivitas Semeru normal lagi, pendakian tetap ditutup sampai batas waktu yang belum ditentukan," tambahnya.(fat/fat)

Alat Pemantau Gunung Semeru Rusak di 5 Titik

abu, 18/03/2009 18:00 WIB
Alat Pemantau Gunung Semeru Rusak di 5 Titik
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Meningkatnya aktivitas Gunung Semeru beberapa minggu terakhir ini berpengaruh pada alat-alat pemantauan aktivitas gunung tersebut.

Meski alat pemantauan tersebut rusak, namun tidak berpengaruh pada proses pengamatan yang dilakukan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Karena tiga alat lainnya masih berfungsi.

"Untuk peralatan di pos kepolo mengalami kerusakan akibat solar panel tenaga surya dan kabel serta sejumlah peralatan seismig (pemantau gas,red)) lainnya dicuri oleh sejumlah orang," kata Ketua Tim Tanggap Darurat Vulkanologi Agus Budiyanto kepada wartawan di Pos Pantau Semeru di Gunung Sawur Desa Sumber Mujur Kecamatan Candipuro, Rabu (18/3/2009).

Sementara alat pendeteksi aktivitas vulkanik gunung yang rusak berada di 5 titik pos yakni, Pos Besuk Bang, Leker, Tretes, Kepolo dan Puncak Mahameru. Sedang peralatan pemantauan yang mengalami kerusakan dan hilang adalah Pos Gunung Kepolo dan Puncak Mahameru. Sedangkan peralatan pemantauan dari puncak Jonggring Salokop, rusak akibat solar panel tenaga surya hancur tertimpa materil letusan.

Tidak mengganggu pengamatan aktivitas gunung semeru sama sekali, karena tiga pos pemantauan lainnya masih aktif," ungkapnya.

Kondisi gunung sendiri untuk aktivitas vulkanik mengalami 13 kali letusan dan 2 kali gempa vulkanik dalam. Status gunung sendiri dalam level siaga.(fat/fat)

Budak Pil Koplo, Yusuf Lumpuh dan Hilang Ingatan

Rabu, 18/03/2009 16:47 WIB
Budak Pil Koplo, Yusuf Lumpuh dan Hilang Ingatan
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Hati-hati dengan narkoba atau obat-obatan yang berbahaya lainnya seperti pil koplo. Gara-gara menjadi budak dan mengkonsumsi pil koplo, Ahmad Yusuf (25) warga Dusun Bagusari RT 2/ RW 12 Kelurahan Jogotrunan Kecamatan Lumajang lumpuh dan hilang ingatan.

"Adik saya mengkonsumsi pil koplo sekitar satu tahun lalu. Biasanya mengkonsumsi dengan teman-temannya. Pertama kali mengkonsumsi hanya 10 butir dan hingga terakhir kali 50 butir per hari," kata Ahmad Husni kakak kandung Yusuf saat bincang-bincang dengan detiksurabaya.com di rumahnya, Rabu (18/3/2009).

Husni menerangkan, sebelum mengalami lumpuh dan hilang ingatan, Yusuf sering marah dan emosional saat diperingatkan orang tuanya. Perilaku Yusuf karena terpengaruh obat pil koplo yang dikonsumsinya hampir setiap hari.

"Kalau habis pakai, dia seperi orang kesurupan dan marah-marah," ujar Husni.

Meski sering mengkonsumsi obat pil koplo, orang tua dan kerabatnya tak tega melihat Yusuf mengalami sakit parah dan kejang-kejang. Keluarganya pun membawa Yusuf ke Rumah Sakit Dr. Haryoto Lumajang untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Namun kondisinya tetap tidak ada kemajuan yang berarti, bahkan dokter menduga apa yang dialami Yusuf akibat pengaruh pil koplo yang dikonsumsinya selama ini. "Dokter bilang anak saya infeksi otak," kata Riyama (45) ibu Ahmad Yusuf yang didampingi Husni.

Kini Riyama hanya meneteskan air mata dan sedih melihat anaknya terbaring lemas dan hilang ingatan di kamarnya karena menjadi korban� pil setan. Keluarganya hanya bisa merawat Yusuf ke RS Dr Hartoyo selama 3 hari, karena tidak kuat membeli obat sesuai resep dokter, meski pihak rumah sakit memberikan biaya kamar dan dokter gratis.

"Harga obat untuk anak saya perbutir 150 ribu," jekas Riyama yang sehari-hari bekerja sebagai tukang cuci.

Keluarganya juga sudah berupaya mencari pengobatan alternatif dengan cara membawanya ke dukun pijat. "Meskpiun dipijatkan ke dukun, belum ada hasil," jelas Riyama.

Sementara Kanit Reskoba Polres Lumajang Aiptu Cahyo Raharjo yang mengunjungi rumah Ahmad Yusuf mengatakan, pil koplo sangat berbahaya dan dapat mengganggu pernafasan dan saraf otak bila dikonsumsi tanpa resep dokter.

"Apa yang terjadi pada Yusuf, sebagai pelajaran bagi pengguna pil koplo. Karena itu jangan sekali-sekali mencoba obat-obatan berbahaya atau narkoba," kata Cahyo.(fat/fat)

KPUD Lumajang Siap Tunda Pemilu Jika Semeru Meletus

Senin, 16/03/2009 12:31 WIB
KPUD Lumajang Siap Tunda Pemilu Jika Semeru Meletus
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - KPUD Lumajang siap menunda pelaksanaan Pemilu 2009 bagi 5 kecamatan yang berada di kaki Gunung Semeru. Penundaan untuk 150 TPS ini diambil jika sewaktu-waktu gunung tertinggi di Pulau Jawa ini meletus.

Ke lima kecamatan rawan bencana yang mendapat perhatian dari KPUD Lumajang yaitu, Pronojiwo, Candipuro, Pasirian, Pasru Jambe dan Senduro.

"Semeru yang statusnya siaga. Bila nantinya meletus menjelang pencoblosan, 150 TPS di daerah rawan bencana Semeru bisa ditunda," kata ketua KPUD Lumajang Misbahul Munir pada wartawan saat di temui di sela-sela deklarasi kampanye damai di Pendopo Bupati Lumajang Jalan Alun-Alun Selatan, Senin (16/03/2009).

Menurut Munir, sesuai peraturan pemilu dan peraturan KPU, maka daerah yang terkena bencana alam, proses pemilihan umum bisa ditunda. Penundaan Pemilu diambil jika terjadi banyak korban berjatuhan apabila Semeru meletus.

"Pokoknya kami sudah persiapan untuk kesiapsiagaan pemilu di daerah rawan becana Semeru" jelas Munir.

Dengan meningkatnya aktivitas Semeru, KPUD Lumajang bersama Satlak PB telah meyiapkan TPS pengganti untuk korban bencana alam Semeru. Bahkan Satlak PB siap mengangkut para pemilih dari korban bencana dengan truk menuju TPS khusus bencana.

"TPS rawan bencan Semeru akan ditaruh di sekolah-sekolah terdekat dengan daerah rawan benacan," jelas Munir.

150 TPS yang rawan bencana Semeru rata-rata berada di aliran Sungai yakni, Besuk Kobokan, Besuk Sat, Besuk Kembar, Besuk Bang dan Kali Rejali.(bdh/bdh)

Dua Anggota Polres Lumajang Dipecat

Senin, 16/03/2009 10:17 WIB
Dua Anggota Polres Lumajang Dipecat
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Dua anggota Polres Lumajang dipecat. Dua orang itu yakni Aiptu Sriantono (45) dan Kopka Bambang Siswantoro. Pemecatan keduanya dilakukan dengan upacara bendera di Polres Ponorogo Jalan Bhayangkara.

Aiptu Sriantono (45) dipecat tidak hormat karena terlibat tindak pidana dan mangkir tugas. Sedangkan Kopka Bambang Siswantoro diberhentikan dengan hormat karena selalu mangkir dalam tugas.

Pemecatan ini dipimpin oleh Kapolres Ponorogo AKBP Dedy Prasetyo, Senin (16/3/2009). Dedy mengaku, Siswantoro seringakli mangkir dari tugas dan sudah diberi peringatan 3 kali. Namun masih tetap tidak masuk kerja. Dia juga terlibat kasus pidana perjudian dan pernah ditahan selama 3 bulan di rutan 2 B Lumajang.

"Meskpiun dilakukan pembinaan di Polres di tetap membandel dan malah melakukan tindak pidana," jelas Kapolres Ponorogo usai kepada wartawan usai upacara.

Sedangkan Kopka Bambang, menurut dia, kerapkali mangkir dalam tugas kepolisian selama 3 bulan berturut-turut. Karena tidak pernah mengindahkan surat peringatan, baik dari Polres Lumajang dan Polda Jatim akhirnya dipecat.

"Pemecatan mereka sebagai contoh bagi anggota lainnya," ungkap Dedy Prasetyo.

Dia berharap, dengan Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dan Pemberhentian Dengan Hormat (PDH) ini, jajarannya dapat mengambil hikmah dengan tidak melakukan tindakan serupa. Bila ada yang berperilaku indisipliner, maka pihaknya tidak segan-segan untuk bertindak tegas.

"Kejadian ini diharapkan bisa menjadi perhatian untuk semua anggota polisi agar tidak berbuat pelanggaran disiplin dan kode etik," paparnya.

Sementara sidang hukum disiplin ditetapkan dalam surat keputusan pemecatan ditandatangani Kapolda Jatim. Dalam upacara pemecatan, seluruh pakaian seragam kepolisian dan tanda pangkat dilepas serta diserahkan kepada provost.(fat/fat)

Sabtu, 14 Maret 2009

Alat Pendeteksi Lahar Gunung Semeru Tak Berfungsi

abtu, 14/03/2009 14:30 WIB
Alat Pendeteksi Lahar Gunung Semeru Tak Berfungsi
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Alat pendeteksi lahar dingin dan panas Gunung Semeru sejak dua pekan lalu tidak berfungsi. Hal itu karena baterei aki dan sejumlah komponen lainnya rusak. Akibatnya warga tidak bisa mengetahui besar kecilnya volume banjir lahar dingin.

Alat pendeteksi lahar dipasang di daerah dekat aliran Sungai Besuk Kobo'an Desa Supiturang Kecamatan Pronojiwo Lumajang. Alat ini pertama kali dipasang oleh orang Perancis sekitar 5 tahun lalu. Alat ini berfungsi untuk mengetahui besar kecilnya lahar dingin dan panas volume air serta getarannya.

"Alat pendeteksi lahar rusak, kami tidak bisa mengetahui adanya lahar dingin Semeru," jelas penjaga alat pendeteksi dini lahar Gunung Semeru, Sumilah (50) warga Desa Supit Urang ditemui di rumahnya, Sabtu (14/3/2009).

Menurut Sumilah, pada alat itu terdapat dua jenis yakni berupa kamera CCTV yang mengarah ke sungai dan alat solar panel atau tenaga matahari. Alat pendeteksi akan mengantarkan signal kepada stasiun radio dan handy talky di rumah warga.

"Warga yang ditempati stasiun radio akan memberitahukan kepada warga jika terjadi lahar dingin besar maupun lahar panas," jelas Sumilah.

Selain warga tidak bisa lagi mengetahui besar kecilnya debit air, penambang pasir dikhawatirkan sering terjebak di tengah laharan.

"Warga berharap agar alat ini bisa difungsikan kembali. Sebab jika tidak warga tidak bisa lagi mengetahui terjadinya lahar dingin maupun lahar panas," ungkap Sumilah.(fat/fat)

Semeru Siap Muntahkan Energi Besar dan Jutaan Kubik Magma

Sabtu, 14/03/2009 13:00 WIB
Semeru Siap Muntahkan Energi Besar dan Jutaan Kubik Magma
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Hasil evaluasi letusan Gunung Semeru dari tim tanggap darurat vulkanologi dan mitigasi bencana Bandung menyatakan fluktuatif. Aktivitas Gunung Semeru diperkirakan akan ada penyuplaian jutaan kubik magma, dari dapur magma dalam ke kantong magma dangkal.

"Semeru yang jarang batuk, diperkirakan ada suplai dari magma dalam ke dapur magma dangkal ," kata Ketua Tim Tanggap Darurat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Bandung di Pos Pantau Gunung Sawur, Agus Budiyanto, Sabtu (14/3/2009).

Menurut Agus, data seismik seismograf hanya mencatat adanya gempa vulkanik dalam selama satu minggu ini. Sehingga ada energi dahsyat yang terkumpul di dalam perut Gunung Semeru yang setiap saat akan menekan ke puncak Semeru. "Kami masih terus memantau gempa vulkanik dalam yang biasanya ada energi besar ke puncak," jelas Agus.

Dua ledakan dahsyat yang terjadi sejak status Semeru sSiaga, lanjut Agus, jutaan kubik magma yang ada di kantong magma dalam telah keluar. Sehingga persediaan magma di kantong magma atas telah habis.

"Akibat 2 ledakan keras itu, Semeru sedang mengisi kantong magma atas dari dapur magma dalam," tutur Agus.

Data letusan Gunung Semeru yang terpantau seismograf mulai hari, Jumat (13/3/2009) hingga tadi pagi, terjadi 25 kali letusan dan 2 gempa vulkanik dalam (Dapur magma dalam). "Untuk Gempa Vulkanik dangkal (Magma dangkal) dan Gempa Tektonik tidak terpantau di seismik," jelas Agus.

Pihak vulaknologi meminta pada warga di lereng gunung semeru, khususnya warga yang berada di aliran Besuk Kobo'an, Besuk Bang dan Besuk Kembar untuk meningktkan kewaspadaanya. "Pasalnya guguran lava pijar serta awan panas melewati ke tiga sungai tersebut," tuturnya. (fat/fat)

Jumat, 13 Maret 2009

Antisipasi Abu Semeru, Pemkab Lumajang Siapkan Ribuan Masker

Jumat, 13/03/2009 14:07 WIB
Antisipasi Abu Semeru, Pemkab Lumajang Siapkan Ribuan Masker
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Untuk menanggulangi abu akibat letusan Gunung Semeru, Satlak Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (PBP) Pemkab Lumajang menyiapkan 43 ribu masker. Masker ini ditempatkan di setiap puskesmas di Lumajang.

"Warga lereng Semeru bisa mengambil masker gratis di puskesmas setempat," kata Wisu Wasono Adi, Ketua Pelaksana Harian Satlak PBP Pemkab Lumajang, pada sejumlah wartawan di kantornya, Jumat (13/3/2009).

Persiapan masker ini menurut Wisu untuk menghindari penyakit Ispa (infeksi saluran
pernafasan atas) maupun iritasi. Untuk itu, dia mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai guyuran hujan abu vulkanik Semeru.

Daerah yang paling rawan dengan bencana yang ditimbulkan Gunung Semeru sebanyak 5 kecamatan. Kelima kecamatan ini yakni, Pronojiwo, Candipuro, Pasirian, Pasrujambe dan Senduro.

Untuk itu, di masing-masing puskesmas itu disediakan sebanyak 3 ribu masker. "Kecamatan yang paling rawan Pronojiwo, sebab tepat di bawah bibir kawah Semeru" jelas Wisu.

Selain itu jelas Wisu, pihaknya juga telah menyiapkan tempat pengungsian seperti balai desa, balai dusun dan sekolah yang bisa digunakan warga apabila Semeru sewaktu-waktu meletus.

Di tempat pengungsian itu nantinya tambah Wisu juga disediakan fasilitas umum seperti dapur, MCK, air serta ruangan kosong.

"Kami sudah perintahkan kepala desa di sana untuk meyiapkan pengungsian. Warga diminta tidak panik situasi Semeru yang meningkat, tunggu perintah dari perangkat desa setempat," tegas Wisu.(bdh/bdh)

Pemkab Lumajang Diminta Siaga Bencana Semeru

Jumat, 13/03/2009 13:03 WIB
Pemkab Lumajang Diminta Siaga Bencana Semeru
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Aktivitas Vulkanik Gunung Semeru mendapat perhatian serius dari Presiden SBY. Presiden pun menerjunkan Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BPBN) untuk melihat persiapan penanggulangan bencana yang dilakukan Pemkab Lumajang.

"Presiden merekomendasikan Bupati Lumajang sebagai penanggung jawab Bencana Gunung Semeru," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional Samsul Muarif, saat melakukan rapat Koordinasi Kesiapsiagaan Bencana Semeru, di Pendopo Kabupaten, Jalan Alun-Alun Selatan, Jumat (13/3/2009).

Menurut dia, kesiapsiagaan bencana Gunung Semeru harus dipersiapkan sejak dini. Diantaranya, melakukan sosialisasi ke masyarakat, sehingga warga bisa tahu tindakan yang diambil bila Semeru meletus. Serta mempersiapkan perlengkapan penanggulangan bencana dan peralatan komunikasi.

"Pemkab harus melakukan simulasi penanganan bencana terhadap masyarakat lereng Semeru," tuturnya.

Samsul Muarif juga menyayangkan pemaparan yang disampaikan Satlak Penanggulangan Bencana dan Pengungsi Pemkab Lumajang yang disampaikan Sekda Hendro Parpto Ariadi dan Tim Tanggap Darurat Vulaknologi dan Mitigsi Bencana Geologi Bandung.

Samsul kecewa, karena banyak sekali kekurangan dalam penanganan bencana Semeru. Menurutnya, banyak sekali peralatan SAR yang sudah tidak layak, bahkan peralatan Pos Pantau Gunung Semeru yang belum maksimal untuk mengetahui dengan dini bencana yang ditimbulkan Semeru.

Tidak dilibatkannya personel TNI/Polri serta pengusaha dalam kesiapsiagaan penaggulangan bencana oleh Pemkab Lumajang juga mendapat sorotan dari Samsul.

"Saya meminta Pemkab Lumajang berkerjasama dengan pengusaha untuk membantu logistik dan transportasi penanggulangan bencana," jelas dia.

Terkait dana untuk penanggulangan bencana Semeru, Samsul mengaku siap membantu segala sesuatu yang sangat dibutuhkan Pemkab Lumajang dan Pemprov Jawa Timur. "Kami akan bantu jika memerlukan bantuan yang ekstrem," ungkapnya.(bdh/bdh)

Semeru Berpotensi Gugurkan Awan Panas

Kamis, 12/03/2009 23:03 WIB
Semeru Berpotensi Gugurkan Awan Panas
Harry Purwanto - detikSurabaya



Lumajang - Menurunnya letusan di Gunung Semeru dalam satu bulan terakhir membuat aktivitas gunung tertinggi di Pulau Jawa meningkat. Meski kondisi Semeru belum begitu berbahaya, namun Puncak Mahameru berpotensi menggugurkan awan panas.

"Analisis ini setalah tim vulkanologi mengkaji letusan Semeru selama satu bulan terakhir yang fluktuatif, cenderung di bawah normal di bawah 90 letusan perhari," kata Kepala Sub Bidang Pengawasan Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Agus Budianto saat ditemui wartawan di Pos pantau Gunung Semeru, Kamis (12/03/2009).

Menurut Agus, diperkirakan ada masa diam di kantong magma dangkal Semeru dengan volume berkurang. Sehingga letusan gunung Semeru sangat jarang sekali terjadi.

"Magma pusat sedang mengisi volume magma dangkal Semeru, yang bisa terjadi guguran awan panas" tuturnya.

Agus menambahkan, dengan sedikitnya volume magma dangkal sangat mudah sekali didobrak oleh tekanan energi yang besar dari dalam perut Semeru. Dan proses pengisian magma dangkal itulah yang menyebabkan bisa terjadi guguran awan panas di setiap gunung berapi di Indonesia.

"Oleh karean itu saya pantau terus letusan Semeru, baik Visual dan Seismograf," jelas Agus Budianto.

Dengan kondisi Semeru seperti saat ini, warga yang berada di wilayah Kecamatan Pronojiwo harus lebih Waspada. Sebab daerah itu tepat di bawah bibir kawah Gunung Semeru arah Tenggara dan Selatan.

"Pokoknya warga dilarang beraktivitas 4 km dari puncak Semeru, dikhawatir terkena material Vulkanik Semeru," ungkap Agus.

Menurut Agus, pada Mei 2008, Semeru sempat mengeluarkan awan panas hingga sejauh 3 Km dari puncak. Kondisi ini hampir sama dengan Semeru saat ini yang mengalami penurunan letusan. Namun guguran awan panas waktu itu, tidak menelan korban jiwa.

"Awan panas itu berbahaya bagi mahluk hidup bisa terpanggang," tuturnya.

Rata-rata awan panas yang terjadi di gunung berapi baik Semeru, Merapi, dan lainnya memiliki suhu 3.300 derajat celsius. Sehingga Awan panas harus dihindari karena bisa membunuh bagi yang dileawatinya.

Guguran awan panas berbahaya karena kecepatan luncurnya dari puncak gunung dengan membawa material vulkanik yang sangat panas. Sedangkan lava pijar juga berbahaya, namun geraknya sangat lambat dan bisa dihindari dengan cepat oleh warga.

"Yang paling banyak makan korban ya awan panasnya dibanding guguran lava pijar," pungkas Agus.(bdh/bdh)

Abu Semeru Guyur Lumajang Selatan

Kamis, 12/03/2009 16:22 WIB
Abu Semeru Guyur Lumajang Selatan
Harry Purwanto - detikSurabaya


File detiksurabaya

Lumajang - Hujan abu Gunung Semeru mulai mengguyur kawasan Lumajang bagian selatan. Abu ini akibat dampak letusan gunung tertinggi di Pulau Jawa yang mengeluarkan material padat setinggi hampir 800 meter pagi tadi.

Abu yang mengguyur dengan derasnya ini mengakibatkan warga di Desa Sumber Urip, Kecamatan Pronojiwo harus mengemasi seluruh jemuran, serta menghentikan aktivitas di luar rumah.

Meski sudah terbiasa dengan guyuran hujan abu, namun warga yang tinggal 9 kilometer dari Puncak Mahameru ini tetap merasa khawatir dengan perkembangan gunung yang saat ini dinyatakan dalam status siaga.

Warga mengaku takut karena masih akan ada letusan-letusan dahsyat yang akan terjadi di Gunung Semeru. Ketakutan warga mengingat pada tahun 1997 lalu, sempat terjadi guguran awan panas setelah terjadi letusan.

Surtiyah (50), salah satu warga Desa Sumber Urip saat ditemui wartawan di desanya, Kamis (12/3/2009) mengaku dirinya serta warga lainnya takut dengan kondisi Semeru akhir-akhir ini yang jarang mengeluarkan letusan. "Saya takut Semeru meletus sepeti tahun 1997 lalu," ungkap wanita ini singkat

Dari pengamatan detiksurabaya.com, abu Semeru yang mengguyur mengakibatkan sejumlah tanaman pertanian berubah warna menjadi putih keabu-abuan. Bahkan, guyuran abu yang mulai terjadi sejak pukul 09.00 hingga 12.00 WIB, juga mengakibatkan pernafasan menjadi sesak, dan mata perih.

Diberitakan sebelumnya, untuk kedua kalinya Gunung Semeru mengeluarkan letusan dahsyat disertai semburan material padat.

Hingga saat ini gunung tertinggi di Pulau Jawa masih berstatus siaga karena letusan Puncak Mahameru terus menurun di bawah normal antara 100-150 perhari.

Dari data seismograf manual dan digital di Gunung Sawur, sejak Rabu hingga Kamis pagi, Semeru hanya mengeluarkan letusan sebanyak 24 kali. Sedangkan gempa vulkanik dalam yang terekam 2 kali, dan gempa tektonik jauh 2 kali.(bdh/bdh)

Penerbangan Diminta Waspadai Kawasan Gunung Semeru

Kamis, 12/03/2009 12:57 WIB
Penerbangan Diminta Waspadai Kawasan Gunung Semeru
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Maskapai penerbangan yang melewati kawasan Gunung Semeru diminta untuk waspada. Karena material padat yang dikeluarkan pada saat Semeru meletus dapat mempengaruhi mesin pesawat terbang.

"Letusan Semeru sangat bahaya bagi penerbangan," kata Agus Budiyanto, ketua Tim Tanggap Darurat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung saat dihubungi detiksurabaya.com via telepon, Kamis (12/3/2009).

Menurut Agus, material padat yang dikeluarkan Semeru bisa mempengaruhi mesin pesawat. Dan dikhawatirkan, material padat tersebut dapat membuat mesin pesawat mati.

Diberitakan sebelumnya, untuk kedua kalinya Gunung Semeru mengeluarkan letusan dahsyat disertai semburan material padat.

Hingga saat ini gunung tertinggi di Pulau Jawa masih berstatus siaga karena letusan Puncak Mahameru terus menurun di bawah normal antara 100-150 perhari.

Dari data seismograf manual dan digital di Gunung Sawur, sejak Rabu hingga Kamis pagi, Semeru hanya mengeluarkan letusan sebanyak 24 kali. Sedangkan gempa vulkanik dalam yang terekam 2 kali, dan gempa tektonik jauh 2 kali.(bdh/bdh)

Letusan Dahsyat Kembali Terjadi di Gunung Semeru

Kamis, 12/03/2009 12:27 WIB
Letusan Dahsyat Kembali Terjadi di Gunung Semeru
Harry Purwanto - detikSurabaya


File ടെടിക്സുരബായ

Lumajang - Gunung Semeru terus menggeliat. Setelah mengeluarkan letusan dahsyat beberapa waktu lalu, kini Puncak Mahameru kembali meletus, Pukul 08.00 WIB, Kamis (12/3/2009). Letusan dahsyat kedua kalinya ini juga disertai material padat.

Letusan yang terjadi pagi tadi, menurut tim Tanggap Darurat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung di Pos Pantau Gunung Semeru di Gunung Sawur Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuroada karena adanya tekanan energi yang cukup besar dari perut Semeru.

"Tadi pagi Letusan dasyat dari Semeru kembali terjadi, namun tidak disertai gempa seperti letusan kemarin hingga status Semeru ditingkatkan menjadi Siaga," kata Agus Budiyanto, ketua Tim Tanggap Darurat PVMBG Bandung saat dihubungi detiksurabaya.com via telepon, Kamis (12/3/2009).

Menurut Agus, Letusan dahsyat seperti tadi pagi disertai material padat setingggi 800 meter, akan kerap terjadi selama status Semeru masih Siaga. Karena letusan Gunung Semeru terus menurun jauh di bawah normal, 100 hingga 150 letusan perhari.

Dari seismograf manual dan digital di Gunung Sawur, mulai Rabu kemarin hingga Kamis pagi, Semeru hanya mengeluarkan letusan sebanyak 24 kali. Sedangkan gempa vulkanik dalam yang terekam 2 kali, dan gempa tektonik jauh 2 kali. "Dengan letusan di bawah normal, Semeru masih mengkhawatirkan," jelas Agus Budiyanto.(bdh/bdh)

Guru Ngaji Tuna Netra Renggut Kegadisan Muridnya

Selasa, 10/03/2009 17:15 WIB
Guru Ngaji Tuna Netra Renggut Kegadisan Muridnya
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Seorang guru ngaji yang mengalami tuna netra tega merenggut kegadisan sebut saja Sekar (11) warga Desa/Kecamatan Yosowilangun, Lumajang yang juga tetangganya.

Pelaku bernama Tumin (30) tega melakukan aksi asusila terhadap murid ngajinya yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Aksi tidak senonoh itu dilakukan di rumahnya sendiri.

Rupanya, setiap melakukan aksi, pelaku selalu mengiming-imingi korban dengan memberi uang dan makanan ringan. Maklum, pelaku yang terganggu penglihatannya sejak berusia 12 tahun, berjualan makanan ringan di rumahnya.

Terkuaknya perbuatan bejat anak di bawah umur itu, saat korban mengeluhkan bagian kelaminnya sakit jika kencing ke saudaranya. Korban tak berdosa itu pun� menceritakan penyebabnya. Mendengar pengakuan yang mengejutkan, keluarga korban lantas melaporkan ke Mapolres Lumajang.

Dari pengakuan Sekar kepada penyidik, sebelum disetubuhi korban dipanggil ke rumah pelaku. Setelah itu pelaku merayu akan memberi uang dan makanan ringan. Setelah itu pelaku menurunkan celana dalam korban dan memasukkan benda tumpulnya.

"Saat dia meloroti celana, anunya masuk bu," kata Sekar dihadapan penyidik di Mapolres Lumajang, Selasa (10/3/2009).

Sedangkan pelaku mengaku dirinya menyetubuhi Sekar karena tiap memegang anak tersebut, kemaluannya selalu berdiri. Tak kuat menahan nafsu, keinginannya langsung dilampiaskan ke anak tetangganya.

"Saya khilaf, karena sudah kepingin begituan bu," tutur Tumin kepada penyidik yang diperiksa terpisah.

Kanit PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak) Polres Lumajang Iptu Kurniawati Dewi Lestari mengatakan pelaku sudah beberapa kali menyetubuhi korbannya.

"Hasil visum memang di bagian alat kelamin korban sobek oleh benda tumpul," ungkap Kurniawati.

Kini pelaku harus mempertanggungjawabkan perbuatannya dan menjalani pemeriksaan di Mapolres Lumajang untuk penyidikan lebih lanjut.(fat/fat)

Semeru Masih Menjadi Daya Tarik Wisatawan

Senin, 09/03/2009 18:01 WIB
Semeru Masih Menjadi Daya Tarik Wisatawan
Harry Purwanto - detikSurabaya


Foto: Harry Purwanto

Lumajang - Gunung Semeru masih berstatus siaga. Meski aktivitas gunung tertinggi di PUlau Jawa ini meningkat, namun tetap menjadi daya tarik tersendiri bagi Wisatawan domestik dan mancanegara.

Puluhan wisatawan ini melihat Puncak Mahameru dari pos pantau Gunung Sawur di Kecamatan Candipuro. Praktis, pos pantau tersebut padat oleh wisatan yang ingin berlibur bersama keluarga.

Meskipun Gunung semeru masih diselimuti kabut tebal, namun pemandangan yang sangat eksotis. Para wisatawan yang datang tidak mensia-siakan kesempatan ini untuk berfoto dengan latar belakang Gunung Semeru.

"Saya penasaran kondisi Semeru yang diberitakan meningkat aktivitasnya," kata Surahman (43), pengunjung asal Kepanjen, Kabupaten Malang, Senin (9/3/2009).

Sementara, kawasan hutan bambu di Desa Sumbermunjur, Kecamatan Candipuro yang biasanya ramai pengunjung, kini nampak sepi dari wisatawan. "Sejak Semeru meletus, para pengunjung lebih memilih ke Sawur mas," tutur Heri Gunawan.

Menurut Heri, sebelum Semeru mengeluarkan letusan dahsyat Jumat lalu, jumlah pengunjung berkisar antara 200 hingga 500 orang. Kini turun drastis, hanya sekitar 100 orang saja.

Sementara itu, Suparno, petugas pos pantau Gunung Semeru mengaku, sejak statusnya dinaikkan Gunung Semeru masih fluktuatif. Rekaman Seimograf Semeru mengeluarkan 23 letusan dan satu kali gempa vulakinik dalam. "Kalau puncak tidak tertutup kabut, tampak asap putih yang keluar," tutur Suparno.(bdh/bdh)

Senin, 09 Maret 2009

Masyarakat Sekitar Lereng Semeru Diminta Waspada

Sabtu, 07/03/2009 16:20 WIB
Masyarakat Sekitar Lereng Semeru Diminta Waspada
Harry Purwanto - detikSurabaya



Lumajang - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono meminta masyarakat yang ada di sekitar Gunung Semeru waspada. Karena banjir lahar dingin dapat terjadi sewaktu-waktu.

"Warga di lereng Gunung Semeru harus waspada," kata Surono saat dihubungi dihubungi detiksurabaya.com, Sabtu (7/3/2009)

Surono mengatakan, masih banyak endapan material vulkanik lepas hasil letusan Semeru, Jumat dini hari kemarin di sekitar kawah.

Untuk itu di musim penghujan, masyarakat yang bermukim di bantaran sungai dan yang beraktivitas di Sungai Besuk Kembar, Besuk Kobokan dan Besuk Bang diharap berhati-hati, karena dapat terancam bahaya aliran lahar dingin dan panas sewaktu-waktu.

Menurut Surono, pihaknya akan mengirim petugas dari Bandung ke pos Pantau Gunung Semeru di Gunung Sawur untuk mengevaluasi kegempaan.

"Pemantauan secara intensif terus dilakukan guna mengevaluasi tingkat kegiatan Semeru. Apabila aktivitas semeru kembali menurun atau meningkat, maka status dapat diturunkan atau dinaikkan kembali sesuai dengan tingkat kegiatannya," jelas Surono.

Polres Lumajang Siaga

Sementara itu meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Semeru mendapat perhatian dari Kapolres Lumajang yang baru AKBP Dedy Prasetyo dengan melakukan kunjungan ke Pos Pantau Gunung Semeru di Gunung Sawur Desa Sumber Wuluh Kecamatan Candipuro.

Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, Polres Lumajang akan menyiagakan satu peleton personel polisi sampai status Gunung Semeru kembali normal.

"Saya akan pantau Gunung Semeru seperti Gunung Kelud," Kata AKBP Dedy Prasetyo kepada wartawan di Pos Pantau Semeru.(bdh/bdh)

Warga Lumajang Tidak Tahu Status Semeru Siaga

Sabtu, 07/03/2009 09:14 WIB
Warga Lumajang Tidak Tahu Status Semeru Siaga
Harry Purwanto - detikSurabaya


Foto Gunung Semeru Diambil Jumat Kemarin

Lumajang - Warga sekitar lereng Gunung Semeru mengaku tidak tahu kalau gunung tertinggi di Pulau Jawa dalam status siaga. Meski aktivitas gunung meningkat, namun warga tetap melakukan aktivitas seperti biasa. Bahkan petani masih nampak sibuk bercocok tanam di sawah.

"Status Gunung Semeru jadi siaga kok belum tahu ya mas, perangkat desa belum kasih tahu kok," kata Sugeng (46), warga Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Sabtu (07/03/2009).

Menurut Sugeng, hingga kini dirinya dan warga yang lain masih belum mendapat pemberitahuan dari dinas terkait tentang peningkatan status Semeru.

"Sejak pagi Gunung Semeru diselimut awan dan kabut pekat. Apalagi letusan kemarin Semeru terus diselimuti awan, jadi kami tidak bisa melihat aktivitasnya," ungkap Sugeng.

Sementara, Petugas Pemantau Aktivitas Gunung Semeru di Gunung Sawur Kecamatan Candipuro Hery Kuswandata menyatakan, masyarakat di sekitar Gunung Semeru diharap tetap tenang. Warga diminta tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas tentang letusan Semeru. Dan selalu mengikuti arahan dari Satlak PB dan Satkorlak PB setempat.

"Sampai saat ini belum dipandang perlu ada pengungsian. Untuk warga yang bermukim 4 Km dari puncak gunung untuk waspada," kata Hery Kuswandata

Puncak Mahameru, sejak Jumat sampai Sabtu pagi mengeluarkan 52 kali letusan. Vulkanik dalam 5 kali, termor 1 kali dan tektonik jauh 2 kali.

Status Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mulai Jumat (6/3/2009) pukul 14.00 WIB telah ditetapkan statusnya dari waspada (Level II) menjadi siaga (Level III).(bdh/bdh)
Jumat, 06/03/2009 17:14 WIB
Warga Lumajang Khawatir Semeru Benar-benar Meletus
Harry Purwanto - detikSurabaya


Aktivitas Semeru Meningkat/Harry Purwanto

Lumajang - Meningkatnya aktivitas Gunung Semeru dengan ditandai letusan keras dan guguran lava pijar, membuat warga yang tinggal di lereng Mahameru takut dan was-was. Kini warga mengaku tidak bisa tidur, takut gunung tertinggi di Pulau Jawa itu benar-benar meletus.

"Waduh mas, tadi malam ledakan di puncak Gunung Semeru terdengar keras, dan keluarkan lava pijar," kata Heri Gunawan, salah satu warga Desa Sumber Mujur, Kecamatan Candipuro, saat ditemui wartawan di rumahnya, Jumat (6/3/2009).

Warga yang mengtahui peristiwa ledakan dan keluarnya lava pijar tidak tidur semalaman. Mereka mengaku takut Gunung Semeru meletus sewaktu-waktu. Bahkan, warga banyak yang berjaga-jaga sambil terus melihat aktivitas gunung.

"Tadi malam kami, harus ronda mas," jelas Heri.

Peningkatan aktivitas Gunung Semeru di Lumajang ini menurut petugas pos pantau Gunung Semeru di Gunung Sawur ditandai dengan perubahan karakter letusan. Jika basanya gunung yang mempunyai ketinggian 3.676 di atas permukaan laut itu mengeluarkan letusan setiap 15 hingga 25 menit sekali, namun sejak sebulan terakhir hanya mengeluarkan letusan tiap 2 hingga 6 jam sekali.

Sementara, Sumanto (45), warga Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro, mengaku letusan dahsyat terjadi sekitar pukul 00.00 WIB. Bahkan letusan juga disertai material pijar berupa abu setinggi sekitar 2 kilometer.

"Warga yang mendengarkan ledakan tersebut semburat keluar rumah. Bahkan kaca rumah warga bergetar hebat,"� ungkap Sumanto.

Sementara itu, Suparno, petugas pengamat Gunung Semeru di Gunung Sawur mengingatkan warga di empat kecamatan di Lumajang agar meningkatkan kewaspadaannya. Keempat kecamatan itu yakni, Candipuro, Pronojiwo, Pasirian dan PasruJambe.

"Status Semeru masih Waspada dan dalam evaluasi," jelas Suparno.
(bdh/bdh)

Semeru Keluarkan Letusan Dahsyat Disertai Lava Pijar

umat, 06/03/2009 16:27 WIB
Semeru Keluarkan Letusan Dahsyat Disertai Lava Pijar
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Gunung Semeru dilaporkan kembali menggeliat. Gunung tertinggi di Pulau Jawa ini pagi tadi mengeluarkan suara letusan keras dengan disertai lava pijar.

"Ya, tadi pagi ada letusan besar di puncak dengan disertai sembran material padat setinggi sekitar 2 kilometer," kata Suparno,� saat ditemui wartawan di Pos Pantau Gunung Semeru, Jumat (6/3/2009).

Menurut Suparno, Kepala Petugas Pemantau Aktivitas Vulkanik Gunung Semeru, letusan yang sangat dahsyat itu diperkirakan akibat tersumbatnya saluran magma di Puncak Mahameru.

"Karena tidak kuat menahan tekanan energi magma yang sangat keras, akhirnya mengelurakan ledakan yang dahsyat," jelas Suparno.

Selama dua minggu ini, jelas Suparno letusan Semeru hanya berkisaran 20 hingga 25 kali perhari. Letusan itu jauh dari normal sekitar 100-150 perharinya. Meski demkian, status Gunung Semeru masih ditetapkan dalam waspada.

Menggeliatnya gunung tertinggi di Pulau Jawa itu membuat petugas Pos Pantau Gunung Semeru di Gunung Sawur, Desa Sumber Mujur, Kecamatan Candipuro untuk mengintensikan pengawasanya.

Pasalnya, petugas pos pantau tidak mau kecolongan dengan peningkatan aktifitas Semeru yang mulai ditandai dengan ledakan keras itu. Selain itu, lava pijar serta guguran awan panas juga terlihat hingga radius 500 meter dari Puncak Mahameru dan menuju Sungai Besuk Bang dan Besuk Koboan.

Dengan adanya letusan dengan disertai lava pijar, pos pantau menghimbau pada warga yang tinggal di sekitar Gunung Semeru untuk meningkatkan kewaspadaanya.
(bdh/bdh)

Diduga Komplotan Pencuri Sapi, Suyoto Tewas Dibacok Tetangga

Senin, 02/03/2009 12:12 WIB
Diduga Komplotan Pencuri Sapi, Suyoto Tewas Dibacok Tetangga
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Nasib naas menimpa Suyoto (37) warga Desa Tanjung, Gucialit Lumajang. Gara-gara dituduh komplotan pencuri sapi di kampungnya, Suyoto tewas bersimbah darah di bagian kepala dan tubuhnya setelah dibacok tetangganya sendiri, Wahab (37).

"Diduga pelaku kesal yang mengetahui korban kerap kali menjadi penunjuk jalan pencuri sapi di desanya," ujar Kapolsek Gucialit AKP Edi Sujarwo kepada wartawan di mapolsek, Senin (2/3/2009).

Peristiwa itu bermula saat korban sedang pulang menghadiri hajatan salah satu warga di desanya. Korban Suyoto dicegat di tengah Jalan Tanjung oleh pelaku bernama Wahab.

Lantas, dua orang yang rumahnya 100 meter terlibat adu mulut dan tak lama kemudia terjadi perkelahian. Pelaku yang terdesak, kemudian mengeluarkan sebilah clurit dari balik pinggangnya dan menyabetkan ke tubuh korban.

Berkali-kali pelaku menyabetkan clurit ke tubuh korban hingga robek mengenai kepala bagian kiri, lengan kiri dan perut sebelah kiri. Sehingga korban ambruk bersimbah darah di tengah jalan. Puas melukai korban hingga tak bernyawa, pelaku meninggalkan begitu saja.

Warga yang mengetahui peristiwa pembunuhan itu langsung melapor ke Mapolsek Gucialit. Mendapat laporan, polisi menuju TKP dan sudah menemukan korban tidak bernyawa. Korban pun dibawa ke RS dr Haryoto Luamjang untuk diotopsi.

"Setelah kita selidiki, selang dua jam pelaku kita tangkap di rumahnya dan juga kita amankan barang buktinya (sebilah celurit)," tutur AKP Edi Sujarwo.

Dia mengakui, wilayah hukumnya di Kecamatan Gucialit sering terjadi pencurian hewan sapi. Bahkan hampir setiap hari, ada warga yang melaporkan kehilangan hewan binatang ternak.(fat/fat)
Minggu, 01/03/2009 13:19 WIB
70 Pasangan Mualaf Tengger Dinikahkan Massal
Harry Purwanto - detikSurabaya


Prosesi Ijab Kabul Nikah Massal/Harry P

Lumajang - Sebanyak 70 pasangan mualaf Suku Tengger, Seduro, Lumajang menikah secara massal. Nikah massal ini melibatkan 10 orang penghulu dari KUA Kecamatan Senduro dan Hidayahtullah.

Kegiatan ini sendiri diprakarsai oleh BMH (Baitul Mal Hidayatullah) bersama Pemkab Lumajang di Masjid Nurul Huda, Desa Tempuran Kecamatan Senduro, Minggu (1/3/2009).

Rata-rata pasangan calon suami istri ini sebelumnya telah menikah dengan ritual agama Hindu. Bahkan dalam pernikahannya mereka tidak terdaftar di cacatan sipil maupun KUA setempat.

"Mereka ini dinikahkan karena sudah berganti agama sejak Mei 2007 lalu," kata Samsudin, Direktur BMH Suarbaya pada detiksurabaya.com.

Dalam nikah massal ini menurut Samsudin, untuk membentuk keluarga yang Islami, Sakinah, Mawadh dan Warohmah. Sehingga dalam keluarga mereka di rihdoi Allaw SWT.

Pada nikah massal ini pihak Hidayahtullah juga menyediakan pakaian pengantin dan mahar berupa seperangkat alat salat serta Al-Quran. "Jadi mereka tinggal ijab Qobul saja," ujar Samsudin.

Pengamatan detiksurabaya.com di Masjid Nurul Huda tempat prosesi Ijan Qobul, pasangan pengantin ini terlebih dulu dirias oleh para pengurus BMH. Bahkan ada sejumlah pasangan pengantin yang membawa serta anak dan kerabatnya.

Pasangan pengantin ini datang dari Desa Ranupane, Wonocepoko Ayu, Burno, Kandang Tempus, Argosari, Kandangan, Bedayu Talang, Panda Sari dan Geddog.

"Pokoknya bagi mualaf yang baru nantinya akan langsung dinikahan serta dibiayai dari Hudayahtullah," ungkap Samsudin.(bdh/bdh)