Sabtu, 30 Januari 2010

5 Jam Diguyur Hujan, Semeru Muntahkan Lahar Dingin

Sabtu, 09/01/2010 16:05 WIB
5 Jam Diguyur Hujan, Semeru Muntahkan Lahar Dingin
Harry Purwanto - detikSurabaya



Lumajang - Hujan selama 5 jam yang mengguyur puncak Gunung Semeru di Lumajang menyebabkan lahar dingin. Volume lahar dingin cukup besar dan menyebabkan jalur transportasi 2 desa Kecamatan Pasrian terputus.

Akibatnya warga Desa Bades yang akan menuju ke Desa Bago tidak bisa begitu sebaliknya. Lahar dingin Semeru berupa pasir, batu, dan kayu, membuat warga takut menyeberangi DAM di Sungai Rejali.

"Kalau lahar dingin Semeru sudah memenuhi sungai, kami tidak berani menyeberang dan malah bisa hanyut," kata Suhaeri warga Desa Bago, Sabtu (9/1/2010).

Menurut dia, banyak warga yang hendak menyeberang nampak memilih kembali karena derasnya air. Bahkan bagi yang nekat menyeberang bersusah payah menggotong kendaraannya.

"Kebanyakan warga memilih bertahan hingga lahar dingin Semeru mengecil dibanding menerjangnya, karena nyawa taruhannya," tuturnya.

Lahar dingin ini terpusat pada aliran Sungai Besuk Kobokan yang mengarah kepada sungai Rejali, Desa Bago Lumajang. Lahar dingin datang, jalur transportasi yang menghubungkan dua desa, yakni desa bago dan bades untuk sementara tidak bisa dilalui.

Sementara itu, bagi para penambang batu dan pasir, lahar dingin membawa berkah tersendiri bagi. Karena sejak 5 bulan, lahar dingin yang membawabmaterial vulkanik seperti batu dan pasir sangat sedikit jumlahnya.

"Kalau ada lahar pasir dan batu di sungai menjadi banyak dan bisa dijual warga," ungkap Sulaiman (45) salah satu penambang pasir Semeru.

Lahar dingin ini, merupakan pertama kalinya sejak musim hujan ditahun 2010. "Warga yang berada dekat aliran sungai diminta untuk waspada, sebab intensitas hujan di puncak masih tinggi," tandas Sekretasris Satlak PB Lumajang Wisu Wasono Adi saat dikonfirmasi.

Gus Ipul Tinjau Lokasi Lahar Dingin Gunung Semeru

enin, 11/01/2010 17:30 WIB
Gus Ipul Tinjau Lokasi Lahar Dingin Gunung Semeru
Harry Purwanto - detikSurabaya



Lumajang - Banjir lahar dingin Gunung Semeru yang terjadi beberapa hari lalu mendapat perhatian dari Wakil Gubernur Jawa Timur. Bencana Gunung Semeru diakui menjadi perhatian tersendiri bagi Pemprov Jatim.

"Saya datang ke sini ingin mengetahui banjir lahar dingin Semeru dari sejumlah media massa," kata Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf, kepada wartawan di pinggir Sungai Rejali, Desa Bades, Kecamatan Pasirian, Lumajang, Senin (11/1/2009).

Menurut Gus Ipul -sapaan akrab Saifullah Yusuf-, bencana Gunung Semeru memang menjadi perhatian Pemerintah Jawa Timur, karena cuaca di gunung tertinggi di Jawa ini sulit dideteksi. "Saya harap warga yang tinggal di sekitar bantaran sungai aliran Gunung Semeru Waspada," ungkapnya.

Saat berbincang-bincang dengan sejumlah warga, Gus Ipul kaget lantaran lahar dingin Gunung Semeru bisa menjadi berkah dan bencana. Menurut penuturan warga, pasir yang dibawa lahar dingin Gunung Semeru bisa dijual. Banjir lahar akan menjadi bencana jika lahar dingin Semeru tersebut berskala besar.

"Jadi kalau lahar dingin, pasir bisa melimpah ya, waduh saya ketipu media TV nih," kata Gus Ipul sambil tertawa.

Pada tahun 2010 ini, Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah menganggarkan dana sebesar Rp 10 miliar untuk penanganan bencana alam. "Kalau dana segitu gak cukup, bisa dicarikan ke pos anggaran lainnya atau minta ke pusat," pungkas Gus Ipul.

Sementara Bupati Lumajang, Sahrojat Masdar, mengatakan ada 5 kecamatan yang rawan bencana Gunung Semeru, sehingga warga diminta waspada saat hujan mengguyur. 5 Kecamatan itu yakni, Pasirian, Candipuro, Pronojiwo, Tempursari dan Pasrujambe, karena kawasan itu dilewati sungai aliran Gunung Semeru.

"Bagi warga yang menambang pasir diimbau untuk tidak berkerja, khawatir lahar dingin tiba-tiba datang," ungkap Masdar saat mendampingi Gus Ipul.

Buktikan Cinta, Kegadisan Mayangsari Nyaris Direnggut Pacar

Senin, 11/01/2010 18:14 WIB
Buktikan Cinta, Kegadisan Mayangsari Nyaris Direnggut Pacar
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Hampir saja kehormatan Mayangsari (nama samaran,red) yang berusia 15 tahun terenggut, beruntung dia diselamatkan patroli polisi.

Sang pacar yang kebelet bernama Jalil (22), digelandang ke kantor polisi. Jalil dituding melakukan perbuatan asusila terhadap pacarnya yang masih ABG itu. Jalil melakukan aksi amoralnya di kebun teh Desa Kertowono, Kecamatan Gucialit, Lumajang.

"Kami petugas kami patroli dikebun teh yang sering digunakan tempat berpacaran, ada jeritan seorang gadis," kata Kapolsek Gucialit, AKP M Sochib di mapolsek, Senin (11/1/2010).

Seorang petugas kemudian mencari sumber suara, ternyata sesosok pria menindih seorang gadis yang tidak mengenakan pakaian sehelaipun. Saat itu, kata Sochib, si pria hendak memasukan 'anunya' ke tempat terlarang sang gadis.

"Aksi itu kemudian digagalkan petugas. Keduanya diamankan di mapolsek," tuturnya.

Peristiwa pencabulan anak di bawah umur itu terjadi pukul 12.00 WIB, Minggu (10/1/2010). Saat itu dua sejoli datang ke kebun teh untuk memadu kasih. Suasana yang dingin dan sepi membuat keduanya lupa diri.

Situasi yang mendukung, keduanya yang sudah kemasukan setan kemudian bergumul. Jalil tak kuat menahan nafsunya meminta Mayangsari untuk berhubungan intim.

Bujuk rayu terus dilakukan Jalil yang baru 1 bulan menjalin hubungan dengan Mayangsari. Saat sang pacar meraba-raba bagian sensitifnya, Mayangsari berteriak ketakutan. "Dia minta kegadisan saya, untuk membuktikan cinta," ungkap Mayangsari dengan wajah tertunduk di hadapan petugas.

Jalil mengaku perbuatan itu dilakukan suka sama suka. Bahkan aksi itu tidak yang pertama kali, namun sudah 5 kali. "Awalnya dia mau kok saya gitukan, tapi di hadapan polisi menolak," ujar Jalil sambil melirik Mayangsari.

Jalil dijerat pasal 82 UU RI No 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak dan ancaman hukumannya 10 tahun penjara.

Polisi Khawatir Paham Komunis Muncul di Lumajang

Selasa, 12/01/2010 12:15 WIB
PKI Muncul di Facebook
Polisi Khawatir Paham Komunis Muncul di Lumajang
Harry Purwanto - detikSurabaya



Lumajang - Munculnya ideologi organisasi terlarang yang mengatasnamakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Facebook, membuat Polres Lumajang khawatir. Untuk mengantisipasi, seluruh jajaran diminta mewaspadai munculnya pendukung partai terlarang itu.

"Dengan munculnya PKI di tahun 2010 melalui facebook, anggoat polisi harus siaga, terhadap bahaya laten itu. Untuk itu Kami akan pantau facebookers Lumajang yang gabung PKI" kata Kapolres Lumajang, AKBP Dedy Prasetyo, saat APP (Acara Perintah Pimpinan) di Halamam Mapolres, Selasa (12/1/2010).

Menurut dia, PKI di Indonesia masih dilarang oleh pemerintah dan itu sangat berbahaya bagi persatuan dan kesatuan bangsa. Sehingga polisi perlu mewaspadai muncul paham komunis yang bisa membuat kekacauan di masyarakat.

"Ideologi PKI bisa tumbuh subur di kalangan masyarakat bawah, khususnya pedesaan. Sehingga bisa muncul kapan pun," tutur AKBP Dedy Prasetyo.

Kekhawatirkan Polres Lumajang terkait dukungan PKI di situs jejaring sosial facebook, lantaran bisa dikunjungi segala lapisan masyarakat, petani, PNS dan pelajar melalui warnet.

"Jika banyak yang mengakses facebook PKI, siapa pun bisa terpengaruh," ungkap Kapolres.

Untuk mewaspadai faham komunis ini semakin menyebar, Kapolres memintai satuan intelijen Polri melakukan pemantauan dan pengawasan di masyarakat. Sehingga gerakan-gerakan paham komunis bisa terdeteksi dini.

Permintaan Siswa SDN 2 Selokgondang Dicuekin Bupati

Rabu, 20/01/2010 13:53 WIB
Buntut Kepsek Dimutasi
Permintaan Siswa SDN 2 Selokgondang Dicuekin Bupati
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Ratusan siswa SDN 2 Selokgondang, Lumajang, Selasa (19/1/2010) kemarin melakukan aksi mogok belajar menuntut kepala sekolah mereka yang dimutasi dikembalikan. Sayangnya, permintaan siswa ini dicuekin oleh Bupati Lumajang.

"Pokoknya saya tidak akan membatalkan mutasi kepala sekolah mereka, biar mereka bolos sekolah, siapa yang rugi nanti," kata Bupati Lumajang, Sahrojat Masdar, saat ditemui wartawan usai membuka PORSENI MI se Kabupaten Lumajang, di Stadion Semeru, Rabu (20/1/2010).

Menurut dia, pergantian kepala sekolah SD Selokgondang 2 Kecamatan Sukodono sudah melalui penilaian demi kemajuan pendidikan di Lumajang. "Yang berhak mutasi itu saya, apa murid, mereka kok berani main aksi mogok belajar," ujar Sahrojat.

Pantauan detiksurabaya.com, di SDN Selokgondang, masih banyak siswa yang melakukan aksi mogok belajar. Hanya namapak beberapa siswa kelas 6 dan 3 yang masuk sekolah. Sedangkan kelas 1,2,4 dan 5 nyaris tidak ada aktivitas belajar mengajar.

Aksi mogok para siswa ini lantaran kepala sekolah mereka, Gatot Parasit, dimutasi ke SDN 2 Bondoyudo, Kecamatan Sukodono dan digantikan Sri Mahendra sejak, Senin (18/1/2010) kemarin.

Ketua komite sekolah Muhammad Sa'ud ditemui di rumahnya mengatakan, pihaknya sudah membujuk siswa untuk masuk sekolah, namun mereka enggan masuk dan memilik bermain.

"Para siswa mau masuk sekolah bila pak Gatot Parasit kembali," tegas dia.

Kasek Dimutasi, Ratusan Siswa Bolos Sekolah

Selasa, 19/01/2010 10:01 WIB
Kasek Dimutasi, Ratusan Siswa Bolos Sekolah
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Ratusan siswa SDN 2 Selokgondang Kecamatan Sukodono Kabupaten Lumajang melakukan aksi mogok belajar alias bolos sekolah, Selasa (19/1/2010). Aksi para siswa itu bentuk protes pergantian kepala sekolah yang baru.

Pasalnya Kepala Sekolah Gatot Parasit dimutasi ke SDN 2 Bondoyudo Kecamatan Sukodono dan digantikan Sri Mahendra sejak, Senin (18/1/2010) kemarin.

"Siswa tidak masuk sekolah karena enggan menerima kepala sekolah yang baru. Mereka minta kepada Gatot untuk kembali ke sini," kata Ketua Komite sekolah SDN 2 Selok Gondang, Sa'ud (45) kepada wartawan di lokasi.

Menurut dia, sebelum ada pergantian pihak wali murid dan para siswa pernah mendatangi kantor Dinas Pendidikan Kecamatan Sukodono agar tidak memutasi Kepala Sekolah Gatot Parasit. Namun tidak mendapat tanggapapa, malah terkesan membiarkan kekacauan di sekolah berlanjut.

"Kami juga pernah surati dinas pendidikan, namun belum ada tanggapan," ungkap Sa'ud.

Sedangkan Kepala Sekolah SDN 2 Selokgodang yang baru Sri Mahendra mengaku kaget kedatangannya bertugas malah terjadi aksi mogok belajar para siswa. Bahkan dia mengaku bingung apa yang harus dilakukan dengan para siswa yang tidak masuk sekolah.

"Kalau bengini proses belajar mengajar terhenti, apalagi Unas sudah dekat," kata Sri Mahendra di ruangannya kepada wartawan.

Sementara dari pantauan detiksurabaya.com, sekolah SDN Selokgondang sepi dari aktivitas belajar mengajar. Dari 256 siswa mulai dari kelas I hingga kelas VI kompak tidak masuk sekolah. Sedangkan para guru-guru tampak di ruangnya dan hanya ngerumpi dan bercanda. Sedangkan di ruang-ruang kelas yang sepi itu masih tertata apik kursi yang diletakkan di atas meja.
(fat/fat)

Takut Ditangkap Polisi, 2 Penjudi Tewas Setelah Terjun ke Sungai

Rabu, 20/01/2010 16:12 WIB
Takut Ditangkap Polisi, 2 Penjudi Tewas Setelah Terjun ke Sungai
Harry Purwanto - detikSurabaya

Lumajang - Nasib dua penjudi kupon putih atau togel ini sungguh malang. Karena ketakutan dengan polisi keduanya nekat menceburkan diri ke Sungai Bondoyudo, Desa Yosowilangun Kidul, Kecamatan Yosowilangun, Lumajang.

Adhim (34) dan Yoni (27) warga Desa Wotaglih, Kecamatan Yosowilangun ditemukan tewas tersangkut tumpukan bambu di dasar sungai.

"Waktu kami grebek keduanya loncat ke sungai dan kami tidak lagi mengejarnya. Mereka terjun dan terus menyelam," kata KapolsekYosowilangun AKP Edi Santoso di Puskesmas Yosowilangun, Rabu (20/01/2010).

Menurut Edi, kejadian ini bermula Polsek Yosowilangun menerima laporan warga tentang kegiatan perjudian togel di warung di pinggir Sungai Bondoyudo di Desa Yosowilangun Kidul. Menanggapi laporan warga, polisi bergerak menuju tempat perjudian.

"Melihat polisi datang meraka berusaha melarikan diri dengan cara menceburkan diri kesungai," tutur Edi.

Jenazah keduanya dibawa ke Puskemas Yosowilangun untuk diotopsi. Isak tangis keluarga mengiringi jenazah keduanya. Ratusan warga kemudian mengawal jenazah saat dibawa pulang ke rumah duka.

"Saya menyayangkan tindakan polisi yang main gerebek dan menewaskan kakak saya. Semoga kejadian ini tidak terulang kembali," harap Suhaebi (30) kerabat Adhim.

Jembatan Grobogan Rusak Parah, Jalur Lumajang-Probolinggo Terputus

Jumat, 22/01/2010 12:05 WIB
Jembatan Grobogan Rusak Parah, Jalur Lumajang-Probolinggo Terputus
Harry Purwanto - detikSurabaya



Jembatan Grobogan/Harry P

Lumajang - Jalur yang menghubungkan Lumajang dan Probolinggo terputus. Putusnya jalur lalu lintas ini akibat jembatan Grobogan yang ada di Desa Desa Grobongan, Kecamatan Kedung Jajang rusak parah.

Pengamatan detiksurabaya.com, Jumat (21/1/2010) kondisi jembatan mengalami banyak retakan, besi kontruksi mencuat ke permukaan, dan penurunan tiang pancang jembatan.

Akibat retaknya jembatan ini, arus jalur lalu lintas ditutup total. Kendaraan roda empat dilarang melintas hanya roda dua di jalur tersebut.

"Jembatan penghubung Lumajang-Probolinggo retak-retak disejumlah badan jalan, terpaksa kami tutup total," kata Kasatlantas Polres Lumajang, AKP Yuliati, ditemui di Jembatan Grobongan.

Menurut Yuli, pihaknya saat ini berupaya mengalihkan arus kendaraan yang akan menuju arah Probolinggo, Lumajang dan Jember. "Sampai saat ini kami masih mengalihkan kendaraan melalui jalan alternatif Kecamatan Randuagung Menuju Kecamatan Sumberbaru tembus Tanggul-Jember," tegasnya.

Yuli menambahkan, kendaraan dari Probolinggo yang menuju ke Lumajang dan Jember disarankan lewat jalur simpang tiga di Kecamatan Klakah ke arah Timur. Sedangkan dari Jember bisa lewat jalur Kecamatan Tanggul dan Kecamatan Jatiroto.

"Jalur altenatif itu, jalannya sangat sempit dan banyak yang rusak,jadi pengendaraan roda empat untuk berhati-hati," ungkapnya.

Dari pantauan, di atas Jembatan Grobogan saat ini tertata sejumlah tong agar kendaraan roda empat tidak bisa lewat di jembatan itu. Untuk sementara, hanya kendaraan roda dua saja yang diperbolehkan lewat.

Kondisi jembatan yang cukup parah di bagian utara, karena sambungan jembatan bergeser 25 centimeter ke arah timur, dan badan jembatan ambles sedalam 30 centimeter.

"Jika jembatan ini tidak segera diperbaiki, perekonomian di Lumajang bisa mengkhawatirkan, kasihan masyarakat," terang Yuliati.

Rudal D230 Buatan PT Pindad Diuji Menristek

Rabu, 27/01/2010 13:27 WIB
Rudal D230 Buatan PT Pindad Diuji Menristek
Harry Purwanto - detikSurabaya



Suasana Uji Coba Rudal D230/Harry Purwanto
Lumajang - Menristek Suharna Suryapranata melakukan uji coba rudal D230 buatan PT Pindad Malang. Dalam uji coba ini, rudal buatan dalam negeri ini mampu melesak sejauh 10 hingga 20 kilometer.

Rudak berkaliber 122 milimeter ini diuji coba di lapangan tembak Desa Pandanwangi, Kecamatan Tempeh, Lumajang, Rabu (27/1/2010).

"Dengan uji rudal D230 buatan asli Indonesia, saya harapkan bisa memenuhi kebutuhan TNI dalam menjaga NKRI," kata Suharna Suryapranata pada sejumlah wartawan di lokasi uji coba.

Rudal D230 yang diuji coba ada 2 type, yakni RX1210 yang memilik berat 45 Kg, panjang 3 Meter, gaya dorong 1.000 Kilogram dan memiliki jangkuan 11 Km. Serta rudal Double Stage miliki berat 87 kilogram, panjang 4 meter, daya dorong 1.000-1.500 kg dan memiliki jangkuan 18 km.

Sementara, Dirut Pindad Malang, Adik Alfianto Sudarsono, mengatakan uji coba rudal ini dimaksudakan sekedar untuk kajian. Apabila hasilnya baik akan dilakukan produksi massal dan dijual.

"Semoga rudal D230 bisa menjadi senjata andalan TNI ke depan," ungkapnya.

Saat ini, PT Pindad Malang baru membuat 70 buah rudal D230. Jika dalam uji coba sudah baik, dan memenuhi kriteria, maka akan diprosuksi massal.

"Yang berminat rudal D230 masih TNI AL dan AD saja," ungkap Adik Alfianto.

Satu Rudal Buatan PT Pindad Nyasar ke Tambak Udang

Rabu, 27/01/2010 16:05 WIB
Diuji Coba Menristek
Satu Rudal Buatan PT Pindad Nyasar ke Tambak Udang
Harry Purwanto - detikSurabaya



Lumajang - Uji coba peluncuran rudal buatan PT Pindad yang dilakukan Menristek Suharna Suryapranata tidak sesuai rencana. 1 Rudal melesak melebih target, dan jatuh di area tambak udang.

Kapolres Lumajang, AKBP Dedy Prasetyo, saat ditemui sejumlah wartawan di Mapolres membenarkan kejadian tersebut. Bahkan petugas dari Polsek Yosowilangun sudah memasang police line di tempat jatuhnya selongsong rudal buatan PT Pindad Malang.

Informasi yang berhasil dihimpun, rudal itu jatuh di tambak udang milik PT Windu Kencana di Desa Wotgalih, Kecamatan Yosowilangun.

"Untuk ganti rugi akan diserahkan oleh PT Pindad, dan mereka siap menanggungnya" ungkap Dedy Prasetyo.

Rudal yang jatuh ditambak udang pertama kali diluncurkan oleh Menristek, sekitar pukul 08.00 WIB. Rudal yang melesak melebihi target ini type RX1210 memiliki berat 45 kg, panjang 3 meter, gaya dorong 1.000 Kilogram dan memiliki jangkuan 11 km.

"Semua rudal yang diuji coba, hanya satu rudal yang melesat melebihi daya jangkaunya," tutur Kapolres.

Dari informasi yang dihimpun dari Kapolres Lumajang, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Karena saat uji coba rudal dilakukan, semua masyarakat dilarang beraktivitas di sekitar pantai selatan.

Selongsong Rudal Ujicoba PT Pindad Makan Korban

abu, 27/01/2010 19:56 WIB
Selongsong Rudal Ujicoba PT Pindad Makan Korban
Harry Purwanto - detikSurabaya



suasana lokasi uji coba rudal
Lumajang - Rudal yang diujicobakan oleh PT Pindad Malang memakan korban. Selongsong rudal tersebut jatuh menimpa gubuk yang dihuni oleh pasangan suami istri warga Dusun Rekesan, Desa Pandan Arum, Kecamatan Tempeh, Lumajang.

Akibat kejatuhan selongsong rudal ujicoba tersebut, Muhammad (60), mengalami luka bakar pada tubuhnya. Sedangkan istrinya, Tiyamah (50), kaki kirinya putus yang diduga tertimpa selongsong rudal.

Dari informasi yang dihimpun, rudal tersebut jatuh menimpa gubuk hingga mengalami rusak sekitar pukul 15.00 WIB, Rabu (27/1/2010).

Menurut saksi mata, Ibu Nurhadi (55), warga Dusun Rekesan, Desa Pandan Arum, Kecamatan Tempeh menceritakan, saat itu dirinya hanya berada sekitar 20 meter dari lokasi kejadian.

Awalnya, dia mendengar suara ledakan rudal dari arah barat dari lokasi latihan yang hanya berjarak 3 km. Tiba-tiba, rudal yang diluncurkan ke arah timur berbalik ke arah barat, dan langsung menimpa gubuk milik Muhammad.

"Setelah itu saya mendengar teriakan dari dalam gubuk. Tulong... tulong... Lalu saya lari ke gubuk itu," ujar Ibu Nurhadi, kepada detiksurabaya.com, di RSUD Dr Haryoto, Lumajang.

Setelah dirinya menghampiri gubuk itu dan berusaha menolong, kemudian datang seseorang berpakaian tentara serta warga lainnya untuk menolong dua korban tersebut.

Kemudian dua korban dibawa ke rumah sakit dengan menggunakan mobil ambulance milik TNI.

Sementara itu, saat ini kedua korban masih menjalani perawatan intensif di ruang UGD RSUD Dr Haryoto, Lumajang.

Dua Korban Selongsong Rudal PT Pindad Masih Jalani Perawatan

Rabu, 27/01/2010 23:07 WIB
Dua Korban Selongsong Rudal PT Pindad Masih Jalani Perawatan
Harry Purwanto - detikSurabaya



Lumajang - Dua warga Lumajang yang tertimpa selongsong rudal ujicoba milik PT Pindad Malang masih menjalani perawatan di RSUD Dr Haryanto. Satu korban mengalami luka bakar 50 persen, dan satunya lagi kakinya putus.

Dokter jaga RSUD Dr Haryoto, Lumajang, dr Direndras, saat ditemui detiksurabaya.com, Rabu (27/1/2010) malam mengatakan, Muhammad (60), mengalami luka bakar devinisi 2B atau 50 persen. Luka bakar berada di punggung, dan sekujur kaki.

Sedangkan Tiyamah (50), istri Muhammad mengalami patah kaki di bawah lutut. Sehingga tim dokter berencana akan melakukan amputasi agar tidak mengalami pembusukan.

Seperti diberitakan sebelumnya, rudal yang diuji cobakan oleh PT Pindad Malang memakan korban. Selongsong rudal tersebut jatuh menimpa gubuk yang dihuni oleh pasangan suami istri warga Dusun Rekesan, Desa Pandan Arum, Kecamatan Tempeh, Lumajang.

Tetangga Korban Minta PT Pindad Tanggung Jawab

Rabu, 27/01/2010 23:27 WIB
Ujicoba Rudal Makan Korban
Tetangga Korban Minta PT Pindad Tanggung Jawab
Harry Purwanto - detikSurabaya


Lumajang - Warga Desa Pandan Arum, Kecamatan Tempeh, Lumajang menuntut agar PT Pindad bertanggungjawab terhadap 2 korban selongsong rudal ujicoba. Mereka meminta agar biaya perawatan dan perbaikan gubuk yang rusak segera diberikan.

"Warga Sudah ngomong pada pak Lurah, supaya yang mengadakan ujicoba rudal harus bertanggung jawab," kata Suhar (45), tetanggak korban saat ditemui di RSUD Haryoto, Lumajang, Rabu (27/1/2010) malam.

Dari pengamatan detiksurabaya.com, malam ini puluhan warga Desa Pandan Arum masih hilir mudik ke rumah sakit tempat dua korban selongsong rudal dirawat. Kedatangan mereka untuk melihat kondisi Muhammad dan istrinya yang luka parah.

"Kita ingin tahu kondisi pak Muhammad dan Bu Tiyamah, mas," ujar Suhar (45), diamini beberapa tetangganya yang lain.

Seperti diberitakan sebelumnya, rudal yang diuji cobakan oleh PT Pindad Malang memakan korban. Selongsong rudal tersebut jatuh menimpa gubuk yang dihuni oleh pasangan suami istri warga Dusun Rekesan, Desa Pandan Arum, Kecamatan Tempeh, Lumajang.

Akibat kejatuhan selongsong rudal ujicoba tersebut, Muhammad (60), mengalami luka bakar pada tubuhnya. Sedangkan istrinya, Tiyamah (50), kaki kirinya putus.

Korban Selongsong Rudal PT Pindad

Rabu, 27/01/2010 23:46 WIB
Korban Selongsong Rudal PT Pindad
Muhammmad: Ingin Tonton Ujicoba Rudal Malah Jadi Korban
Harry Purwanto - detikSurabaya



Muhammad dan Istrinya
Lumajang - Nasib naas memang tidak bisa diterka. Awalnya ingin menonton ujicoba peluncuran rudal, tapi malah menjadi korban. Itulah yang dirasakan Muhammad dan istrinya, warga Desa Pandan Arum, Kecamatan Tempeh, Lumajang.

Muhammad (60), yang saat ini dirawat di ruang bedah RSUD Dr Haryoto menceritakan, saat selonsong rudal menghantam gubuknya, dia bersama istri sedang duduk di depan gubuk.

Dia mengaku kaget saat rudal yang diluncurkan ke arah timur, tiba-tiba kembali dan mengarah ke gubuknya. "Waktu rudal menuju ke gubuk, saya sama istri mau lari, tapi seperti ada yang menahan," ujar Muhammad, sambil menahan sakit, Rabu (27/1/2010) malam.

Sesaat setelah rudal menerjang gubuknya, dia mengaku sempat akan menolong istrinya. Namun, saat itu dirinya melihat kaki kiri istrinya sudah putus, dan pingsan. Karena dirinya juka mengalami luka, maka dia hanya bisa berteriak minta tolong.

"Saya minta tolong pada warga," tutur Muhammad.

Muammad menambahkan, sesaat setelah dia berteriak minta tolong, datang para warga bersama seorang yang memakai baju tentara. Setelah itu, dia bersama istrinya dinaikan ambulance dibawa ke rumah sakit.

"Saya sama istri diangkut menggunakan ambulance di bawa ke rumah sakit," jelasnya.

Kini, Muhammad berharap pihak yang melakukan ujicoba rudal bertanggung jawab terhadap biaya pengobatannya. Karena sebagai buruh tani, dia mengaku tidak kuat membayar biaya rumah sakit.

"Saya mohon apa yang menimpa kami ada yang bertanggung jawab," harapnya dengan mata berkaca-kaca.

Sementara itu, Tiyamah (50), yang kakinya putus masih belum bisa diajak untuk berkomunikasi. Kondisi korban saat ini masih terlihat shock

Selongsong Rudal Nyasar Disebabkan Terjangan Angin 20 Knot

Kamis, 28/01/2010 00:09 WIB
Selongsong Rudal Nyasar Disebabkan Terjangan Angin 20 Knot
Harry Purwanto - detikSurabaya


Rudal saat diujicobakan
Lumajang - Hembusan angin dengan kecepatan 20 knot menjadi penyebab selongsong rudal yang diujicoba PT Pindad Malang berbalik arah dan jatuh di gubuk milik warga. Akibat kejadian ini, dua penghuninya mengalami luka.

Hal tersebut disampaikan Asisiten Deputi Menristek bagian Riset, Teknologi dan Ekonomi, Gunawan, pada sejumlah wartawan di Hotel Aloha, Jalan Ahmad Yani, Lumajang, Rabu (27/01/2010) malam.

"Hasil kajian dan evaluasi kami, Pada saat diluncurkan, angin mendadak bertiup kencang hingga 20 knot," kata Gunawan.

Menurut dia, dengan hembusan angin yang sangat kencang menyebabkan arah rudal yang diluncurkan menyimpang. Sehingga rudal yang memiliki daya jangkau 11 Kilometer berbalik arah menghantam gubuk.

"Dugaan kami, yang terkena hembusan angin yang kencang dibagian belakang rudal, sehingga berbelok," tutur Gunawan.

Selongsong rudal yang memakan korban dua warga merupakan type RX1210, memiliki berat 45 kg, panjang 3 meter, gaya dorong 1.000 Kilogram dan memiliki jangkuan 11 km.

Gunawan menambahkan, untuk biaya perawatan dan pengobatan dua korban akan ditanggung oleh pihak PT Pindan Malang dan Kemeterian Riset dan Teknologi. Bahkan rumah tinggal korban juga akan diperbaiki.

"Pokoknya segala sesuatu yang diakibatnya uji coba rudal, biayanya kami tanggung semua," jelas Gunawan.

Biaya Rumah Sakit Korban Selongsong Rudal Rp 15 Juta

Kamis, 28/01/2010 11:48 WIB
Biaya Rumah Sakit Korban Selongsong Rudal Rp 15 Juta
Harry Purwanto - detikSurabaya




Lumajang - Dua warga Lumajang yang tertimpa selongsong rudal ujicoba milik PT Pindad Malang masih menjalani perawatan intensif. Meski kondisi Muhammad (60), sudah membaik, namun tetap akan dilakukan operasi untuk pembersihan luka bakar yang mencapai 50 persen.

Sedangkan Tiyamah (50), istri Muhammad saat ini masih berada di ruang ICU, karena usai menjalani operasi amputasi kaki kirinya. Kondisi wanita tua ini sudah membaik dan sadarkan diri.

"Kami terus melakukan pemantauan kondisi dua korban setiap jamnya," kata Wakil Direktur Rumah Sakit Dr Haryoto, dr Indrajudi, pada sejumlah wartawan, Kamis (28/1/2010).

Untuk perkiraaan biaya perawatan kedua korban, menurut Indrajudi, akan menghabiskan Rp 15 juta. Dengan perincian biaya, untuk Muhammad, yang mengalami luka bakar sekitar Rp 5 Juta. Sedangkan Tiyamah, menghabiskan Rp 10 juta.

"Terkait biaya, bisa bertambah tergantung obat dan kondisi korban apa membaik atau sebaliknya," jelasnya.

Meski konsidinya sudah membaik, Muhammad mengaku masih merasakan panas akibat luka bakar di sekujur tubuhnya. "Tubuh saya terasa panas sejak tadi malam mas," ungkap Muhammad saat ditemui wartawan di ruang perawatan kelas 2 Kenanga.

Sementara, Bunyarianto, anak korban menyatakan kedua orangtuanya baru diperbolehkan pulang sekitar 1 minggu kedepan. "Kami sudah menerima ini musibah mas, tapi tolong pihak terkait uji coba rudal untuk tanggung jawab," kata Bunyarianto.

Pantauan detiksurabaya.com di RSUD Haryoto, dua korban selongsong rudal saat ini menjadi pusat perhatian pengunjung rumah sakit. Bahkan banyak warga yang mengintip dari jendela ruang perawatan korban.

Kementerian Ristek Minta Maaf dan Santuni Korban Ujicoba Rudal

amis, 28/01/2010 13:11 WIB
Kementerian Ristek Minta Maaf dan Santuni Korban Ujicoba Rudal
Harry Purwanto - detikSurabaya



Lumajang - Dua korban selonsong rudal, dijenguk Kementerian Riset dan Teknologi, serta perwakilan dari PT Pindad Malang. Kedatangan 2 perwakilan ini untuk minta maaf dan memberikan santunan kepada pasangan suami istri yang menjadi korban.

"Kami mengunjungi korban untuk memberikan santunan, serta meminta maaf," kata Asisten Deputi Menristek bagian Riset, Teknologi dan Ekonomi, Goenawan Wybisono, saat dihubungi detiksurabaya.com tengah berada di RSUD Dr Haryoto, Lumajang, Kamis (28/1/2010).

Menurut dia, santunan uang ini nantinya akan disalurkan melalui rekening bank, dan meminta agar pihak keluarga untuk secepatnya membuat rekening baru.

"Untuk jumlah santunan kami tidak bisa memberitahu, karena akan kami berikan setelah korban mempunyai rekening bank sendiri," jelas Goenawan.

Selain akan diberikan santunan uang, Kementerian Ristek dan PT Pindad juga akan menanggung biaya rumah sakit serta perbaikan tempat tinggal pasangan suami istri yang tertimpa selongsong rudal.

"Yang diperbaiki bukan gubuk, tapi tempat tinggal mereka berdua. Untuk itu kami akan mengecek ke rumah korban apa saja yang perlu diperbaiki," tutur Goenawan.

Selain memberikan saantunan kepada pasangan Muhammad dan Tiyamah, Kementerian Ristek dan PT Pindad juga akan memberikan ganti rugi kepada PT Windu Kencana di Desa Wotgalih, Kecamatan Yosowilangun, karena satu rudal yang tengah diujicoba jatuh ke area tambak udang.

"Usai dari rumah dua korban, kami akan mengecek dan menghitung kerugian yang dialami pemilik tambaK udang. Pokoknya segala sesuatu yang disebabkan ujicoba rudal kemarin, kami akan tanggung semua," pungkasnya.

Polisi akan Selidiki Penyebab Selongsong Rudal Nyasar

Kamis, 28/01/2010 15:25 WIB
Polisi akan Selidiki Penyebab Selongsong Rudal Nyasar
Harry Purwanto - detikSurabaya



Lumajang - Polres Lumajang akan melakukan penyelidikan terkait penyebab jatuhnya selongsong rudal yang jatuh menimpa gubuk dan melukai 2 orang warga. Guna mencari kepastian, polisi akan meminta keterangan PT Pindad dan Kementerian Ristek.

"Saat ini kami masih melakukan olah TKP di jatuhnya rudal dan menimpa dua orang warga," Kata Kapolres Lumajang, AKBP Dedi Prasetyo, saat dihubungi, Kamis (28/1/2009).

Menurut dia, selain melakukan olah TKP, pihaknya juga akan memintai keterangan PT Pindad dan Kementerian Ristek sebagai penyelenggaran uji coba hingga ada selongsong rudal nyasar.

"Secepatnya kami akan selidiki dengan meminta keterangan saksi," ungkap Kapolres.

Saat disinggung ada unsur kelalaian dalam peritiwa itu, AKBP Dedi Prasetyo enggan berkomentar lebih jauh. Pihaknya masih menunggu hasil olah TKP oleh tim Polres Lumajang dan keterangan para saksi.

"Selain PT Pindad dan Kementerian Ristek, kami akan mintai keterangan dari Kepala Desa Pandan Arum," jelasnya.

Korban Selongsong Rudal Disantuni Rp 300 Ribu Selama 3 Tahun

Jumat, 29/01/2010 13:25 WIB
Korban Selongsong Rudal Disantuni Rp 300 Ribu Selama 3 Tahun
Harry Purwanto - detikSurabaya



Lumajang - Dua warga Lumajang yang tertimpa selongsong rudal ujicoba milik PT Pindad Malang segera diberi santunan. Santunan sebesar Rp 300 ribu per bulan itu akan disalurkan lewat rekening korban selama 3 tahun.

Sayangnya, santunan itu baru akan diberikan oleh PT Pindad setelah korban dinyatakan sembuh dengan adanya surat pernyataan dari dokter.

"Saya sudah setujui biaya hidup yang akan diberikan oleh PT Pindad sebesar Rp 300 ribu selama 3 tahun," kata Bunyar Rianto, anak kedua pasangan Muhammad dan Tiyamah, saat dihubungi detiksurabaya.com, Jumat (29/1/2010).

Menurut dia, selain satunan biaya hidup selama 3 tahun. PT Pindad juga menanggung segala biaya pengobatan di rumah sakit sampai kedua korban dinyatakan sembuh oleh dokter. Tidak hanya itu, PT Pindad juga melakukan renovasi rumah Muhammad.

"Kalo rumah bapak akan diberi keramik, dipasangi plafon dan internit, serta pengecatan di ruang tamu dan teras rumah," jelas Bunyar.

Surat pernyataan kesanggupan untuk menanggung biaya pengobatan, perbaikan rumah dan satunan biaya hidup selama 3 tahun ditanda tangani oleh Restu Purwowidodo, selaku Kepala Departemen Engineering Divisi Munisi PT Pindad (Persero).

Sedangkan dari pihak keluarga korban, diwakili Bunyar Rianto (35) anak kedua korban, serta Jatmiko (55).

Sementara yang menjadi saksi dalam surat kesepakatan, ditandatangani Camat Tempeh Sugeng Priyono, Danramil Tempeh Lettu Suyono, Kapolsek Tempeh Aipda Lugito, Bakesbangpol Lumajang Teguh Imam Santuso dan Kades Pandan Arum Usman.

Sementara itu dari penyataan Direktur RSUD Dr Haryoto Lumajang, dr Triworo Setyowati, kondisi korban saat ini sudah membaik. Namun, keduanya masih berada di ruang ICU, agar luka keduanya tidak mengalami infeksi.